HaiBunda

KEHAMILAN

Ketahui Detak Jantung Janin Normal pada Setiap Trimester Kehamilan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 22 Dec 2025 21:00 WIB
Ketahui Detak Jantung Janin Normal pada Setiap Trimester Kehamilan/Foto: iStock
Jakarta -

Setiap kali menjalani pemeriksaan kehamilan dengan USG, Bunda mungkin memperhatikan angka detak jantung janin yang muncul di layar. Detak jantung ini diukur dalam satuan denyut per menit atau beats per minute (BPM).

Angka tersebut menjadi salah satu parameter penting yang digunakan dokter untuk menilai kondisi dan kesejahteraan janin selama kehamilan, termasuk saat pemeriksaan rutin maupun menjelang persalinan. Yuk, ketahui detak jantung normal pada setiap trimester kehamilan.

Berapa detak jantung janin normal?

Detak jantung janin (Fetal Heart Rate/ FHR) untuk sebagian besar kehamilan berkisar antara 110–160 beats per minute (bpm). Baseline FHR di bawah 110 bpm dianggap bradikardia, di atas 160 bpm disebut takikardia. Kedua kondisi tersebut perlu dievaluasi sesuai konteks klinis. Standar ini digunakan di pedoman pemantauan janin dan literatur obstetri modern.


Brandi Jones, MSN-ED RN-BC, seroang perawat terdaftar, menjelaskan bahwa dokter atau bidan biasanya mulai memeriksa pada kunjungan prenatal minggu ke-10 atau ke-12. Pada usia tersebut detak jantung janin dapat didengar untuk pertama kalinya selama kunjungan prenatal.

"Dari sana, penyedia layanan kesehatan umumnya memeriksa detak jantung janin selama setiap kunjungan prenatal dan saat memantau persalinan," kata Jones melansir VeryWellHealth.

Berapa detak jantung janin normal? Rata-rata detak jantung janin bervariasi tergantung pada tahap kehamilan. Berikut adalah hal-hal yang umumnya dapat diharapkan:

  • Minggu ke-5 hingga ke-7: Jantung bayi mulai berkembang sekitar minggu kelima kehamilan. Pada tahap awal ini, detak jantung dimulai perlahan (antara 90 dan 110 BPM).
  • Minggu ke-8 hingga ke-12: Detak jantung meningkat dan rata-rata 140 hingga 170 BPM pada minggu ke-9. Pada minggu ke-12, detak jantung sedikit melambat.
  • Minggu ke-13 hingga ke-26: Sepanjang sebagian besar kehamilan, rata-rata detak jantung adalah 110 hingga 160 BPM.
  • Minggu ke-27 hingga ke-40: Selama trimester terakhir, detak jantung janin terus rata-rata 110 hingga 160 BPM. Namun, detak jantung sedikit menurun dalam 10 minggu terakhir. 

"Secara umum, semakin dekat dengan tanggal perkiraan kelahiran maka detak jantung janin akan cenderung ke arah ujung bawah rentang ini," kata Jones menambahkan.

Adakah perbedaan detak jantung janin perempuan dan laki-laki?

Bunda mungkin bertanya-tanya, apa detak jantung janin perempuan dan laki-laki itu berbeda. Karena informasi yang beredar, detak jantung ini dapat menebak jenis kelamin bayi. Namun, cara ini tidak direkomendasikan untuk melihat jenis kelamin bayi.

Beberapa studi hanya menemukan perbedaan kecil dan tidak konsisten. Misalnya saja, variasi antara laki-laki dan perempuan. Kadang detak jantung bayi perempuan sedikit lebih tinggi. Namun, penemuan ini tumpang tindih sehingga tidak dapat diandalkan secara klinis.

Penyebab detak jantung janin lemah 

Detak jantung janin lemah bisa disebabkan berbagai faktor. Ada yang bersifat sementara dan mudah diperbaiki, tapi juga ada yang membutuhkan tindakan cepat.
 
Jika detak jantung janin lemah maka perlu dilihat sifatnya sementara atau tanda masalah perkembangan janin.

Berikut beberapa penyebab detak jantung janin lemah per trimester.

1. Trimester pertama

Pada trimester pertama, detak jantung janin bisa berubah cepat seiring perkembangan sehingga perlu berhati-hati. Namun, detak jantung yang lemah bisa disebabkan:

  • Gangguan perkembangan jantung janin (kelainan kongenital awal) untuk kasus yang langka.
  • Sedang berlangsungnya keguguran. Bradikardia pada masa sangat dini bisa menjadi tanda keguguran yang akan terjadi.
  • Faktor teknis. Posisi janin atau ukuran uterus memengaruhi pengukuran sehingga diperlukan pemeriksaan ulang.

2. Trimester kedua

Detak jantung lemah pada trimester dua bisa disebabkan: 

  • Hipoksia kronis atau insufisiensi plasenta. Jika aliran oksigen berkurang maka detak jantung bisa menurun.
  • Infeksi intrauterin atau keadaan maternal yang memengaruhi perfusi.
  • Aritmia janin. Ini jarang terjadi, biasanya karenagangguan konduksi atau fokus pacu jantung abnormal.

Untuk deteksi dini dapat melalui pemeriksaan antenatal dan USG/Doppler. Ini penting untuk evaluasi penyebab.

3. Trimester ketiga

Pada trimester tiga, ruang gerak janin berkurang. Pada usia ini detak janin bisa disebabkan:

  • Kompresi tali pusat saat janin bergerak atau setelah pecah ketuban dapat menyebabkan penurunan FHR sementara.
  • Jika ibu menggunakan obat tertentu atau mengalami hipotensi postural maka dapat memengaruhi detak jantung janin.
  • Kejadian akut saat persalinan seperti insufisiensi utero-plasenta, solusio plasenta, atau persalinan lama dapat menimbulkan bradikardia yang memerlukan intervensi cepat. 

Cara mengetahui detak jantung janin normal

Berikut beberapa cara memeriksakan detak jantung janin:

1. Auskultasi

Auskultasi merupakan pemantauan eksternal janin. Pada kehamilan yang berjalan normal, kemungkinan besar dokter akan memeriksa detak jantung bayi dengan stetoskop khusus atau alat genggam yang disebut USG Doppler.

"Dokter terkadang menyebut jenis pemantauan detak jantung janin ini sebagai auskultasi," kata James Beckerman, MD, FACC, dokter ahli jantung di Providence Heart and Vascular Institute at St. Vincent Medical Center di Portland, dilansir Web MD.

2. Doppler

Doppler adalah alat ultrasound portabel untuk mendeteksi detak jantung janin secara real time. Tes doppler menggunakan gelombang suara untuk memeriksa detak jantung janin. USG jenis ini menggunakan perangkat genggam untuk mendeteksi perubahan gerakan yang diterjemahkan sebagai suara.

Kebanyakan ibu hamil pertama kali mendengar detak jantung bayinya saat pemeriksaan rutin menggunakan Doppler. Tes ini biasanya dilakukan pada trimester kedua, atau minggu ke-13 sampai 28 kehamilan.

3. Kardiotokografi (CTG)

Ini adalah pemantauan elektronik dengan merekam detak jantung janin dan kontraksi uterus secara paralel. Biasanya alat ini digunakan selama persalinan atau sebagai pengawasan antenatal pada indikasi tertentu.

Dokter memakainya untuk memantau kehamilan berisiko atau saat ada indikasi seperti penurunan gerak janin, pertumbuhan janin terhambat, dan sebagainya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Pasca Melahirkan Anak Kembar, Ini 7 Perubahan Tubuh yang Dialami Bunda

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Deretan Artis Liburan Akhir Tahun, Menikmati Wisata Lokal hingga Musim Dingin di Inggris

Mom's Life Amira Salsabila

10 Tanda Ini di Kulit Bisa Jadi Gejala Diabetes

Mom's Life Amira Salsabila

Tampek pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati & Bedanya dengan Campak

Parenting Kinan

7 Resolusi Tahun Baru 2026 yang Realistis dan Mudah Dijalankan

Mom's Life Amira Salsabila

5 Artis Korea Selatan Menikah di 2025, Terbaru Shin Min Ah dan Kim Woo Bin

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Deretan Artis Liburan Akhir Tahun, Menikmati Wisata Lokal hingga Musim Dingin di Inggris

10 Tanda Ini di Kulit Bisa Jadi Gejala Diabetes

Tampek pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati & Bedanya dengan Campak

7 Resolusi Tahun Baru 2026 yang Realistis dan Mudah Dijalankan

Tubuh Alami Ketidakseimbangan Hormon usai Melahirkan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK