
kehamilan
Penyebab dan Faktor Risiko Ketuban Rembes, Berbahayakah untuk Janin?
HaiBunda
Sabtu, 02 Sep 2023 18:30 WIB


Ketuban rembes dapat terjadi di sepanjang kehamilan. Lalu apa penyebab dan faktor risiko ketuban rembes? Apakah berbahaya untuk kehamilan?
Perlu diketahui, cairan memiliki fungsi vital selama kehamilan, Cairan ketuban merupakan cairan pelindung janin di dalam kandungan, Bunda.
Fungsi ketuban
Ada tiga fungsi utama cairan ketuban selama masa kehamilan, yakni:
- Cairan ketuban berfungsi untuk mempertahankan organ-organ vital janin, terutama untuk menjaga pertumbuhan janin. Cairan ketuban mengisi ruangan atau rongga yang dibutuhkan janin untuk berkembang di dalam rahim.
- Cairan ketuban bersirkulasi, dan menjadi penentu perkembangan organ vital, seperti paru-paru dan ginjal.
- Cairan ketuban juga ikut berperan dalam membantu proses pemenuhan nutrisi dan oksigen kepada janin, dan membantu proses pembuangan beberapa hasil metabolisme yang dibuang oleh janin.
Apa itu ketuban rembes?
Ketuban rembes adalah keluhan awam, di mana ibu hamil merasakan adanya cairan keluar dari vagina, atau vagina terasa lebih basah. Kebanyakan ibu hamil khawatir cairan yang keluar ini adalah kebocoran pada selaput ketuban.
Ketuban rembes sama artinya dengan ketuban pecah. Tapi, munculnya rembesan cairan dari vagina, belum tentu adalah cairan ketuban. Bisa saja cairan ini adalah urine, produksi lendir yang meningkat selama kehamilan, atau peningkatan sekret di vagina karena infeksi.
Ketuban rembes dapat terjadi di sepanjang kehamilan. Kondisi ini harus segera mendapatkan penanganan, terutama bila cairan yang keluar terlampau banyak di usia kehamilan belum cukup bulan.
Deteksi ketuban rembes
Ketuban rembes memang sulit untuk dideteksi secara mandiri, dan kebanyakan ibu hamil tidak menyadarinya. Namun, Bunda bisa mencoba untuk memeriksanya bila mencurigai terjadinya ketuban rembes.
Langkah pertama adalah melihat langsung ke vagina dengan pencahayaan yang terang. Pastikan cairan yang keluar memang berasal dari vagina atau mulut rahim.
Bila Bunda yakin cairan keluar dari mulut rahim, maka bisa dipastikan ini adalah ketuban rembes atau pecah dini. Tapi bila sulit mendeteksinya secara mandiri, Bunda dapat segera memeriksakan ke dokter atau bidan.
Langkah kedua adalah melihat jumlah cairan yang keluar. Ketuban rembes dapat ditandai dengan banyaknya cairan yang keluar sampai mengalir dan membasahi celana. Hal ini berbeda dengan cairan keputihan yang cenderung tidak keluar secara berlebihan.
Nah, cairan ketuban yang keluar ini memang terkadang sulit dibedakan dengan urine karena jumlahnya sama-sama banyak. Sekali lagi, untuk memastikannya, Bunda sebaiknya memeriksakan kandungan ke dokter.
Selain secara mandiri, deteksi ketuban rembes dapat pula dilakukan oleh dokter. Bunda dapat menjalani tes lakmus untuk mendeteksi keasaman suatu cairan, terutama yang keluar dari organ reproduksi.
Tes dilakukan menggunakan kertas lakmus, dengan dua indikator hasil warna merah (asam) dan biru (basa). Cairan ketuban bersifat basa.
Artinya, indikator tes lakmus akan menunjukkan warna biru bila Bunda benar-benar mengalami ketuban rembes. Sebaliknya, bila kertas tidak berubah warna atau tetap merah, berarti cairan yang keluar bukanlah air ketuban.
Penyebab ketuban rembes
Ketuban rembes paling banyak disebabkan karena infeksi, Bunda. Infeksi dapat bersumber dari vagina yang tidak dirawat dengan baik, atau perilaku seksual tidak sehat.
Infeksi juga berkaitan dengan adanya infeksi pada gigi yang berlubang. Bakteri dari gigi berlubang lalu masuk ke dalam tubuh sampai menginfeksi selaput ketuban hingga menjadi tipis atau disebut chorioamnionitis.
Penyebab lainnya juga dikaitkan dengan kekurangan asupan mikronutrien, seperti zinc, vitamin C, dan vitamin D. Asupan mikronutrien tersebut dapat berpengaruh terhadap kekuatan selaput ketuban.
Benarkah berhubungan seks bisa menyebabkan ketuban rembes atau pecah?
Pernyataan tersebut tidak benar alias mitos. Sudah banyak bukti dan penelitian yang menjelaskan kalau berhubungan seks tidak akan menyebabkan ketuban pecah atau rembes.
Sperma memang mengandung prostaglandin, yang dapat memicu kontraksi saat berhubungan seks, terutama saat orgasme. Tapi, itu sama sekali tidak berhubungan dengan penyebab ketuban pecah.
Janin dilindungi oleh selaput ketuban yang berisi cairan ketuban. Seperti dijelaskan sebelumnya, cairan ketuban berfungsi untuk melindungi janin dan organ vitalnya.
Faktor risiko ketuban rembes
Ada beberapa faktor risiko yang juga dapat menyebabkan ketuban rembes atau pecah, yakni:
- Kehamilan kembar yang menyebabkan tekanan intra rahim menjadi tinggi
- Letak janin sungsang atau melintang
- Cairan ketuban banyak (polihidramnion)
Bahaya ketuban rembes
Ketuban rembes dapat berbahaya bagi ibu hamil dan janin, terutama bila terjadi di usia kurang dari 37 minggu. Kondisi ini disebut juga ketuban pecah dini pada kehamilan prematur atau Preterm Premature Rupture of the Membranes (PPROM).
Ketuban rembes pada kondisi PPROM yang tidak segera diatasi akan meningkatkan peluang infeksi. Sebab, selaput ketuban yang biasanya melindungi janin, rusak akibat pecah dini, dan membuat kuman dapat mencapai janin.
Tanda awal infeksi saat ketuban rembes
Ada beberapa tanda awal infeksi akibat ketuban rembes yang perlu diwaspadai, yakni:
- Peningkatan sel darah putih (leukosit)
- Demam
- Tanda gawat janin, seperti denyut jantung cepat atau melambat.
Komplikasi terburuk dari ketuban rembes yang tidak ditangani dengan baik adalah infeksi yang dialami ibu dapat berpindah ke janin (infeksi janin. Akibatnya, perkembangan janin menjadi terhambat, hingga menyebabkan kematian janin.
Penanganan ketuban rembes
Ketuban rembes karena pecah dapat segera ditindak. Namun, tindakan ini akan menyesuaikan dengan usia kehamilan, Bunda.
Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Ketuban rembes usia di bawah 37 minggu
Tindakan utama yang dilakukan pada kondisi ini adalah mencegah supaya tidak terjadi infeksi di dalam rahim sampai usia kehamilan cukup bulan. Berbagai cara dapat dilakukan, seperti bayi dilahirkan atau perawatan konservatif.
- Melahirkan bayi prematur
Janin belum cukup bulan dapat dilahirkan bila rumah sakit memiliki fasilitas NICU. Prosedur dilakukan untuk mencegah infeksi, serta menyelamatkan ibu dan bayinya.
Setelah bayi lahir, ia akan menjalani perawatan di dalam inkubator sampai kondisi membaik dan beratnya cukup.
- Perawatan konservatif
Sebaliknya, bayi tidak bisa dilahirkan secara prematur bila rumah sakit belum memiliki fasilitas NICU yang memadai, Bunda. Maka, dokter mau tak mau harus memberikan perawatan konservatif pada ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini.
Tindakan ini meliputi perawatan selama mungkin sampai berat janin cukup untuk dilahirkan dan bed rest meminimalisir cairan ketuban keluar lagi. Saat menjalani perawatan, Bunda juga akan diberikan obat pematangan paru-paru janin.
Selain itu, perawatan dilakukan dengan memerhatikan adanya risiko komplikasi akibat berkurangnya cairan ketuban, yakni kompresi tali pusat, paru-paru janin tidak dapat berkembang, atau penekanan pada anggota tubuh bagian bawah janin.
Pada perawatan konservatif, dokter akan memeriksa kebocoran pada selaput ketuban. Bila lubang kebocoran kecil, dokter mengupayakan penyembuhan dengan pemberian vitamin C. Sementara bila cairan ketuban berkurang banyak (kering), dokter akan memberikan infus cairan ke rahim ibu.
2. Ketuban rembes usia di atas 37 minggu
Ketuban rembes atau pecah yang terjadi di atas 37 minggu memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan saat usia di bawah 37 minggu. Tindakan untuk mencegah infeksi yang dapat segera dilakukan adalah melahirkan janin.
Risiko terbilang rendah bukan tanpa alasan, Bunda. Memasuki usia kehamilan di atas 37 minggu, berat janin umumnya sudah cukup dan fungsi organ jauh lebih matang.
Meski risikonya rendah, tetap ada golden period untuk menangani, yakni 6 jam pertama setelah ketuban rembes. Setelah itu, proses persalinan dapat ditunggu dalam kurun waktu 24 jam, maksimal 48 jam (sampai berat janin cukup).
Tips mencegah ketuban rembes
Berikut beberapa cara mencegah ketuban rembes:
- Selalu menjaga kebersihan organ intim selama kehamilan.
- Konsumsi makanan bergizi dengan memenuhi asupan makronutrien dan mikronutrien.
- Selalu waspada bila cairan keluar dari organ intim, terutama jika janin sungsang atau cairan ketuban banyak.
- Selalu sampaikan ke dokter tentang perubahan yang terjadi selama kehamilan, termasuk bila curiga mengalami keluhan rembes.
Semoga informasi mengenai penyebab, faktor risiko, hingga bahaya ketuban rembes membantu Bunda mendapatkan kehamilan yang sehat. Simak pula pencegahannya agar janin kuat dan sehat hingga masa melahirkan tiba.
(rap/rap)ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Ketuban Pecah Dini (KPD): Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatan

Kehamilan
Pahami Ciri-ciri Ketuban Merembes Tanpa Kontraksi di Trimester 3 Kehamilan

Kehamilan
Ciri-ciri Air Ketuban Merembes dan Risiko yang Bisa Dialami

Kehamilan
Ciri-ciri Ketuban Rembes, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kehamilan
5 Cara Menjaga Kecukupan Air Ketuban Selama Kehamilan


7 Foto
Kehamilan
Intip 7 Potret Baby Moon Siti Badriah di Bali, Seru Bareng Suami Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda