Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Obgyn Ungkap Aktivitas dengan Ponsel Ini Paling Berbahaya untuk Ibu Hamil

Annisa Aulia Rahim   |   HaiBunda

Kamis, 20 Nov 2025 14:10 WIB

Happy Pregnant asian woman stroking touch belly motherhood with smartphone application on isolated background. Family planning maternity and pregnancy with insurance for child health technology.
Obgyn Ungkap Aktivitas dengan Ponsel Ini Paling Berbahaya untuk Ibu Hamil/Foto: Getty Images/chanakon laorob
Daftar Isi
Jakarta -

Kehamilan adalah masa yang luar biasa bagi setiap Bunda. Tapi di tengah kesibukan dan kemudahan dunia digital, ponsel sering kali jadi teman setia, bahkan hampir tak lepas dari tangan. Padahal, menurut para ahli kandungan (obgyn), ada beberapa aktivitas dengan ponsel yang bisa berisiko bagi ibu hamil bila tidak dilakukan dengan hati-hati. 

Selain itu, penting juga bagi Bunda untuk selalu hati-hati ya. Nggak semua informasi di internet itu benar. Sebagian besar influencer bukan tenaga medis, dan saran mereka kadang bisa berisiko kalau diikuti tanpa panduan dokter. Menurut Banner Health, penting bagi ibu hamil untuk tahu cara membedakan mana konten yang benar-benar bisa dipercaya, dan mana yang sebaiknya diabaikan.

Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

Mencari tips kehamilan melalui konten medsos

Di era digital sekarang, hampir semua hal bisa dicari lewat media sosial termasuk tips kehamilan. Dari cara mengatasi mual di trimester pertama, rekomendasi makanan sehat, sampai posisi tidur yang aman untuk ibu hamil. Namun, seberapa aman dan akurat informasi yang Bunda temukan di dunia maya?

1. Banyak yang bermanfaat, tapi belum tentu benar

Media sosial seperti Instagram, TikTok, atau YouTube memang penuh dengan konten kehamilan. Banyak influencer mom, bidan, bahkan dokter yang berbagi pengalaman dan tips. Tapi, Bunda perlu tahu: Tidak semua konten tersebut berdasar ilmu medis yang valid.

Menurut laporan Journal of Medical Internet Research, hampir 40 persen konten kesehatan di media sosial mengandung informasi yang tidak sepenuhnya akurat atau belum terbukti ilmiah. Itu artinya, apa yang terlihat meyakinkan di layar belum tentu sesuai dengan kebutuhan tubuh Bunda dan janin.

2. Waspadai tren viral yang belum teruji

Beberapa tren kehamilan di media sosial memang terlihat menarik, seperti, detoks kehamilan dengan jus tertentu, pijat perut mandiri untuk posisi janin,atau konsumsi herbal tertentu untuk mempercepat persalinan. Padahal, sebagian tren tersebut belum punya bukti medis dan bisa membahayakan bila dilakukan tanpa pengawasan dokter.

Dikutip dari Healthline, penggunaan ramuan herbal tertentu bisa memicu kontraksi dini, gangguan tekanan darah, hingga efek samping pada janin bila tidak sesuai dosis.

Ingat, Bunda, sesuatu yang viral belum tentu aman. Kehamilan setiap orang berbeda. Jadi, konsultasi tetap langkah terbaik sebelum mencoba apa pun dari medsos.

3. Jangan bandingkan diri dengan bumil lain di medsos

Media sosial sering membuat kita lupa bahwa yang ditampilkan adalah versi terbaik dari seseorang. Banyak calon ibu merasa cemas atau minder setelah melihat bumil lain yang tampak aktif, langsing, dan bahagia di tiap unggahan.

Menurut penelitian dari Frontiers in Psychology, paparan konten kehamilan yang terlalu ideal bisa meningkatkan risiko kecemasan dan stres pada ibu hamil. Padahal, stres bisa berdampak pada hormon dan perkembangan janin.

4. Gunakan medsos sebagai inspirasi, bukan panduan utama

Media sosial bisa jadi sumber inspirasi yang menyenangkan asalkan digunakan dengan bijak. Banyak dokter kandungan kini juga aktif di medsos untuk edukasi publik. Bunda bisa memanfaatkan konten mereka sebagai tambahan informasi, bukan pengganti konsultasi langsung.

Kalau Bunda menemukan tips menarik, catat dan diskusikan dengan dokter saat kontrol kehamilan. Dengan begitu, Bunda bisa memastikan tips tersebut memang aman untuk kondisi tubuh dan usia kandungan.

5. Pilih akun kredibel yang bisa dipercaya

Supaya lebih aman, Bunda bisa mengikuti akun edukatif yang sudah diverifikasi atau dikelola oleh tenaga medis. Dengan begitu, Bunda tetap bisa menikmati konten ringan tapi tetap terarah secara medis.

 

A portrait of happy Asian pregnant woman using online mobile phone technology device with screen in bedroom at home. Having a baby. Family people lifestyle. Mom love.Foto: Getty Images/tampatra

Cara kenali konten kehamilan yang tidak kredibel

Nggak semua informasi itu bisa dipercaya, Bunda! Salah memilih sumber bisa berisiko bagi kesehatan ibu dan janin. Yuk, pelajari cara mengenali konten kehamilan yang tidak kredibel supaya Bunda bisa lebih bijak menyerap informasi.

1. Tidak disebutkan sumber medis yang jelas

Kalau sebuah konten cuma bilang 'kata dokter' tanpa menyebut nama atau institusi kesehatan yang jelas, Bunda perlu waspada. Informasi yang valid seharusnya mencantumkan sumber dari tenaga medis seperti dokter spesialis kandungan (Sp.OG) atau lembaga kesehatan resmi seperti WHO, Kemenkes RI, atau CDC.

2. Janji yang terlalu indah

Konten yang menjanjikan hasil instan atau berlebihan sering kali menyesatkan. Misalnya, “100% pasti hamil dalam 7 hari dengan cara ini!” atau “Dijamin bayi lahir tanpa rasa sakit.”

Menurut American Pregnancy Association (APA), setiap kehamilan itu unik dan tidak bisa disamakan antara satu ibu dengan yang lain. Jadi, kalau ada konten yang terlalu 'wow', lebih baik ragu dulu sebelum percaya, ya Bunda!

3. Tidak ada dasar ilmiah

Informasi medis yang benar biasanya punya dasar ilmiah, misalnya hasil penelitian atau pendapat pakar. Ciri konten tidak kredibel adalah banyak menggunakan pendapat pribadi atau testimoni tanpa bukti riset.

Dikutip dari National Institutes of Health (NIH), keputusan medis selama kehamilan sebaiknya berdasarkan bukti ilmiah, bukan pengalaman orang lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi tubuh Bunda.

4. Gaya bahasa terlalu emosional atau menakut-nakuti

Waspadai juga konten yang memakai gaya bahasa menakut-nakuti atau menghakimi, seperti, “Kalau tidak minum ini, bayi bisa cacat!”

Konten semacam ini sering dibuat untuk menarik perhatian, bukan untuk memberi edukasi. Saran WHO, informasi kehamilan yang sehat harus disampaikan dengan bahasa yang netral, mendidik, dan tidak menimbulkan ketakutan berlebihan.

5. Tidak diterbitkan oleh platform kredibel

Lebih aman kalau Bunda membaca informasi dari website resmi atau akun medis terverifikasi, seperti, WHO (World Health Organization), Kemenkes RIRS besar seperti RSUP dr. Cipto Mangunkusumo, RS Hermina, atau RSIA Bunda, Akun media kesehatan terpercaya. Kalau sumbernya hanya akun pribadi tanpa kredensial medis, sebaiknya ambil informasi dengan hati-hati.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!



(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda