Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ketahui Pengapuran Plasenta pada Masa Kehamilan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 06 Nov 2025 08:30 WIB

ibu hamil dan dokter
Ketahui Pengapuran Plasenta pada Masa Kehamilan/Foto: Getty Images/DragonImages
Daftar Isi
Jakarta -

Ibu hamil dapat mengalami pengapuran plasenta. Seiring bertambahnya usia kehamilan, plasenta mengalami penuaan alami yang dikenal dengan pengapuran plasenta. Kondisi ini bisa normal, tetapi juga perlu diwaspadai jika muncul terlalu dini.

Pengapuran plasenta yang terjadi di akhir kehamilan sebenarnya normal dan umum terjadi. Kondisi ini biasanya juga tidak menimbulkan masalah kesehatan pada ibu hamil atau bayi. Namun jika terjadi lebih awal, ibu hamil rentan mengalami komplikasi.

Apa itu pengapuran plasenta?

Pengapuran plasenta adalah ketika terjadinya endapan kalsium yang berbentuk bulat kecil menumpuk di plasenta. Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Tanya Tantry, MD, pengapuran plasenta terjadi secara alami seiring mendekati akhir kehamilan. 

"Jika kalsifikasi plasenta terjadi sebelum minggu ke-36, hal ini dapat menyebabkan komplikasi bagi Anda dan bayi Anda," kata Tantry dilansir dari Flo Health. 

Dilansir Baby Centre, plasenta sebenarnya mengalami empat tingkat pengapuran, dari 0 (plasenta paling imatur) hingga 3 (plasenta paling matang) selama kehamilan. Nilai-nilai tersebut menunjukkan tingkat simpanan kalsium di plasenta dari tidak ada pada tingkat 0, hingga banyak pada tingkat 3.

Ada ibu hamil yang mungkin mengalami kemajuan dari tingkat 1 di trimester kedua, menjadi tingkat 3 pada usia kehamilan 39 minggu.

Kapan pengapuran plasenta terjadi?

Semua pengapuran plasenta dimulai pada tingkat nol pada awal kehamilan dan perubahan dapat dimulai sejak usia 12 minggu dan seterusnya. Berikut ini perkembangan pengapuran plasenta:

Tingkat 0

Ini berarti tidak ada timbunan kalsium yang terlihat di plasenta. Seorang ibu hamil dapat berada pada tingkat ini sepanjang kehamilan, atau plasenta dapat berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.

Tingkat 1

Beberapa deposit kalsium mulai dapat diamati. Hal ini bisa terjadi kapan saja, antara usia kehamilan 18 hingga 29 minggu.

Tingkat 2

Endapan kalsium lebih banyak terlihat dengan sedikit lekukan pada lapisan plasenta yang menempel pada rahim. Hal ini dapat terjadi pada usia kehamilan 30 hingga 38 minggu.

Tingkat 3

Tingkat 3 biasanya baru terjadi pada minggu ke-39 kehamilan. Plasenta tingkat 3 dikenal sebagai plasenta yang mengalami pengapuran parah. Pada tahap ini, lekukan dalam atau struktur endapan kalsium berbentuk cincin dapat terlihat di dalam plasenta.

Pengapuran plasenta hanya dapat diamati selama pemeriksaan USG dengan melihat kondisi plasenta dan memeriksa simpanan kalsium. Endapan kalsium pada akhirnya menimbulkan lekukan.

Gejala pengapuran plasenta

Tantry mengatakan bahwa ibu hamil yang mengalami pengapuran plasenta mungkin tidak akan merasakan gejala fisik apa pun. Salah satu gejala paling umum yang dideskripsikan pada ibu hamil dengan pengapuran plasenta adalah bayi tampak bergerak lebih sedikit dari biasanya atau berhenti bergerak sama sekali, meskipun usia kehamilannya sudah mendekati aterm. 

Perempuan dengan pengapuran plasenta biasanya akan menyadari bahwa bayi mereka tampak bergerak lebih sedikit ketika mereka bangun di pagi hari.

Jika setelah bangun dan bergerak, Bunda merasakan bayi masih tidak bergerak atau bergerak jauh lebih sedikit dari biasanya, segera hubungi dokter atau bidan. Ingatlah untuk memercayai naluri dan intuisi keibuan. Tidak ada salahnya menghubungi penyedia layanan kesehatan jika Bunda khawatir.

Penting untuk waspada dan memberi tahu dokter jika Bunda mengalami gejala sebagai berikut:

  • Merasakan lebih sedikit gerakan (jika bayi tidak bergerak sesuai pola dan frekuensi biasanya).
  • Merasa pertumbuhan rahim melambat.
  • Merasakan nyeri yang menusuk di punggung bagian bawah atau perut bagian bawah.
  • Mulai mengalami kontraksi.
  • Mengalami bercak atau pendarahan.
  • Percayai naluri dan konsultasikan dengan dokter jika mengkhawatirkan kesehatan diri dan janin.

Penyebab dan faktor risiko pengapuran plasenta

Berikut beberapa penyebab yang dikaitkan dengan pengapuran dini:

  • Tekanan darah tinggi dalam kehamilan.
  • Kebiasaan merokok atau paparan asap rokok.
  • Infeksi selama kehamilan.
  • Kekurangan antioksidan.
  • Usia ibu > 35 tahun.
  • Diabetes gestasional.

Komplikasi pengapuran plasenta

Pengapuran plasenta dapat menimbulkan risiko komplikasi jika terjadi pada usia 36 minggu atau kurang. Jika dokter mendeteksi pengapuran prematur pada plasenta, mereka mungkin akan memantau kondisi janin untuk memastikannya mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi.

"Semakin dini kondisi ini terjadi, semakin besar risiko yang mungkin terjadi pada bayi dan kelahiran prematur," ungkap Tantry.

1. Usia kehamilan 28–36 minggu

Pengapuran pada usia 28-36 minggu dianggap dini dan dapat meningkatkan risiko:

  • Janin kekurangan oksigen.
  • Pertumbuhan janin terhambat.
  • Risiko prematuritas.

2. Usia kehamilan 36 minggu

Pada fase ini, pengapuran masih aman jika plasenta berfungsi dengan baik. Dokter akan melakukan pemantauan lebih sering dengan USG Doppler.

3. Usia kehamilan 37–42 minggu

Pengapuran pada usia cukup bulan merupakan bagian dari penuaan alami plasenta. Namun jika plasenta tidak bekerja optimal, dokter bisa mempertimbangkan induksi persalinan lebih awal.

Cara mencegah pengapuran plasenta

Penyebab pengapuran prematur sejauh ini masih belum diketahui dengan jelas, sehingga tidak ada langkah pasti yang dapat diambil untuk melindungi diri dari hal tersebut. Namun, ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk meminimalkan risiko pengapuran dini, yakni:

  1. Menghindari rokok dan menjadi perokok pasif karena dapat meningkatkan risiko pengapuran plasenta.
  2. Risiko pengapuran plasenta meningkat jika Bunda juga mengalami hipertensi prenatal, diabetes, atau anemia. Jadi, pastikan untuk menangani kondisi tersebut sesuai dengan saran dari dokter.
  3. Pola makan sehat yang kaya antioksidan.
  4. Kurangi penggunaan garam dalam makanan. Asupan garam yang tinggi dapat memperburuk tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan pengapuran.

5 Makanan untuk mengurangi penyebab pengapuran plasenta

Menerapkan pola makan yang sehat bisa mengurangi risiko pengapuran plasenta. Misalnya, ibu hamil mendapatkan cukup antioksidan sehingga dapat mengurangi jumlah pengapuran dengan membantu tubuh mengeluarkan racun. 

Dikutip dari beberapa sumber, berikut 5 makanan untuk mengurangi pengapuran plasenta:

1. Sayuran berdaun gelap dan hijau

Mengutip Healthline, makanan berdaun gelap dan hijau cenderung mengandung nutrisi lebih tinggi seperti vitamin, antioksidan, zat besi, folat, kalsium, dan kalium.

Ibu hamil harus memprioritaskan makanan seperti sayuran berdaun seperti bayam, brokoli, dan kangkung dalam daftar makanan harian. Kandungan antioksidan di jenis-jenis sayuran tersebut dapat meningkatkan kekebalan tubuh, membantu pencernaan, dan mencegah sembelit.

2. Kacang-kacangan dan lentil

Ibu hamil dapat memasukkan kacang-kacangan dan lentil dalam diet harian. Makanan ini merupakan sumber protein, zat besi, folat, serat, dan kalsium.

Kacang-kacangan dan polong-polongan seperti buncis, kedelai bisa membantu mengurangi kemungkinan cacat saraf dan berat badan lahir rendah. Beragam jenis lentil juga mengandung tinggi antioksidan.

3. Buah-buahan

Mengonsumsi buah-buahan juga dapat mengurangi pengapuran plasenta. Buah-buahan seperti pisang, jeruk, berry yang kaya akan antioksidan, vitamin, karbohidrat, dan kalium.

Banyak pakar menyarankan ibu hamil mengonsumsi buah-buahan karena kaya akan nutrisi tersebut. Pilihlah buah-buahan dengan warna berbeda untuk mendapatkan banyak nutrisi.

4. Kacang

Kacang adalah camilan super sehat dan lezat yang kaya akan lemak sehat, antioksidan, protein, serat, dan mineral. Jenis kacang, seperti almond dan kenari dapat membantu mengurangi risiko persalinan prematur dan membantu perkembangan sistem saraf bayi. Segenggam kacang setiap hari juga dapat membantu ibu hamil tetap kuat dan sehat.

5. Ubi jalar

Ubi jalar menjadi salah satu makanan terbaik yang dapat ibu hamil konsumsi untuk menjaga kesehatan plasenta.

Ubi jalar adalah karbohidrat sehat yang kaya serat, kalium, antioksidan, zat besi, dan vitamin A. Pasokan vitamin A ke plasenta sangat penting untuk perkembangan mata, tulang, dan kulit bayi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda