kehamilan
Ketahui Beda Postpartum dan Perimenopause, dari Tanda hingga Penyebabnya
HaiBunda
Minggu, 21 Dec 2025 10:50 WIB
Daftar Isi
Masih banyak Bunda menganggap masa postpartum dan perimenopause sama karena memiliki gejala serupa. Padahal keduanya adalah kondisi yang berbeda.
Postpartum mengacu pada kondisi perempuan setelah melahirkan. Sedangkan perimenopause merupakan masa transisi yang dialami perempuan menjelang menopause. Sebagian besar perempuan akan mulai mengalami perimenopause di usia 40-an.
Dilansir laman Parents, perubahan hormon setelah melahirkan dan selama perimenopause memang dapat menyebabkan gejala serupa. Beberapa gejala ini seperti perubahan suasana hati, masalah tidur, dan gangguan kecemasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut psikolog evolusioner dan ahli hormon di Texas Christian University, Sarah E. Hill, PhD, kedua fenomena tersebut memang melibatkan perubahan hormonal. Gejalanya dapat tumpang tindih karena serupa.
"Keduanya melibatkan perubahan hormonal besar, terutama penurunan estrogen dan progesteron, yang dapat mengganggu suasana hati, tidur, dan energi," kata Hill.
Gejala umum postpartum
Ada beberapa gejala umum postpartum yang dapat berbeda dengan tanda perimenopause, yakni:
- Mudah lelah
- Inkontinensia urine karena perubahan pada otot dasar panggul
- Perubahan suasana hati
- Brain fog atau kondisi di mana Bunda merasa menjadi pelupa dan bingung
- Perubahan payudara akibat menyusui
Secara keseluruhan, Hill mengatakan bahwa apa yang dialami perempuan di masa ini adalah hasil dari fluktuasi hormonal saat tubuh menyesuaikan diri setelah kehamilan dan persalinan. "Rasanya seperti naik roller coaster," ungkap Hill.
Gejala umum perimenopause
Beberapa gejala umum perimenopause mungkin sama dengan gejala postpartum. Berikut gejalanya:
- Muncul sensasi panas (hot flashes)
- Perubahan suasana hati
- Siklus haid tidak teratur
- Gangguan tidur
- Brain fog
Melansir dari Mayo Clinic, selama perimenopause, hormon estrogen akan naik dan turun. Periode menstruasi mungkin menjadi lebih lama atau lebih pendek. Perempuan yang memasuki masa perimenopause juga mungkin melewatkan ovulasi, yang berarti ovarium tidak lagi melepaskan sel telur.
Setelah seorang perempuan tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, maka ia telah mencapai menopause atau masa perimenopause telah berakhir.
Persamaan postpartum dan perimenopause
Bunda bisa mengalami beberapa gejala yang sama di fase postpartum maupun memasuki masa perimenopause. Perlu diingat, setelah melahirkan atau selama perimenopause, perempuan mungkin mengalami libido rendah, kerontokan rambut, dan peningkatan kecemasan.
"Perubahan hormon, seperti hormon prolaktin dan oksitosin yang diproduksi, serta penurunan kadar estrogen dan progesteron selama periode menyusui dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi serta mengurangi kecemasan," ujar dokter perawatan primer di Inspira Health, Shannon Pan, MD.
Pergeseran ini juga dapat menunda kembalinya siklus menstruasi yang teratur, serta menyebabkan kekeringan vagina dan penurunan minat dalam aktivitas seksual. Menurut terapis yang berbasis di New York, Lauren Tetenbaum, LCSW, JD, PMH-C, perubahan tersebut mungkin tidak akan mengejutkan bagi perempuan berusia lebih tua.
"Banyak perempuan yang secara bersamaan mengalami masa pasca persalinan dan perimenopause," katanya.
Perbedaan postpartum dan perimenopause
Meski gejalanya serupa, perimenopause akan terlihat berbeda dalam beberapa hal bila dibandingkan dengan postpartum. Perbedaan terbesarnya adalah gejala menjelang menopause yang berlangsung jauh lebih lama.
Sebaliknya, gejala pasca persalinan akan berkurang selama beberapa minggu dan bulan setelah ibu melahirkan. Selain itu, perubahan yang terjadi selama masa postpartum lebih bersifat tiba-tiba.
"Perubahan pasca persalinan terjadi secara tiba-tiba, sedangkan perimenopause datang secara bertahap dari waktu ke waktu," ujar Hill.
Penting bagi Bunda memahami beda antara postpartum dan perimenopause. Pasalnya, pendekatan untuk penanganan kedua kasus itu berbeda meski gejalanya mirip.
"Pendekatan pengobatannya berbeda, karena perempuan perimenopause harus diberi tahu tentang pilihan terapi hormon," kata Tetenbaum.
Demikian penjelasan terkait beda postpartum dan perimenopause yang perlu Bunda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kehamilan
3 Komplikasi Setelah Melahirkan yang Sebaiknya Bunda Waspadai
Kehamilan
Dukungan Keluarga Bantu Cegah Depresi Postpartum
Kehamilan
Mengulik Joriwon, Fasilitas Mewah & Nyaman untuk Bunda Pasca Melahirkan di Korea
Kehamilan
Cerita Bunda Berjuang Melawan Kecemasan Setelah Melahirkan
Kehamilan
Pentingnya Kunjungan Masa Nifas ke Dokter Setelah Bunda Melahirkan
5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Kisah Bunda Mengira Menopause, Ternyata Hamil di Usia 45 Th
Beragam Penyebab Bunda Tidak Kunjung Haid Selain Hamil
Bisakah Perempuan Hamil saat Masuki Masa Perimenopause?