KEHAMILAN
Prolaps Uteri, Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Melly Febrida | HaiBunda
Rabu, 10 Dec 2025 19:45 WIBProlaps uteri bukan termasuk penyakit yang mematikan. Namun Bunda perlu mengetahui gejala, penyebab dan cara mengatasinya. Orang dengan prolaps uteri bisa terganggu kualitas hidupnya karena merasa tidak nyaman saat beraktivitas.
Prolaps uteri atau turun peranakan merupakan salah satu masalah kesehatan yang mengintai organ reproduksi perempuan. Masalah ini sebetulnya cukup umum dialami perempuan usia lanjut. Untuk itu, penting sekali untuk mengetahui berbagai hal tentang prolaps uteri.
Mengenal kondisi prolaps uteri
Melansir dari Cleveland Clinic, prolaps uteri adalah kondisi jika otot dan jaringan di sekitar rahim melemah dan menyebabkan rahim turun ke dalam vagina.
Perempuan usia 40 tahun ke atas yang paling sering mengalami prolaps uteri, salah satu masalah ginekologi. Terutama perempuan usai melahirkan beberapa kali atau memasuki masa menopause.
Stadium prolaps uteri
Prolaps uteri ini dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada tingkat kelemahan otot pendukung rahim. Pada prolaps inkomplit, rahim mungkin hanya tergelincir sebagian ke dalam vagina, menyebabkan benjolan atau tonjolan.
Dan untuk kasus yang lebih parah, rahim dapat tergelincir sepenuhnya keluar dari vagina, yang dikenal sebagai prolaps total.
Berikut beberapa stadium dalam prolaps uteri
1. Stadium 1 (ringan)
Pada kondisi ini rahim sedikit turun, tetapi masih jauh dari pintu vagina. Pada stadium tersebut biasanya tanpa gejala.
2. Stadium 2 (sedang)
Pada stadium dua, rahim turun hingga mendekati pintu vagina. Mulai terasa ada benjolan di dalam vagina.
3. Stadium 3 (berat)
Stadium tiga menunjukkan gejala yang semakin jelas serta mengganggu aktivitas Bunda. Pada kondisi ini, sebagian rahim sudah keluar dari lubang vagina.
4. Stadium 4 (sangat berat / total)
Pada stadium empat, seluruh rahim keluar dari vagina sehingga membutuhkan intervensi medis.
Gejala prolaps uteri
Bunda yang mengalami gejala berikut ini perlu waspada kemungkinan terjadinya prolaps uteri.
1. Perasaan tekanan di panggul
Salah satu gejala umum prolaps uteri yakni merasakan tekanan atau berat di daerah panggul. Sensasi ini terasa seperti ada sesuatu yang menekan ke bawah, seolah-olah ada sesuatu yang akan keluar dari tubuh. Ini disebabkan uterus yang telah turun dan menekan struktur panggul lainnya.
2. Nyeri punggung bawah
Tekanan di panggul seringkali muncul bersamaan dengan nyeri punggung bawah. Rasa sakit tersebut dapat menjalar dari panggul ke punggung bawah. Penyebabnya adalah tekanan tambahan pada saraf dan jaringan otot panggul akibat posisi uterus yang tidak normal.
3. Kesulitan buang air
Prolaps uteri dapat memengaruhi fungsi kandung kemih dan usus besar. Kesulitan buang air kecil (BAK) dapat berupa sering merasa ingin buang air, namun tidak dapat sepenuhnya mengosongkan kandung kemih. Kesulitan buang air besar juga dapat terjadi karena tekanan uterus yang turun menghalangi jalur pembuangan.
4. Inkontinensia
Gejala umum lainnya adalah inkontinensia urine, atau ketidakmampuan menahan kencing. Ini bisa termasuk kebocoran urine saat batuk, bersin, atau tertawa. Kondisi tersebut terjadi karena perubahan posisi kandung kemih dan uretra yang disebabkan oleh prolaps uteri.
5. Munculnya benjolan di vagina
Perempuan dengan prolaps uteri seringkali merasakan atau melihat adanya benjolan atau tonjolan di area vagina. Ini adalah bagian dari uterus yang telah turun dan kadang-kadang bahkan bisa terlihat atau terasa di luar vagina.
6. Hubungan seks jadi tak nyaman
Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual merupakan gejala lain dari prolaps uteri. Penyebabnya bisa karena perubahan struktur anatomi panggul dan vagina, serta perasaan tekanan atau nyeri yang terkait dengan kondisi tersebut.
7. Keputihan berlebihan
Prolaps uteri dapat menyebabkan jumlah keputihan yang meningkat. Keputihan dapat berwarna jernih, putih, atau kadang-kadang disertai dengan darah. Perubahan ini terjadi karena iritasi dan gesekan yang disebabkan posisi uterus yang turun.
8. Infeksi saluran kemih berulang
Perempuan dengan prolaps uteri sering kali mengalami infeksi saluran kemih yang berulang karena posisi kandung kemih yang berubah. Ini disebabkan ketidakmampuan untuk sepenuhnya mengosongkan kandung kemih, yang membuat bakteri lebih mudah berkembang biak.
9. Kelelahan
Kelelahan yang berlebihan adalah gejala umum lainnya. Beban fisik dari prolaps uteri dapat menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah. Selain itu, energi Bunda terkuras karena merasa tidak nyaman dengan nyeri yang berkelanjutan.
Penyebab prolaps uteri
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya prolaps uteri. Berikut 5 hal yang paling sering menjadi penyebab prolaps uteri.
- Kehamilan dan persalinan: Otot dasar panggul dapat melemah setelah kehamilan berulang dan persalinan pervaginam, terutama jika melahirkan bayi besar atau mengalami persalinan yang sulit.
- Penuaan dan menopause: kadar estrogen yang menurun seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause, dapat menyebabkan jaringan penyangga panggul menjadi lebih lemah.
- Kelebihan berat badan: Obesitas menambah tekanan pada otot dasar panggul, meningkatkan risiko terjadinya prolaps.
- Pekerjaan berat: Mengangkat benda berat secara berulang-ulang atau aktivitas fisik yang berat juga dapat meningkatkan risiko.
- Riwayat bedah panggul: Operasi di daerah panggul dapat melemahkan struktur penyangga rahim.
Diagnosis prolaps uteri
Diagnosis prolaps uteri melibatkan beberapa langkah utama. Dokter akan mulai dengan menanyakan riwayat medis dan gejala yang pasien alami. Misalnya saja adanya benjolan atau tekanan di area vagina, kesulitan buang air kecil atau besar, rasa sakit selama aktivitas seksual, dan riwayat kehamilan atau operasi panggul sebelumnya
Selanjutnya, pemeriksaan fisik yang mencakup pemeriksaan panggul menggunakan spekulum untuk memvisualisasikan dan meraba posisi uterus serta dinding vagina. Jika ada gejala yang melibatkan masalah buang air kecil, dokter akan melakukan tes tambahan seperti uroflowmetri atau cystoscopy.
Dokter juga akan mengukur derajat prolaps uteri berdasarkan seberapa jauh uterus telah turun, dengan kategori dari derajat 1 (turun sedikit) hingga derajat 4 (keluar sepenuhnya dari vagina).
Tes pencitraan seperti ultrasonografi panggul atau MRI mungkin diperlukan untuk evaluasi lebih lanjut. Jika pasien mengalami masalah buang air kecil yang signifikan, tes urodinamik juga bisa dilakukan untuk mengevaluasi fungsi kandung kemih dan uretra.
Cara mencegah dan mengobatinya
Pencegahan selalu lebih baik dari pengobatan. Berikut ini beberapa cara untuk mencegah dan mengobati prolaps uteri.
1. Istirahat pasca persalinan yang cukup
Melansir dari Vinmec International Hospital, setelah melahirkan sebaiknya tidak melakukan olahraga berat atau bekerja terlalu keras untuk memastikan pemulihan yang optimal.
Bunda sebaiknya menghindari berbaring terlalu lama di tempat tidur Setelah masa pemulihan awal. Mulailah berolahraga secara lembut.
Selain itu, cegah sembelit setelah melahirkan dengan menjaga pola makan tinggi serat, banyak minum air putih, dan mengonsumsi makanan yang membantu melancarkan buang air besar. Jagalah tubuh tetap hangat untuk mencegah masuk angin dan batuk yang dapat memperburuk kondisi.
2. Latihan kegel
Senam untuk memperkuat otot panggul dan anus sangat penting untuk perempuan setelah melahirkan. Ini karena dapat membantu meningkatkan kesehatan dan mencegah prolaps uteri secara efektif. Latihan Kegel menjadi salah satu jenis senam yang bermanfaat.
Latihan ini bisa dilakukan sambil duduk di kursi atau berbaring di lantai. Untuk melakukannya, kendurkan otot bokong dan perut, luruskan punggung, dan letakkan lengan sejajar dengan lutut.
Bunda bisa mulai dengan mengencangkan otot dasar panggul dan mengangkat pinggul selama 2 hingga 5 detik, kemudian rileks selama 10 detik untuk memberi waktu otot untuk beristirahat. Ulangi pengencangan dan relaksasi ini sebanyak 10 kali.
Jika ada gejala yang menunjukkan kemungkinan prolaps uteri, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Pengobatan untuk prolaps uteri bergantung pada tingkat keparahan prolaps, gejala yang dialami, serta kesehatan dan preferensi pasien. Apa saja?
1. Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup dan aktivitas fisik ringan misalnya latihal kegel menjadi langkah awal untuk mengatasi prolaps uteri. Selain itu, menurunkan berat badan juga bisa dicoba karena dapat mengurangi tekanan pada otot panggul..
2. Terapi estrogen topikal
Terapi estrogen topikal meliput penggunaan krim atau tablet estrogen yang dapat membantu memperkuat jaringan vagina dan dasar panggul, terutama pada perempuan pasca menopause.
3. Prosedur operasi
Dalam kasus prolaps yang lebih parah, intervensi bedah mungkin diperlukan. Ahli bedah dapat memperbaiki prolaps uteri melalui prosedur yang dilakukan melalui vagina atau perut, menggunakan cangkok kulit, jaringan donor, atau bahan lain untuk menopang uterus.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!