Jakarta -
Berawal dari rasa trauma yang dirasakan saat
melahirkan, perempuan ini mengambil langkah besar untuk mengubah mindset orang-orang bahwa sebenarnya melahirkan secara alami itu bisa nyaman. Hmm, bagaimana caranya?
Adalah Lanny Kuswandi, bidan sekaligus pelopor hypnobirthing di Indonesia, yang mengalami trauma pada saat melahirkan. Sejak itu, dia pun mulai belajar hal baru untuk mengurangi kesakitan saat melahirkan.
Pada tahun 1999, Lanny belajar tentang hypnotherapy bersertifikasi yang dipandu oleh dr Hukom. Setahun kemudian, Lanny belajar dasar-dasar dan keuntungan hipnosis di bawah bimbingan dr Tubagus Erwin Kusuma, SpKJ. Nah, dr Erwin-lah yang mengubah mindset sekaligus inspirator Lanny.
"Beliau pernah bilang,'kalau ingin ciptain generasi yang lebih baik ya harus berawal dari kandungan'. dr Erwin juga bilang trauma bersalin sebenarnya bisa dicegah. Terus saya tanya cegahnya pakai apa dok, beliau bilang pakai hypnotherapi untuk ibu hamil," tutur Lanny saat ngobrol dengan HaiBunda di Pro V Clinic Holistic Health Care, Permata Hijau Selatan DKI, Kebayoran Lama, beberapa hari lalu.
Lanny menuturkan dari dulu orang susah sekali 'percaya' pada hypnoterapy. "Wah, nggak hamil aja dulu orang susah banget dan orang pada takut dengan kata hypoterapy duluan. Lalu kemudian saya coba Googling sendiri, ternyata di luar negeri orang udah marak banget. Nah, dari situ saya berangkat ke Australia," ungkap Lanny.
 Ilustrasi melahirkan/ Foto: Thinkstock |
Semakin bersemangat untuk memperdalam kemampuannya, Lanny pun mengikuti pelatihan di Australia. Pada 2001, ia pun berhasil meraih Certified Painless Childbirth dan Stress Management Specialist di Omni Centre Hypnosis, Florida, USA (long distance learning).
Baca juga:
Sesaat Usai Melahirkan ASI Tak Lancar, Jangan Khawatir Bayi Kelaparan
Lanny juga mengikuti HypnoBirthing Course Marie F Mongan Method, pada tahun 2002 yang diselenggarakan oleh Peter Jackson di Perth, Australia.
"Ketika ingin mengembangkan (hypnotherapy) miliki Marie Mongan, ada beberapa hal yang semua materi nggak boleh diubah dan harus persis seperti itu. Nah, menurut dr Erwin, kita beda. Maksudnya dari segi nalar, orang luar udah oke dan kita belum, akhirnya ada satu teknik yang dibuat dr Erwin pakai idiomotoric response," tutur Lanny.
Karena nggak bisa ambil teknik Marie Mongan tersebut, akhirnya ia dan dr Erwin mengembangkan hypnobirthing dari tahun 2002 hingga saat ini. Lalu di tahun selanjutnya Lanny dan tim (yang berisi 5 orang) menciptakan prenatal gentle yoga.
Lanny dan tim lantas mendalami yoga, kemudian mereka memberikan pelatihan ke bidan. Bidan yang sudah ikut kemudian jadi praktisi dan guru yoga untuk ibu hamil.
Sama halnya seperti doula (pendamping untuk ibu hamil), guru yoga ibu hamil juga nggak harus dari tenaga kesehatan lho. Yang penting adalah ikut pelatihan.
"Untuk jadi guru prenatal gentle yoga nggak mesti orang medis. Yang penting harus ikut pelatihan. Karena ibu hamil itu kita harus memperhatikannya lebih luas karena ada bayi," lanjut Lanny.
Tentang HypnobirthingHypnobirthing adalah salah satu teknik autohipnosis (self hypnosis). Ini merupakan upaya alami dalam menanamkan niat positif atau sugesti ke jiwa atau pikiran bawah sadar dalam menjalani masa kehamilan dan persiapan persalinan.
"Dengan begitu ibu hamil dapat menikmati indahnya masa kehamilan dan lancarnya proses persalinan," tutur Lanny.
Metode hypnobirthing ini, didasarkan pada keyakinan bahwa setiap perempuan memiliki potensi untuk menjalankan proses melahirkan secara alami, tenang, nyaman bahkan bisa tanpa rasa sakit. Hypnobirthing merupakan pendekatan yang efektif untuk menetralisir dan memprogram ulang (reprogramming) rekaman negatif dalam pikiran bawah sadar dengan program positif.
Hasilnya, rekaman yang tertanam dalam pikiran bawah sadar bahwa persalinan yang menakutkan dan menyakitkan itu bisa terhapus dan berganti dengan keyakinan baru bahwa persalinan berlangsung sangat spiritual, mudah, lancar, dan nyaman
Lanny mengakui, waktu dari 2002 dia membawa hypnotherapy ke Indonesia bukanlah hal yang mudah lho, Bun. "Takes time juga, tapi kan kita harus work smart. Jadi waktu pertama saya kembangin juga emang berat banget," kisah Lanny.
Lanny menceritakan waktu ia pulang dari Australia sendirian, dia sudah merasakan di mana ia harus gotong-gotong kursi lalu presentasi. Setelah itu, nggak sedikit orang yang usai melihat persentasinya bertanya-tanya: mungkinkah itu ilmu sesat?
"Untung saya punya teman-teman di media, saya bilang, 'Mas buat pelatihan yuk. Saya punya teknik bagus banget dan di luar negeri udah banyak dipakai, saya nggak usah dibayar mau berapa kali pelatihan boleh nanti dilihat feedback-nya kayak apa'," kata Lanny.
 Ilustrasi melahirkan/ Foto: thinkstock |
Dari situ Lanny mulai membuat seminar bersama salah satu tabloid secara gratis. Dari situ pula Lanny mulai membuka pelatihan secara gratis untuk para ibu hamil dan suaminya.
"Bahkan saya dampingi juga lahirannya (doula), 10 klien pertama saya dampingi. Ada satu titik suami saya bilang, kamu mau sampai kapan begini, nggak dapat uang sama sekali," ujar Lanny.
Karena biasanya ia bersama dr Erwin dari kantor ke kantor termasuk kantor suaminya, menggelar pelatihan stres management, jadi setidaknya ia dapat penghasilan.
Baca juga:
Muncul Tren Baru, Orang Tua Biarkan Anak Melihat Proses PersalinanNggak lama, gayung bersambut. Datanglah Evariny Andriana, penulis buku 'Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode Hypnobirthing'. "Pas dia (Evariny) datang dia bilang, 'Mami aku enak banget melahirkan lancar nggak terasa banget nyerinya'. Ia merupakan salah satu klien, bikin buku tentang pengalaman dia hypnobithing, masuk Gramedia dan best seller," papar Lanny.
Nggak hanya itu, Bun, Evariny juga membuatkan website sekaligus EO (event organizer) untuk Lanny. Sejak saat itu, tidak terbendung berapa orang yang ingin melakukan hypnobirthing pada Lanny sebelum mereka melahirkan.
"Dari situ saya juga dapat sponsor salah satu susu ibu hamil, kelilinglah kami ke berapa kota. Saya, Evariny, dr Boy Abidin SpOG (dr OZ), Sarah Sechan. Akhirnya nggak ketampung klien saya yang di Jakarta. Evariny pun ambil hypnotherapy dan hypnobirthing sama kita," jelas Lanny.
Dengan berbagai sertifikasi yang harus diambil, Evariny pun setuju dan mulai terima klien. Dari situ juga, ada beberapa testimoni dari ibu hamil yang sudah ikut mengatakan bahwa harusnya bidan juga harus belajar.
"Karena bidan tuh banyak banget (yang secara nggak sadar) punya sugesti kata-kata negatif ketika di kamar persalinan. Akhirnya ketemu deh tim bidan. Jadi memang kalau mengubah orang harus dari mindsetnya dulu," imbuh Lanny.
Lanny juga ingin mengangkat bahwa peran bidan harus kembali ke nilai awal. Karena menurut Lanny, peran bidan waktu ada pertama kali bisa lahir harusnya bidan sebagai pendamping persalinan.
"Jadi dia (bidan) harus selalu berada di samping ibu di saat ibu melahirkan. Nah, peran itu bergeser nggak tahu penyebabnya apa. Di tahun ajaran saya, ibu pertama kali masuk kamar bersalin sampai dia melahirkan dan pulang, bidan harus selalu ikutin," papar perempuan berusia 61 ini.
Pada praktiknya sekarang, hal tersebut tidak dilakukan sama sekali. Namun kemudian datanglah
doula, dan akhirnya doula menjadi pendamping si ibu hamil dari sisi psikologinya.
Baca juga:
Ibu Berpinggul Besar Lebih Mungkin Melahirkan Normal, Benarkah? (aml)