KEHAMILAN
Ternyata Microbiome Ibu Hamil Bisa Membentuk Masa Depan Bayi, Apa Itu?
Annisa Aulia Rahim | HaiBunda
Rabu, 05 Nov 2025 08:30 WIBSelama masa kehamilan, tubuh Bunda bekerja luar biasa. Hormon berubah, sistem kekebalan menyesuaikan, dan seluruh organ beradaptasi untuk menyambut kehidupan baru. Namun, di balik semua itu, ada satu hal yang kerap terabaikan padahal berperan besar dalam membentuk masa depan bayi yaitu microbiome ibu hamil.
Para ilmuwan kini memahami bahwa microbiome bukan sekadar 'bakteri baik' di dalam tubuh, tetapi sebuah ekosistem kompleks yang bisa memengaruhi segalanya: dari daya tahan tubuh hingga perkembangan otak bayi. Temuan-temuan baru bahkan menyebutkan, kualitas microbiome ibu saat hamil dapat menentukan bagaimana bayi tumbuh, belajar, dan melawan penyakit di masa depan.
Apa itu microbiome dan mengapa penting?
Microbiome adalah kumpulan mikroorganisme baik yang hidup di dalam tubuh manusia, terutama di usus, kulit, dan saluran reproduksi. Mereka membantu pencernaan, memproduksi vitamin, melindungi dari infeksi, serta menjaga keseimbangan imun.
Ketika seorang perempuan hamil, komposisi microbiome di tubuhnya ikut berubah. Dalam kondisi seimbang, perubahan ini bersifat positif dan membantu janin berkembang dengan baik. Namun, jika keseimbangannya terganggu karena stres, pola makan tidak sehat, konsumsi antibiotik berlebihan, atau paparan polusi dampaknya bisa langsung terasa pada pertumbuhan janin.
Sebuah studi yang dikutip dari American Journal of Perinatology menunjukkan bahwa biodiversitas microbiome usus ibu hamil berubah sepanjang masa kehamilan dan memengaruhi metabolisme serta sistem imun ibu dan bayi. Ini menjadi bukti bahwa microbiome bukan hal sepele, melainkan bagian penting dari kehamilan yang sehat.
Microbiome dan perkembangan bayi
Ketika bayi masih di dalam rahim, ia sudah mulai mendapat 'warisan' pertama dari ibunya: Microbiome. Mikroorganisme baik dari tubuh ibu membantu melatih sistem imun janin agar lebih siap menghadapi dunia luar setelah lahir.
Dikutip dari sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Springer Nature menemukan bahwa metabolit hasil kerja bakteri baik di usus ibu, seperti short-chain fatty acids, mampu menembus plasenta dan membantu pembentukan sistem imun serta jaringan otak janin.
Sementara itu, studi di European Journal of Pediatrics menjelaskan bahwa microbiome perinatal gabungan microbiome ibu dan bayi berperan dalam perkembangan sistem saraf dan perilaku anak di kemudian hari. Dengan kata lain, kesehatan microbiome ibu dapat memengaruhi tidak hanya fisik, tetapi juga aspek kognitif dan emosional anak.
Dikutip dari National Institutes of Health (NIH), microbiome usus ibu memiliki peran penting dalam membentuk sistem imun bayi sejak dalam kandungan. Bakteri baik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium menghasilkan metabolit yang membantu mengatur respon imun janin dan mengurangi risiko bayi lahir dengan gangguan peradangan atau alergi di kemudian hari.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Microbiology juga menemukan bahwa ketidakseimbangan microbiome (dysbiosis) selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan saraf bayi. Hal ini disebabkan oleh perubahan metabolit yang dihasilkan bakteri usus, yang dapat memengaruhi komunikasi antara usus dan otak (gut-brain axis). Dampaknya, bayi berpotensi mengalami gangguan kognitif atau keterlambatan perkembangan.
Selain itu, riset dari World Health Organization (WHO) menyoroti pentingnya pola makan ibu hamil yang kaya serat, probiotik, dan prebiotik untuk mendukung keseimbangan microbiome. Konsumsi makanan fermentasi seperti yoghurt, tempe, atau kefir terbukti dapat meningkatkan koloni bakteri baik yang berperan dalam pembentukan sistem imun dan metabolisme bayi.
Microbiome dan risiko gangguan kelahiran
Dampak gangguan microbiome ternyata juga bisa serius lho Bunda. Ketidakseimbangan mikrobioma di saluran reproduksi ibu hamil meningkatkan risiko kelahiran prematur. Rendahnya populasi Lactobacillus crispatus, misalnya, berkaitan dengan peradangan yang memicu kontraksi dini.
Tidak berhenti di situ, studi dari BMC Medicine juga menunjukkan bahwa produk metabolik tertentu dari mikrobiome ibu hamil berhubungan dengan risiko diabetes gestasional. Hal ini menegaskan bahwa mikrobiome berperan luas, mulai dari sistem kekebalan hingga pengaturan kadar gula darah selama kehamilan.
World Health Organization (WHO) bersama University College London juga menemukan bahwa ibu dengan microbiome usus yang rendah keragamannya cenderung melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal, akibat gangguan pada penyerapan nutrisi dan metabolisme energi.
Kabar baiknya, keseimbangan microbiome dapat dijaga dengan langkah sederhana, yakni:
- Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur, buah, dan biji-bijian utuh. Serat berfungsi sebagai “makanan” bagi bakteri baik.
- Konsumsi probiotik dan prebiotik alami dari yoghurt, kefir, tempe, atau pisang.
- Hindari rokok dan alkohol, karena dapat merusak flora usus dan memicu peradangan.
- Batasi penggunaan antibiotik tanpa pengawasan medis.
- Kelola stres dan tidur cukup, sebab keseimbangan hormon stres memengaruhi kesehatan usus.
Dengan menjaga microbiome tetap sehat, Bunda tidak hanya melindungi dirinya dari risiko komplikasi, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan biologis yang optimal bagi pertumbuhan janin.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
Amankah Makan Udang saat Hamil? Ketahui Aturan Mengonsumsi & Manfaatnya
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Panas yang Ekstrem Bisa Bahayakan Ibu Hamil? Ini Penjelasan Pakar Bun
Fenomena Cuaca Panas Bisa Berdampak Serius Pada Bumil, Waspadai Dehidrasi
6 Manfaat Ikan untuk Ibu Hamil, Termasuk Ikan Kakap
Bolehkah Ibu Hamil Minum Larutan Penyegar? Ini Penjelasannya
TERPOPULER
Deretan Anak Artis Jadi Finalis Gadis Sampul 2025, Leticia Putri Sheila Marcia Terpilih Sebagai Juara
Alyssa Daguise & Al Ghazali Bakal Dikaruniai Anak Perempuan, Ini 7 Potret Kemeriahan Gender Reveal Calon Bayi
Daftar Makanan Pemicu Kolesterol Tinggi, Ada Favorit Masyarakat Indonesia
Olahraga Terlalu Keras Bisa Akibatkan Gagal Ginjal, Waspada Rhabdomyolysis
15 Nama Anak Artis Paling Panjang dan Artinya
REKOMENDASI PRODUK
PROTERAL Junior, Solusi Nutrisi untuk Si Kecil yang Suka Pilih-pilih Makan
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
Rekomendasi Wipes untuk Membersihkan Mulut Bayi, Praktis dan Aman Sejak Dini
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Muted Blush On, Cocok untuk Tampilan Makeup Lembut
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Suplemen & Vitamin Kalsium untuk Ibu Hamil
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Mothercare All We Know Hadir Menemani Sentuhan Lembut Orang Tua kepada Si Kecil
Tim HaiBundaTERBARU DARI HAIBUNDA
Bikin Bangga! 2 Atlet Perempuan Indonesia Sabet Medali Emas di SEA Games saat Hamil
Deretan Anak Artis Jadi Finalis Gadis Sampul 2025, Leticia Putri Sheila Marcia Terpilih Sebagai Juara
Daftar Makanan Pemicu Kolesterol Tinggi, Ada Favorit Masyarakat Indonesia
Alyssa Daguise & Al Ghazali Bakal Dikaruniai Anak Perempuan, Ini 7 Potret Kemeriahan Gender Reveal Calon Bayi
15 Nama Anak Artis Paling Panjang dan Artinya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Trauma Kate Winslet Usai Bintangi Titanic: Telepon Disadap-Sampah di Rumah Dibongkar
-
Beautynesia
Olivia Rodrigo dan Louis Partridge Dilaporkan Putus Setelah Berpacaran 2 Tahun
-
Female Daily
Cari Tablet Terjangkau? Mulai Harga 2 Jutaan, Galaxy Tab A11+ Sudah Dilengkapi AI!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Madonna Liburan Bareng Pacar Brondong, Pamer Foto Tanpa Makeup di Usia 67
-
Mommies Daily
Hari Ibu Bukan Sekadar Bunga dan Ucapan, Ada 7 Makna Lain di Balik Itu