KEHAMILAN
Kenali Penyebab Air Ketuban Merembes tapi Tidak Mulas dan Hal yang Perlu Dilakukan
Melly Febrida | HaiBunda
Kamis, 13 Nov 2025 08:30 WIBAir ketuban merembes sering membuat ibu hamil merasa khawatir. Apalagi jika cairan dari vagina itu keluar tanpa rasa mules atau kontraksi. Yuk kenali penyebabnya, Bunda.
Air ketuban yang pecah sering dikaitkan dengan mules atau kontraksi. Ini menandakan persalinan akan segera hadir. Tapi bagaimana jika air ketuban merembes tanpa mules?
Air ketuban adalah cairan bening berwarna kekuningan. Dilansir Medical News Today, sebagian besar cairan ketuban terdiri dari air, yang ditemukan dalam 12 hari pertama setelah pembuahan. Air ketuban ada di dalam kantung ketuban dan mengelilingi bayi yang sedang tumbuh di dalam rahim.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Sub Endokrinologi & Menopause (Gangguan Hormon & Berhentinya Haid) Paruh Waktu di RS Hermina Jatinegara, Prof. Dr. dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG-KFer, air ketuban memiliki banyak fungsi selama kehamilan. Salah satunya, membantu proses pemenuhan nutrisi dan oksigen ke janin, serta membantu proses pembuangan beberapa hasil metabolisme yang dibuang oleh janin.
Apa yang dimaksud air ketuban merembes tapi tidak mules?
Ketuban merembes adalah istilah lain dari ketuban pecah. Dalam istilah medis sering disebut sebagai Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Prelabor Rupture of Membranes (PROM) jika terjadi sebelum persalinan. Jika usia kehamilan masih Preterm Prelabor Rupture of Membranes (PPROM).
KPD tidak umum terjadi, tetapi menurut penelitian terdahulu, kondisi ini terjadi pada sekitar 2 hingga 20 persen kehamilan.
Seseorang harus menghubungi dokter jika mereka yakin cairan ketuban bocor atau merembes. Dokter dapat meminta tes untuk memastikan keberadaan cairan ketuban, dan memberikan saran tentang langkah selanjutnya yang mungkin diperlukan. dianjurkan untuk dikonsumsi.
"Ketuban rembes dapat berbahaya bagi ibu hamil dan janin, terutama bila terjadi di usia kurang dari 37 minggu. Kondisi ini disebut juga ketuban pecah dini pada kehamilan prematur atau Preterm Premature Rupture of the Membranes (PPROM)," ujar Andon.
Menurutnya, ketuban rembes pada kondisi PPROM yang tidak segera diatasi akan meningkatkan peluang infeksi. Sebab, selaput ketuban yang biasanya melindungi janin, rusak akibat pecah dini, dan membuat kuman dapat mencapai janin.
Sementara itu, Suo Lee, MD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, menjelaskan bahwa ketika ibu hamil mengalami ketuban merembes maka bisa menjadi tanda bahwa kantung ketuban pelindung bocor. Tapi ini tidak selalu berarti persalinan sudah dimulai.
Apa yang membuat air ketuban merembes tanpa kontraksi? Berikut beberapa alasannya, Bunda:
- Rembesannya kecil atau perlahan, bukan aliran deras yang langsung memicu respons rahim atau kontraksi.
- Selaput ketuban bisa 'terlepas sebagian' atau berlubang kecil, bukan pecah total, sehingga tanda-tanda persalinan belum muncul.
"Terkadang, pecahnya selaput ketuban kecil dapat menyebabkan tetesan atau kebocoran kecil cairan tanpa kontraksi kuat atau perubahan serviks yang diperlukan untuk memulai persalinan. Hal ini dapat terjadi beberapa minggu sebelum persalinan atau menjadi tanda awal persalinan yang masih perlu menjalani tahap selanjutnya," kata Lee melansir dari UbieHealth.
- Pada kasus lain, kebocoran cairan yang sangat dini dapat terjadi tanpa adanya persalinan sama sekali, dan tidak jarang terjadi kehilangan cairan tanpa segera mengalami persalinan.
- Karena tubuh dan janin mungkin belum 'siap' untuk persalinan, sehingga mules belum muncul.
Meski kondisi ini terlihat tenang, tetap saja ibu hamil membutuhkan perhatian karena kadang bisa berarti sesuatu sedang berubah.
Apa yang Bunda rasakan saat air ketuban merembes?
Menurut American Pregnancy Association (APA), 1 dari 10 perempuan mengalami air ketuban merembes deras karena pecah ketuban. Sebagian besar dimulai dari tetesan atau kebocoran.
Saat mengalami keluhan ini, Bunda akan merasakan adanya cairan keluar dari vagina, atau vagina terasa basah. Tapi, belum tentu cairan yang keluar pasti air ketuban.
"Ketuban rembes sama artinya dengan ketuban pecah. Tapi, munculnya rembesan cairan dari vagina, belum tentu adalah cairan ketuban. Bisa saja cairan ini adalah urine, produksi lendir yang meningkat selama kehamilan, atau peningkatan sekret di vagina karena infeksi," kata Prof Andon kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Penyebab dan faktor risiko air ketuban merembes
Ada beberapa penyebab ibu hamil mengalami ketuban rembes, seperti:
- Infeksi karena tidak menjaga kebersihan vagina.
- Perilaku seksual yang tidak sehat.
- Gigi berlubang yang menyebabkan infeksi
- Kekurangan mikronutrien, seperti zinc, vitamin C, dan vitamin D.
Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang juga dapat menyebabkan air ketuban merembes yaitu:
- Cairan ketuban banyak (polihidramnion)
- Kehamilan lebih dari satu janin
- Letak janin sungsang atau melintang
Faktor lain, seperti ruptur ringan atau bahkan tekanan eksternal, terkadang dapat menyebabkan kebocoran cairan. Lee berpesan pentingnya memperhatikan tanda-tanda persalinan lainnya seperti kontraksi teratur atau perubahan signifikan pada tubuh.
Pertolongan yang perlu dilakukan saat air ketuban merembes
Jika Bunda mengalami kebocoran cairan ketuban kapan pun selama kehamilan, jangan panik dan segera hubungi dokter dan meminta bantuan orang terdekat. Langkah ini untuk menentukan apakah itu benar air ketuban dan merupakan tanda persalinan atau hal lain yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan jika Bunda mengalami air ketuban merembes:
1. Terjadi di bawah usia 37 minggu
Pada kondisi ini, usahakan untuk mencegah tidak terjadinya infeksi di dalam rahim sampai usia kehamilan cukup bulan. Berbagai cara dapat dilakukan, seperti bayi dilahirkan atau menjalani perawatan konservatif.
- Melahirkan bayi prematur
Bunda dapat melahirkan janin belum cukup bulan jika rumah sakit memiliki fasilitas NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Bayi dilahirkan untuk mencegah infeksi, serta menyelamatkannya dan ibu. Setelah bayi lahir akan menjalani perawatan di dalam inkubator sampai kondisi membaik dan beratnya cukup.
- Perawatan konservatif
Sebaliknya, bayi tidak bisa dilahirkan secara prematur jika rumah sakit belum memiliki fasilitas NICU yang memadai. Pada kondisi ini, dokter mau tak mau harus memberikan perawatan konservatif pada ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini. Tindakan yang dimaksud meliputi perawatan sampai berat janin cukup untuk dilahirkan dan bed rest untuk meminimalisir cairan ketuban keluar lagi.
Saat menjalani perawatan, Bunda juga akan diberikan obat pematangan paru-paru janin.
Selain itu, perawatan dilakukan dengan memerhatikan adanya risiko komplikasi akibat berkurangnya cairan ketuban, yakni kompresi tali pusat, paru-paru janin tidak dapat berkembang, atau penekanan pada anggota tubuh bagian bawah janin.
Pada perawatan konservatif, dokter akan memeriksa kebocoran pada selaput ketuban. Jika lubang kebocoran kecil, dokter akan mengupayakan penyembuhan dengan pemberian vitamin C. Jika cairan ketuban berkurang banyak (kering), maka dokter akan memberikan infus cairan ke rahim ibu.
2. Ketuban rembes usia di atas 37 minggu
Ketuban rembes atau pecah yang terjadi di atas 37 minggu lebih kecil risikonya dibandingkan saat usia di bawah 37 minggu. Tindakan untuk mencegah infeksi yang dapat segera dilakukan adalah melahirkan janin.
Risiko terbilang rendah bukan tanpa alasan. Memasuki usia kehamilan di atas 37 minggu, berat janin umumnya sudah cukup dan fungsi organ jauh lebih matang, sehingga risikonya kecil.
Tapi, meski berisiko rendah, tetap ada golden period untuk menangani air ketuban pecah. Yakni, pada 6 jam pertama setelah ketuban rembes.
Selanjutnya, dapat menunggu proses persalinan dalam kurun waktu 24 jam, dan maksimal 48 jam (sampai berat janin cukup).
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)