
kehamilan
5 Makanan untuk Mengurangi Pengapuran Plasenta, Bunda Perlu Tahu
HaiBunda
Rabu, 08 May 2024 08:05 WIB

Daftar Isi
Pengapuran plasenta merupakan istilah yang masih jarang diketahui para Bunda hamil. Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi bila terjadi kurang dari 36 minggu, Bunda.
Menurut Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, Tanya Tantry, MD, pengapuran plasenta terjadi ketika endapan kalsium yang berbentuk bulat kecil menumpuk di plasenta. Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan secara bertahap.
Pengapuran plasenta di akhir kehamilan sebenarnya dianggap sebagai perkembangan normal dan umum terjadi. Kondisi yang disebut juga penuaan plasenta ini biasanya tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan ibu hamil atau bayi. Namun bila terjadi lebih awal, ibu hamil rentan mengalami komplikasi.
"Prosesnya terjadi secara alami saat mendekati akhir kehamilan. Namun, bila klasifikasi plasenta terjadi sebelum minggu ke-36, hal tersebut dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu dan janin," kata Tantry, dilansir Flo Health.
Dilansir Baby Centre, plasenta sebenarnya mengalami empat tingkat pengapuran, dari 0 (plasenta paling imatur) hingga 3 (plasenta paling matang) selama kehamilan. Nilai-nilai tersebut menunjukkan tingkat simpanan kalsium di plasenta dari tidak ada pada tingkat 0, hingga banyak pada tingkat 3. Ada ibu hamil yang mungkin mengalami kemajuan dari tingkat 1 di trimester kedua, menjadi tingkat 3 pada usia kehamilan 39 minggu.
Semua plasenta dimulai pada tingkat nol pada awal kehamilan dan perubahan dapat dimulai sejak usia 12 minggu dan seterusnya. Berikut ini perkembangan pengapuran plasenta:
Tingkat 0
Ini berarti tidak ada timbunan kalsium yang terlihat di plasenta. Seorang ibu hamil dapat berada pada tingkat ini sepanjang kehamilan, atau plasenta dapat berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.
Tingkat 1
Beberapa deposit kalsium mulai dapat diamati. Hal ini bisa terjadi kapan saja antara usia kehamilan 18 hingga 29 minggu.
Tingkat 2
Endapan kalsium lebih banyak terlihat dengan sedikit lekukan pada lapisan plasenta yang menempel pada rahim. Hal ini dapat terjadi pada usia kehamilan 30 hingga 38 minggu.
Tingkat 3
Tingkat 3 biasanya baru terjadi pada minggu ke-39 kehamilan. Plasenta tingkat 3 dikenal sebagai plasenta yang mengalami pengapuran parah. Pada tahap ini, lekukan dalam atau struktur endapan kalsium berbentuk cincin dapat terlihat di dalam plasenta.
Pengapuran plasenta hanya dapat diamati selama pemeriksaan USG dengan melihat kondisi plasenta dan memeriksa simpanan kalsium. Endapan kalsium pada akhirnya menimbulkan lekukan.
Gejala pengapuran plasenta
Gejala pengapuran plasenta sebenarnya dapat dirasakan selama kehamilan, Bunda. Salah satu gejala paling umum adalah bayi tidak bergerak aktif atau berhenti bergerak sama sekali, meski usianya hampir cukup bulan. Ibu hamil dengan pengapuran plasenta biasanya akan menyadari gejala ini saat bangun di pagi hari.
Penting untuk waspada dan memberi tahu dokter jika Bunda mengalami gejala sebagai berikut:
- Merasakan lebih sedikit gerakan (jika bayi tidak bergerak sesuai pola dan frekuensi biasanya)
- Merasa pertumbuhan rahim melambat
- Merasakan nyeri yang menusuk di punggung bagian bawah atau perut bagian bawah
- Mulai mengalami kontraksi
- Mengalami bercak atau pendarahan
- Percayai naluri dan konsultasikan dengan dokter jika mengkhawatirkan kesehatan diri dan janin
![]() |
Komplikasi yang mungkin terjadi pada pengapuran plasenta
Pengapuran plasenta dapat menimbulkan risiko komplikasi bila terjadi pada usia 36 minggu atau kurang. Jika dokter mendeteksi pengapuran prematur pada plasenta, mereka mungkin akan memantau kondisi janin untuk memastikannya mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi.
"Semakin dini kondisi ini terjadi, semakin besar risiko yang mungkin terjadi pada bayi dan kelahiran prematur," ungkap Tantry.
Jika dokter menemukan pengapuran yang signifikan, maka mereka mungkin merekomendasikan operasi caesar atau menginduksi persalinan guna mengurangi risiko komplikasi berikut:
- Kelahiran prematur
- Berat badan lahir rendah
- Skor Apgar rendah
- Perdarahan pasca melahirkan
- Solusio plasenta
- Gawat janin
- Kelahiran mati
"Plasenta adalah organ vital selama kehamilan, jadi pengapuran plasenta saat hamil bisa berbahaya bagi ibu dan bayi bila terjadi beberapa minggu sebelum tanggal perkiraan lahir," kata Tantry.
5 makanan untuk mengurangi pengapuran plasenta
Menerapkan pola makan yang sehat bisa mengurangi pengapuran plasenta. Misalnya, mendapatkan cukup antioksidan dapat mengurangi jumlah pengapuran dengan membantu tubuh mengeluarkan racun. Lantas, apa saja makanan kaya akan antioksidan yang baik dikonsumsi saat hamil?
Dikutip dari beberapa sumber, berikut 5 makanan untuk mengurangi pengapuran plasenta:
1. Sayuran berdaun gelap dan hijau
Mengutip Healthline, makanan berdaun gelap dan hijau cenderung lebih tinggi nutrisi seperti vitamin, antioksidan, zat besi, folat, kalsium, dan kalium. Sayuran berdaun seperti bayam, brokoli, dan kangkung harus menjadi prioritas utama dalam daftar makanan ibu hamil. Kandungan antioksidan di jenis-jenis sayuran tersebut dapat meningkatkan kekebalan tubuh, membantu pencernaan, dan mencegah sembelit.
2. Kacang-kacangan dan lentil
Makan kacang-kacangan dan lentil merupakan sumber protein, zat besi, folat, serat, dan kalsium yang baik untuk Bunda. Kacang-kacangan dan polong-polongan seperti buncis, kedelai bisa membantu mengurangi kemungkinan cacat saraf dan berat badan lahir rendah. Beragam jenis lentil juga mengandung tinggi antioksidan.
3. Buah-buahan
Mengonsumsi buah-buahan juga dapat mengurangi pengapuran plasenya. Buah-buahan seperti pisang, jeruk, berry yang kaya akan antioksidan, vitamin, karbohidrat, dan kalium. Banyak pakar menyarankan ibu hamil mengonsumsi buah-buahan karena kaya akan nutrisi tersebut. Pilihlah buah-buahan dengan warna berbeda untuk mendapatkan banyak nutrisi.
4. Kacang
Kacang adalah camilan super sehat dan lezat yang kaya akan lemak sehat, antioksidan, protein, serat, dan mineral. Jenis kacang, seperti almond dan kenari dapat membantu mengurangi risiko persalinan prematur dan membantu perkembangan sistem saraf bayi. Segenggam kacang setiap hari juga dapat membantu ibu hamil tetap kuat dan sehat.
5. Ubi jalar
Ubi jalar adalah salah satu makanan terbaik yang dapat Bunda konsumsi untuk menjaga kesehatan plasenta. Ubi jalar adalah karbohidrat sehat yang kaya serat, kalium, antioksidan, zat besi, dan vitamin A. Pasokan vitamin A ke plasenta sangat penting untuk perkembangan mata, tulang, dan kulit bayi.
Cara mencegah pengapuran dini plasenta
Sejauh ini, penyebab pengapuran prematur masih diketahui jelas, sehingga tidak ada langkah pasti yang dapat diambil untuk melindungi diri dari hal tersebut. Namun, ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk meminimalkan risiko pengapuran dini, yakni:
- Hindari merokok dan menjadi perokok pasif karena dapat meningkatkan risiko pengapuran plasenta.
- Risiko yang terkait dengan kalsifikasi plasenta lebih tinggi jika Bunda juga mengalami hipertensi prenatal, diabetes, atau anemia. Jadi, pastikan untuk menangani kondisi tersebut sesuai dengan saran dari dokter.
- Pola makan sehat yang kaya antioksidan.
- Kurangi jumlah garam yang digunakan dalam makanan. Asupan garam yang tinggi dapat memperburuk tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan pengapuran.
Demikian penjelasan mengenai pengapuran plasenta. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(aci/ank)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
10 Cara Mengatasi Kaki Bengkak saat Hamil, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
Bahaya Memakan Telur Mentah Saat Hamil, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
15 Tanda Mau Melahirkan, Ibu Hamil Wajib Tahu

Kehamilan
Perkembangan Janin yang Normal di Trimester 1, 2, dan 3

Kehamilan
Perubahan yang Mungkin Dialami Saat Hamil Trimester 1, 2, dan 3


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Felicya Angelista Hamil 7 Bulan, Ungkap Naik 12 Kg
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda