HaiBunda

KEHAMILAN

Mengenal Kehamilan Simpatik, saat Suami Ikut Merasakan Gejala Hamil

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 19 Dec 2025 12:10 WIB
Mengenal Kehamilan Simpatik, saat Suami Ikut Merasakan Gejala Hamil/Foto: Getty Images/Kong Ding Chek
Jakarta -

Suami ikutan ngidam atau mual-mual saat Bunda hamil? Kondisi ini terjadi pada beberapa suami, ini dikenal dengan sebutan kehamilan simpatik. Suami ikut merasakan gejala kehamilan meski tidak sedang hamil secara biologis. 

Apa ini artinya gejala kehamilan bisa 'menular'? Para peneliti percaya bahwa kehamilan simpatik kemungkinan terkait dengan respons emosional terhadap persiapan menjadi orang tua.

Apa itu kehamilan simpatik?

Kehamilan simpatik itu nyata dan dapat menyebabkan mual, muntah, penambahan berat badan, kelelahan, dan gejala lainnya.  Kehamilan simpatik atau dikenal dengan sindrom couvade berasal dari kata kerja Prancis, couver. Ini artinya mengerami atau duduk di atas telur. 


Melansir ClevelandClinic, sindom couvade menggambarkan serangkaian gejala pada pasangan yang tidak hamil yang menyerupai gejala kehamilan. Gejala tersebut dapat meliputi penambahan berat badan, nyeri, sakit, dan mual.

"Kami pikir sindrom couvade adalah respons psikologis yang menghasilkan gejala fisik nyata,” kata dokter kandungan Catherine Caponero, DO. 

Caponero bilang, gagasan bahwa pasangan yang tidak hamil dapat merasakan efek kehamilan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. "Meskipun sejarahnya panjang dan terus terjadi hingga saat ini, penyedia layanan kesehatan sebenarnya tidak memahami kondisi ini dengan baik," ujarnya.

Menurut Caponero, kehamilan simpatik ini bukan satu-satunya contoh bagaimana memiliki bayi memengaruhi pasangan yang tidak hamil. Bahkan, depresi pasca persalinan pada pasangan yang tidak melahirkan juga umum terjadi.

Sementara itu, Stacey Pereira, MD, seorang dokter kandungan dan pendiri Women’s Integrative Ob-Gyn di Atlanta, mengatakan bahwa sindrom couvade adalah diagnosis psikiatri ketika pasangan pria dari perempuan hamil mengalami 'gejala kehamilan' selama kehamilan dan segera setelah melahirkan. 

Bahkan Ronald F. Levant, EdD, MBA, ABPP, seorang profesor emeritus psikologi di Universitas Akron dan profesor adjung kedokteran keluarga dan komunitas di Northeast Ohio Medical University, menjelaskan bahwa sindrom couvade dianggap sebagai fenomena psikosomatik, yang berarti bahwa gejala fisiknya dapat terjadi tanpa harus memiliki alasan biologis.

"Kita telah mengetahui tentang gejala psikosomatik sejak zaman Aristoteles dan Socrates," katanya dilansir dari TheBump. 

Meskipun sains telah berfokus pada studi sindrom couvade pada pria biologis, secara teoritis hal itu dapat terjadi pada pasangan yang tidak hamil. "Secara teori, ini juga dapat terjadi pada pasangan sesama jenis yang tidak hamil," kata Pereira.

Sejarah sindrom couvade atau kehamilan simpatik

Istilah sindrom couvade pertama kali dicetuskan oleh antropolog Edward Burnett Tylor pada tahun 1865. Menurut penelitian, istilah itu muncul untuk menggambarkan fenomena pria yang meniru rasa sakit persalinan atau meletakkan bayi baru lahir ke dada mereka untuk meniru menyusui.

"Tujuan dari ritual tersebut adalah untuk melindungi bayi dari kekuatan jahat dan memungkinkan pria untuk membangun ikatan supranatural dengan bayi," kata Levant. 

Dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Levant, ilmu pengetahuan telah kehilangan minat pada sindrom couvade. Menurutnya, sindrom ini tidak tercantum dalam Klasifikasi Penyakit Internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental Asosiasi Psikiatri Amerika (APA).

Penyebab kehamilan simpatik

Menurut Levant, studi tentang kehamilan simpatik masih sedikit, tanpa kesimpulan yang pasti. Meskipun demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehamilan simpatik terjadi karena pasangan yang tidak hamil menunjukkan empati kepada pasangannya yang hamil pada saat merasa tidak nyaman. 

"Laporan menunjukkan bahwa itu adalah respons simpatik," kata Levant. "Pria tersebut mencoba mengalami gejala yang sama dengan yang dialami istri atau pasangannya… (Ini) adalah cara untuk menunjukkan betapa terhubungnya mereka," katanya menambahkan.

Sedangkan menurut Pereira, orang dengan kecemasan dan depresi lebih mungkin rentan terhadap sindrom couvade. Ia mengatakan kondisi tersebut sering diartikan sebagai manifestasi fisik dari kecemasan pasangan pria seputar perawatan pasangan perempuan yang sedang hamil, dan perawatan bayi yang baru lahir.

Dalam kasus yang parah, alasan di balik sindrom couvade bisa bersifat patologis. Seperti mengidentifikasi diri dengan janin, persaingan atau kecemburuan terhadap bayi yang baru lahir atau kecemburuan terhadap pengalaman melahirkan. 

"Yang terakhir kemungkinan besar berasal dari trauma masa kecil, kekerasan dalam rumah tangga, dan psikopati sejati seperti skizofrenia atau gangguan bipolar," katanya.

Namun, penting untuk dicatat bahwa ada perbedaan antara sindrom couvade dan delusi kehamilan. Pada sindrom couvade, pria menyadari bahwa ia sebenarnya tidak hamil.

Gejala kehamilan simpatik

Pereira mengatakan, pria seringkali merasakan gejala-gejala kehamilan yang beragam. Beberapa gejala fisik yang dialami pria menurut para ahli:

  • Mual di pagi hari (morning sickness)
  • Perubahan nafsu makan
  • Perut kembung
  • Sembelit
  • Diare
  • Gangguan pencernaan
  • Mual
  • Mengidam makanan tertentu
  • Penambahan atau penurunan berat badan
  • Nyeri (sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung)

Sedangkan, gejala psikologis sindrom couvade meliputi:

  • Perubahan suasana hati
  • Sifat mudah tersinggung
  • Kesedihan
  • Kesepian
  • Mimpi buruk
  • Rasa bersalah
  • Kebencian
  • Insomnia
  • Kelelahan
  • Perubahan kebiasaan seksual
  • Kecemasan
  • Serangan panik

Berapa lama kehamilan simpatik berlangsung?

Biasanya, gejala kehamilan simpatik ini dimulai selama trimester pertama. Gejala mungkin mereda pada trimester kedua dan muncul kembali selama trimester ketiga.

"Ada peningkatan kecemasan alami pada kedua orang tua dalam mengantisipasi kelahiran, terutama anak pertama" menjelang akhir kehamilan, kata Pereira. Terkadang, gejalanya berlanjut setelah melahirkan," kata Levant.

Apa pengobatan untuk kehamilan simpatik?

Meskipun tidak ada pengobatan medis untuk sindrom couvade atau kehamilan simpatik, jika Bunda atau Ayah mengalami kondisi ini, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk merasa lebih baik. Beberapa rekomendasi:

1. Bicarakan

Pasangan sangat penting untuk mengakui bahwa kecemasan (selama kehamilan). Itu hal yang normal bagi kedua pasangan. Pereir mendorong terapi dan berbicara dengan teman dekat tentang apa yang dialami juga dapat membantu.

2. Lakukan perawatan diri

Pereira merekomendasikan aktivitas penghilang stres seperti berjalan di luar ruangan atau mendapatkan pijat. Dia juga mengatakan penting untuk fokus pada kebiasaan kesehatan seperti makan sehat, berolahraga, dan memprioritaskan kebersihan tidur.

3. Pertimbangkan pengobatan

Kecemasan biasanya diobati dengan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs). 

"Bagi mereka yang merasa memiliki kecenderungan, saya menganjurkan untuk memulai kembali [atau] melanjutkan pengobatan SSRI hingga beberapa bulan setelah melahirkan, ketika kedua pasangan lebih nyaman dengan pengalaman dan perawatan bayi baru lahir," kata Pereira.

Ibu hamil membutuhkan banyak perhatian dan kasih sayang, begitu juga dengan suaminya. Untuk membantu mengelola gejala kehamilan simpatik, penting agar Ayah dan Bunda untuk mengatasi kecemasan maupun stres, serta memprioritaskan perawatan diri.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Pasca Melahirkan Anak Kembar, Ini 7 Perubahan Tubuh yang Dialami Bunda

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Momen Tasya Farasya dan Mantan Suami Kompak Hadiri Acara Sekolah Anak

Parenting Amira Salsabila

5 Potret Cica Andjani dan Suami Ricky Soebagja yang Terpaut Usia 26 Tahun, Baru Saja WIsuda

Mom's Life Amira Salsabila

Cara Mengurangi Kadar Gula dalam Nasi Menurut Penelitian, Bisa Dicoba di Rumah

Mom's Life Annisa Karnesyia

Kinal Eks JKT48 Rasakan Perut Maju Ke Depan, Apakah Tanda Hamil Bayi Laki-laki?

Kehamilan Amrikh Palupi

Ternyata Bayi 5 Hari Sudah Bisa Membedakan Baik dan Jahat, Ini Caranya

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Momen Tasya Farasya dan Mantan Suami Kompak Hadiri Acara Sekolah Anak

Ini Dia Full Line Up Bundafest Hari Paling Spesial Bunda

Cara Mengurangi Kadar Gula dalam Nasi Menurut Penelitian, Bisa Dicoba di Rumah

Kinal Eks JKT48 Rasakan Perut Maju Ke Depan, Apakah Tanda Hamil Bayi Laki-laki?

Ternyata Bayi 5 Hari Sudah Bisa Membedakan Baik dan Jahat, Ini Caranya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK