Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

9 Gejala Awal Prolaps Uteri Beserta Penyebabnya, Turun Peranakan karena Otot Panggul Melemah

Nurul Jasmine Fathia   |   HaiBunda

Senin, 17 Jun 2024 19:25 WIB

Ilustrasi dokter dan USG
9 Gejala Awal Prolaps Uteri Beserta Penyebabnya, Turun Peranakan karena Otot Panggul Melemah/Foto: iStockphoto/Getty Images/PonyWang
Daftar Isi
Jakarta -

Sama seperti organ tubuh lainnya, organ reproduksi perempuan juga sangat rentan mengalami berbagai masalah kesehatan. Risiko masalah kesehatan tersebut juga ikut bertambah seiring dengan bertambahnya usia.

Salah satu masalah kesehatan yang mengintai organ reproduksi perempuan adalah prolaps uteri atau turun peranakan. Masalah ini sebetulnya cukup umum dialami oleh perempuan usia lanjut. Maka dari itu, penting sekali untuk mengetahui berbagai hal tentang prolaps uteri.

Mengenal prolaps uteri 

Melansir dari Cleveland Clinicic, prolaps rahim adalah kondisi bila otot dan jaringan di sekitar rahim melemah dan menyebabkan rahim turun ke dalam vagina. Kondisi ini dapat dialami oleh individu yang sudah menopause atau pada Bunda yang telah melahirkan lebih dari satu kali melalui persalinan pervaginam.

Prolaps rahim dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada tingkat kelemahan otot pendukung rahim. Pada prolaps inkomplit, rahim mungkin hanya tergelincir sebagian ke dalam vagina, menyebabkan benjolan atau tonjolan. Dalam kasus yang lebih parah, rahim dapat tergelincir sepenuhnya keluar dari vagina, yang dikenal sebagai prolaps total.

5 Penyebab prolaps uteri

Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya prolaps uteri. Berikut 5 hal yang paling sering menjadi penyebab prolpas uteri.

  • Kehamilan dan persalinan: Kehamilan berulang dan persalinan pervaginam, terutama jika melahirkan bayi besar atau mengalami persalinan yang sulit, dapat melemahkan otot dasar panggul.
  • Penuaan dan menopause: Seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause, kadar estrogen yang menurun dapat menyebabkan jaringan penyangga panggul menjadi lebih lemah.
  • Kelebihan berat badan: Obesitas menambah tekanan pada otot dasar panggul, meningkatkan risiko terjadinya prolaps.
  • Pekerjaan berat: Mengangkat benda berat secara berulang-ulang atau aktivitas fisik yang berat juga dapat meningkatkan risiko.
  • Riwayat bedah panggul: Operasi di daerah panggul dapat melemahkan struktur penyangga rahim.

9 Gejala prolaps uteri

Mengalami prolaps uteri, bisa menyebabkan Bunda mengalami beberapa gejala berikut ini.

1. Perasaan tekanan di panggul

Perasaan tekanan atau berat di daerah panggul adalah salah satu gejala umum prolaps uteri. Sensasi ini bisa terasa seperti ada sesuatu yang menekan ke bawah, seolah-olah ada sesuatu yang akan keluar dari tubuh. Ini disebabkan oleh uterus yang telah turun dan menekan struktur panggul lainnya.

2. Nyeri punggung bawah

Nyeri punggung bawah sering kali muncul bersamaan dengan tekanan di panggul. Rasa sakit ini dapat menjalar dari panggul ke punggung bawah. Penyebabnya adalah tekanan tambahan pada saraf dan jaringan otot panggul akibat posisi uterus yang tidak normal.

3. Kesulitan buang air

Prolaps uteri bisa memengaruhi fungsi kandung kemih dan usus besar. Kesulitan buang air kecil dapat berupa sering merasa ingin buang air, namun tidak dapat sepenuhnya mengosongkan kandung kemih. Kesulitan buang air besar dapat terjadi karena tekanan uterus yang turun menghalangi jalur pembuangan.

4. Inkontinensia

Inkontinensia urine, atau ketidakmampuan menahan kencing, juga merupakan gejala umum. Ini bisa termasuk kebocoran urine saat batuk, bersin, atau tertawa. Kondisi ini terjadi karena perubahan posisi kandung kemih dan uretra yang disebabkan oleh prolaps uteri.

5. Munculnya benjolan di vagina

Wanita dengan prolaps uteri sering kali merasakan atau melihat adanya benjolan atau tonjolan di area vagina. Ini adalah bagian dari uterus yang telah turun dan kadang-kadang bahkan bisa terlihat atau terasa di luar vagina.

6. Hubungan seks jadi tak nyaman

Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual adalah gejala lain dari prolaps uteri. Ini bisa disebabkan oleh perubahan struktur anatomi panggul dan vagina, serta perasaan tekanan atau nyeri yang terkait dengan kondisi tersebut.

7. Keputihan berlebihan

Prolaps uteri dapat menyebabkan peningkatan jumlah keputihan. Keputihan ini bisa berwarna jernih, putih, atau kadang-kadang disertai dengan darah. Perubahan ini terjadi karena iritasi dan gesekan yang disebabkan oleh posisi uterus yang turun.

8. Infeksi saluran kemih berulang

Karena posisi kandung kemih yang berubah, perempuan dengan prolaps uteri sering kali mengalami infeksi saluran kemih yang berulang. Hal ini disebabkan ketidakmampuan untuk sepenuhnya mengosongkan kandung kemih, yang membuat bakteri lebih mudah berkembang biak.

9. Kelelahan

Kelelahan yang berlebihan adalah gejala umum lainnya. Beban fisik dari prolaps uteri dapat menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah. Selain itu, rasa tidak nyaman dan nyeri yang berkelanjutan juga dapat menguras energi dan menyebabkan kelelahan kronis.

Cara mengatasi turun peranakan atau prolaps uteri

Banyak juga Bunda yang bertanya-tanya apakah prolaps uteri bisa sembuh atau tidak? Umumnya, prolaps uteri yang belum parah atau belum mencapai tingkatan total, bisa diatasi dengan beberapa cara. Berikut dua cara yang bisa Bunda coba untuk penanganan prolaps uteri.

  • Pessarium vagina

Pessarium adalah alat yang dimasukkan ke dalam vagina untuk mendukung dan menjaga posisi uterus. Sangat penting untuk mengikuti petunjuk dari dokter mengenai perawatan, pengangkatan, dan pemasangan pessarium.

Perlu diketahui juga, pada kasus prolaps yang parah, penggunaan pessarium dapat menyebabkan iritasi, ulserasi, dan masalah seksual. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan apakah perawatan ini sesuai atau tidak.

  • Operasi

Melansir dari Medical News Today, prolaps uteri dapat diatasi melalui prosedur operasi yang dilakukan melalui vagina atau perut. Operasi prolaps uteri ini melibatkan penggunaan cangkok kulit, jaringan donor, atau alat lain untuk menopang uterus.

Dalam kasus yang sangat parah, dokter mungkin akan merekomendasikan histerektomi. Prosedur ini mengharuskan Bunda melakukan pengangkatan uterus dan bisa juga mengangkat beberapa bagian lain dari sistem reproduksi.

  • Komplikasi yang mungkin terjadi pada prolaps uteri?

Prolaps uteri dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Berikut adalah penjelasan panjang tentang komplikasi yang mungkin terjadi pada prolaps uteri.

  • Infeksi saluran kemih

Prolaps uteri sering menyebabkan tekanan pada kandung kemih yang dapat mengganggu aliran normal urine dan menyebabkan infeksi saluran kemih, Bunda. Gejala ISK meliputi sensasi terbakar saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan perasaan tidak tuntas setelah buang air kecil.

  • Masalah buang air besar

Tekanan dari uterus yang prolaps juga dapat mempengaruhi rektum dan menyebabkan kesulitan buang air besar atau sembelit. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin mengalami rektokel, dengan dinding rektum menonjol ke dalam vagina dan membuat buang air besar menjadi sulit dan tidak nyaman.

  • Ulserasi dan iritasi vagina

Uterus yang menonjol keluar dari vagina dapat menyebabkan gesekan dan iritasi pada jaringan vagina. Ini dapat menyebabkan ulserasi atau luka terbuka yang menyakitkan dan berisiko infeksi. Luka ini memerlukan perawatan medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

  • Gangguan seksual

Prolaps uteri dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit selama aktivitas seksual, yang bisa mengurangi kepuasan dan frekuensi hubungan seksual antara Bunda dan Ayah. Selain itu, rasa malu atau kekhawatiran tentang kondisi ini dapat mempengaruhi kehidupan seksual pasien secara psikologis.

  • Hidronefrosis

Dalam kasus yang parah, prolaps uteri dapat menekan ureter dan menyebabkan penumpukan urine di ginjal. Kondisi ini akhirnya bisa menimbulkan masalah kesehatan baru yaiti hidronefrosis yang dapat merusak ginjal jika tidak diobati.

  • Prolaps organ lain

Prolaps uteri sering kali disertai dengan prolaps organ panggul lainnya seperti kandung kemih atau rektum. Hal ini dapat menyebabkan kombinasi gejala yang lebih kompleks dan memerlukan perawatan yang lebih intensif.

Bagaimana mendiagnosis prolaps uteri?

Diagnosis prolaps uteri melibatkan beberapa langkah utama. Dokter akan mulai dengan menanyakan riwayat medis dan gejala yang dialami pasien, seperti adanya benjolan atau tekanan di area vagina, kesulitan buang air kecil atau besar, rasa sakit selama aktivitas seksual, dan riwayat kehamilan atau operasi panggul sebelumnya

Selanjutnya, pemeriksaan fisik dilakukan yang mencakup pemeriksaan panggul menggunakan spekulum untuk memvisualisasikan dan meraba posisi uterus serta dinding vagina. Jika ada gejala yang melibatkan masalah buang air kecil, dokter mungkin melakukan tes tambahan seperti uroflowmetri atau cystoscopy.

Dokter juga akan mulai mengukur derajat prolaps uteri berdasarkan seberapa jauh uterus telah turun, dengan kategori dari derajat 1 (turun sedikit) hingga derajat 4 (keluar sepenuhnya dari vagina). Tes pencitraan seperti ultrasonografi panggul atau MRI mungkin diperlukan untuk evaluasi lebih lanjut. Jika pasien mengalami masalah buang air kecil yang signifikan, tes urodinamik juga bisa dilakukan untuk mengevaluasi fungsi kandung kemih dan uretra. 

Apa pilihan pengobatan untuk prolaps uteri?

Pengobatan untuk prolaps uteri bergantung pada tingkat keparahan prolaps, gejala yang dialami, serta kesehatan dan preferensi pasien. 

  • Perubahan gaya hidup

Langkah awal yang sering direkomendasikan adalah perubahan gaya hidup dan aktivitas fisik ringan misalnya latihal kegel. Latihan Kegel bertujuan memperkuat otot dasar panggu dan membantu mengurangi gejala prolaps.

Selain itu, menurunkan berat badan juga bisa dicoba karena dapat mengurangi tekanan pada otot panggul. Hindari juga untuk mengangkat beban berat karena dapat menyebabkan tekanan tambahan pada area tersebut.

  • Terapi estrogen topikal

Terapi estrogen topikal meliput penggunaan krim atau tablet estrogen yang dapat membantu memperkuat jaringan vagina dan dasar panggul, terutama pada wanita pasca menopause.

  • Prosedur operasi

Dalam kasus prolaps yang lebih parah, intervensi bedah mungkin diperlukan. Ahli bedah dapat memperbaiki prolaps uteri melalui prosedur yang dilakukan melalui vagina atau perut, menggunakan cangkok kulit, jaringan donor, atau bahan lain untuk menopang uterus. 

Bagaimana cara mencegah prolaps uteri?

Langkah pencegahan selalu lebih baik dari pada langkah pengobatan, maka dari itu lakukanlah beberapa cara berikut untuk mencegah prolaps uteri.

1. Istirahat pasca persalinan yang cukup

Melansir dari Vinmec International Hospital, setelah melahirkan sebaiknya tidak melakukan olahraga berat atau bekerja terlalu keras untuk memastikan pemulihan yang optimal. Setelah masa pemulihan awal, hindari berbaring terlalu lama di tempat tidur dan mulailah berolahraga secara lembut.

Selain itu, cegah sembelit setelah melahirkan dengan menjaga pola makan tinggi serat, banyak minum air putih, dan mengonsumsi makanan yang membantu melancarkan buang air besar. Jaga tubuh tetap hangat untuk mencegah masuk angin dan batuk yang dapat memperburuk kondisi.

2. Latihan kegel

Senam untuk memperkuat otot panggul dan anus sangat penting bagi wanita setelah melahirkan karena dapat membantu meningkatkan kesehatan dan mencegah prolaps uteri secara efektif. Latihan Kegel merupakan salah satu jenis senam yang bermanfaat.

Latihan ini bisa dilakukan sambil duduk di kursi atau berbaring di lantai. Untuk melakukannya, kendurkan otot bokong dan perut, luruskan punggung, dan letakkan lengan sejajar dengan lutut.

Bunda bisa mulai dengan mengencangkan otot dasar panggul dan mengangkat pinggul selama 2 hingga 5 detik, kemudian rileks selama 10 detik untuk memberi waktu otot untuk beristirahat. Ulangi pengencangan dan relaksasi ini sebanyak 10 kali.

Untuk mencegah prolaps uteri, penting untuk menjaga kesehatan otot dasar panggul dengan cara-cara di atas. Jika ada gejala yang menunjukkan kemungkinan prolaps uteri, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda