
kehamilan
5 Fungsi Plasenta untuk Perkembangan Janin, Bunda Perlu Tahu
HaiBunda
Senin, 08 Nov 2021 17:40 WIB

Plasenta adalah organ yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan, Bunda. Fungsi plasenta memegang peranan penting untuk perkembangan janin dalam kandungan.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa plasenta terbentuk dari beberapa sel yang membelah dengan cepat. Secara umum, plasenta berfungsi sebagai sistem pendukung kehidupan selama kehamilan. Melalui plasenta, nutrisi, hormon, dan oksigen ditransfer ke janin.
Plasenta menempel pada dinding rahim dan tali pusar bayi akan berkembang di organ ini, Bunda. Bentuknya akan berubah sepanjang kehamilan.
"Sepanjang kehamilan, plasenta akan tumbuh dan berubah bentuk. Ketebalannya akan mengikuti perkembangan kehamilan," kata ahli di bidang kebidanan dan ginekologi, Monique Rainford, MD, dilansir Very Well Health.
Pada saat bayi lahir, bentuk plasenta mirip dengan piringan bundar yang datar dengan diameter sekitar 22 sentimeter (cm), dan ketebalan dinding antara 2 sampai 2,5 cm. Plasenta umumnya terletak di sepanjang dinding belakang rahim. Pada kondisi yang jarang terjadi, letak plasenta bisa menutupi jalan lahir yang disebut plasenta previa.
Faktor yang memengaruhi kondisi plasenta
Ada berbagai faktor yang bisa memengaruhi kesehatan plasenta lho, Bunda. Melansir dari Mayo Clinics, berikut 9 faktor yang bisa memengaruhi kondisi plasenta:
- Usia lebih dari 40 tahun berisiko mengalami masalah di plasenta.
- Ketuban pecah sebelum melahirkan bisa meningkatkan risiko masalah di plasenta.
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi
- Hamil anak kembar atau lebih dari satu bayi.
- Setiap kondisi gangguan pembekuan darah bisa meningkatkan risiko pada plasenta.
- Jika pernah menjalani operasi rahim sebelumnya, seperti operasi caesar atau operasi untuk menghilangkan fibroid, maka Bunda bisa berisiko lebih tinggi mengalami masalah plasenta tertentu.
- Jika pernah memiliki masalah plasenta selama kehamilan sebelumnya, maka Bunda mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya lagi.
- Masalah plasenta tertentu lebih sering terjadi pada wanita yang merokok atau menggunakan obat terlarang selama kehamilan.
- Trauma pada perut, seperti karena jatuh, kecelakaan, atau dipukul bisa meningkatkan risiko plasenta terpisah secara prematur dari rahim atau disebut solusio plasenta.
![]() |
Fungsi plasenta
Sebagai organ kehamilan, plasenta memiliki fungsi utama untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Berikut 7 fungsi plasenta dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, seperti mengutip berbagai sumber:
1. Transfer nutrisi ke janin
Fungsi plasenta diatur dan dikoordinasikan secara tepat untuk memastikan pertukaran nutrisi dan produk limbah di sistem peredaran darah Bunda dan janin dapat beroperasi secara maksimal.
Dilansir ulasan dalam Thrombosis Research tahun 2004, dijelaskan bahwa unit fungsional utama dari plasenta adalah vili korionik, di mana darah janin dipisahkan tiga atau empat lapisan sel (membran plasenta) dari darah ibu di ruang intervili sekitarnya. Setelah implantasi, sel-sel trofoblas berproliferasi dan berdiferensiasi sepanjang dua jalur yang digambarkan sebagai vili dan ekstravili.
Sel-sel sitotrofoblas vili non-migrasi bergabung untuk membentuk sinsitiotrofoblas yang memiliki inti banyak, dan membentuk lapisan epitel luar vili korionik. Di cabang inilah, sebagian besar pertukaran nutrisi dari Bunda dan janin terjadi.
2. Memasok oksigen ke janin
Plasenta adalah organ penting yang berperan dalam sistem pernapasan janin. Organ ini memasok oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida, Bunda.
Dalam ulasan yang ditulis Sarah K Griffiths dan Jeremy P Campbell di Continuing Education in Anaesthesia Critical Care & Pain tahun 2015, dijelaskan bahwa oksigen adalah molekul kecil yang mudah melintasi plasenta dengan difusi pasif.
Transfer oksigen ke janin ditingkatkan oleh efek Bohr. Darah Bunda akan mengambil karbon dioksida dan menjadi lebih asidosis, sehingga menyebabkan pergeseran ke kanan dari kurva disosiasi oksihemoglobin yang mendukung pelepasan oksigen ke janin.
"Pada saat yang sama, darah janin melepaskan karbon dioksida dan menjadi lebih alkalosis. Hal ini menyebabkan pergeseran kurva janin ke kiri, membuat janin bisa mengambil oksigen," kata Griffiths dan Campbell.
Selain itu, transfer oksigen dari ibu ke janin juga dapat dipengaruhi hemoglobin janin. Perlu diketahui bahwa paru-paru janin tidak bisa melakukan pertukaran gas selama dalam kandungan, sehingga plasenta yang bertanggung jawab atas transfer oksigen dan karbon dioksida untuk perkembangan janin.
3. Transfer metabolik
Plasenta juga berfungsi sebagai transfer metabolik beberapa zat dan protein, Bunda. Berikut transfer metabolik sebagai fungsi plasenta:
- Glukosa: glukosa membentuk sumber energi utama pada Bunda hamil dan bisa ditransfer ke janin.
- Asam amino: asam amino untuk sintesis protein janin ditransfer dari ibu ke janin melalui transpor aktif.
- Asam lemak: Asam lemak bebas dan gliserol ditransfer dari ibu ke janin melalui difusi sederhana.
- Elektrolit, vitamin, dan air: Ion kalsium, besi, dan vitamin ditransfer melalui transport aktif yang dimediasi oleh pembawa.
4. Fungsi endokrin
Plasenta adalah organ endokrin yang memproduksi peptida penting dan hormon steroid. Dua hormon steroid yang dihasilkan adalah estrogen dan progesteron.
Dikutip dari Your Hormones Info, progesteron bertindak untuk mempertahankan kehamilan dengan mendukung lapisan rahim. Hormon ini juga menyediakan lingkungan bagi janin dan plasenta untuk tumbuh sehat.
Progesteron juga menekan kemampuan lapisan otot dinding rahim untuk berkontraksi. Ini menjadi penting dalam mencegah terjadinya persalinan sebelum waktu melahirkan tiba.
Sementara itu, estrogen bertugas untuk merangsang pertumbuhan rahim guna mengakomodasi pertumbuhan janin dan memungkinkan rahim berkontraksi dengan melawan efek progesteron. Dengan cara ini, hormon estrogen berperan penting untuk mempersiapkan rahim jelang persalinan.
Estrogen juga merangsang pertumbuhan dan perkembangan kelenjar susu selama kehamilan, sebagai persiapan untuk menyusui.
5. Fungsi imunologis
Meski sebagian besar protein sulit melewati plasenta, tapi antibodi IgG ibu dapat ditransfer ke janin melalui pinositosis. Hal ini berfungsi untuk memberikan kekebalan pasif dalam beberapa bulan pertama kehidupan.
Transfer ini dimulai pada awal kehamilan dan meningkat di trimester ketiga. Antibodi yang menyebabkan gangguan autoimun pada ibu, seperti myasthenia gravis juga dapat melintasi plasenta dan memengaruhi kondisi janin.
Simak juga 7 tahap perkembangan tulang pada janin, dalam video berikut:
(ank/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
9 Penyebab Keguguran, dari Faktor Genetik hingga Penyakit Kronis

Kehamilan
Catat Bunda, Ini 4 Nutrisi Penting untuk Ibu Hamil 2 Bulan

Kehamilan
10 Ciri-ciri Hamil 1 Bulan yang Perlu Bunda Tahu

Kehamilan
10 Makanan yang Baik Dikonsumsi Ibu Hamil di Trimester 1

Kehamilan
14 Makanan Penyebab Keguguran di Awal Kehamilan


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Qurrotuayun Istri Qibil The Changchuters Jalani Trimester 2, Dipuji Makin Cantik
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda