Louisville, Kentucky Area -
Tak ada yang bisa menebak atau mungkin menyadari ketika seorang ibu mengalami kecemasan pasca melahirkan atau
postpartum anxiety. Meski faktanya dari beberapa studi, seorang ibu rentan mengalami kecemasan pasca melahirkan.
Nah, kalau dibiarkan, ibu bisa mengalami depresi atau yang kita kenal postpartum depression (PPD). Lalu, bagaimana pertolongan pertamanya? Seorang ibu berbagi pengalamannya saat ia mengalami kecemasan ini. Adalah Kelsey Kosztowny, seorang blogger di Motherhood of May yang berdomisili di Lousiville, Kentucky, AS.
"Saya akan menceritakan pengalaman saya beberapa minggu yang lalu tentang perjuangan melawan kecemasan pascamelahirkan. Saya ingin berbagi dengan para ibu, bagaimana saya mengelola kecemasan saya dan apa yang terbaik bagi saya dan keluarga saya," kata Kelsey dikutip dari Love What Matters.
Ketika diberi tahu bahwa ia mengalami kecemasan pasca melahirakan yang parah, ia bahkan nggak tahu harus bagaimana. Kelsey mengaku tahu tentang PPD, tetapi kecemasan adalah topik yang sangat terkait erat dengan PPD, dan nggak pernah dibicarakan.
"Saya harus mencari cara untuk menjaga pikiran yang kuat di kepala saya sambil merawat putra saya, bersama dengan menjaga komunikasi tetap terbuka dengan suami saya," tutur Kelsey.
Pertama yang ia lakukan adalah terapi. Ia mulai menyadari ia mengalami
postpartum anxiety itu setelah enam bulan melahirkan. Ia segera menghubungi pihak rumah sakit. Lalu, ia diberi daftar kontak dan mulai menjadwalkan sesi terapi mingguan.
"Terapi tidak pernah menjadi sesuatu yang seharusnya membuat kita malu. Di sesi terapi, kami membahas isu-isu seperti mengapa saya memiliki pikiran-pikiran di kepala saya, bagaimana mengelolanya dan bagaimana untuk terus berjalan di jalan menjaga pikiran dari pikiran saya," kata Kelsey.
Kedua, ia menulis di blog. Laman blognya telah menjadi ruang baginya untuk menulis topik yang membuatnya senang. Ditambah lagi, fashion adalah latar belakangnya, jadi ia menemukan proses kreatif dalam mendesain. Selain itu baginya itu hal yang sangat menenangkan.
"Menulis tentang depresi dan kecemasan pascamelahirkan adalah cara bagi saya untuk memproses perasaan saya. Saya percaya menulis dalam jurnal adalah kunci yang bagus untuk mengatasi ini," tutur Kelsey.
Ketiga, Kelsey melakukan perawatan diri. Kata Kelsey, perawatan diri bisa dalam berbagai bentuk. Beberapa contoh bagus adalah latihan, meditasi, berdoa, terapi dan dayspa.
"Keluargaku sibuk. Sangat penting bagi saya untuk memanfaatkan waktu saya sendiri. Pada siang hari saya biasanya bekerja atau membersihkan rumah. Sore adalah ketika saya fokus pada blog saya. Saya telah membuat komitmen untuk bersikap verbal dalam kebutuhan saya. Jika suami saya libur, saya mencoba menjadwalkan manikur atau pedikur untuk diri saya sendiri. Dua jam saja bisa membuat suasana hati saya senang," tutup Kelsey.
Menyesuaikan diri dengan bayi yang baru lahir memang bisa membuat stres, dan hampir semua ibu baru mengalami beberapa tingkat kecemasan. Tetapi kecemasan pasca melahirkan membuat wanita merasa terus gelisah.
"Ini mengganggu kehidupan dan kemampuan ibu untuk berfungsi secara normal," kata Michael Silverman, PhD, seorang psikolog dan asisten profesor di Sekolah Kedokteran Icahn di New York.
Jadi apa beda kecemasan postpartum dengan
depresi pascamelahirkan? Kata Michael, keduanya dapat dilihat sebagai dua sisi mata uang yang sama. Seringkali kita berpikir tentang depresi sebagai tentang masa lalu, tentang hal-hal yang telah hilang. Tetapi, kecemasan, di sisi lain, cenderung lebih fokus pada masa depan. Untuk itu, seorang ibu perlu didukung penuh oleh keluarga, terutama suaminya.
(aci)