Jakarta -
Saat cuaca tak menentu, kadang hujan kadang panas. Biasanya penyakit yang mudah menyerang kita adalah
pilek. Hal ini bisa saja disebabkan oleh virus yang ada di sekitar kita lho.
Nah, saat si kecil kena pilek, nggak harus selalu diatasi pakai obat lho, Bun. Sebenarnya penyakit ini bisa sembuh sendiri, kita cuma perlu memastikan si kecil istirahat dan mendapat nutrisi yang cukup. Tapi agar pilek segera reda, ada beberapa pengobatan rumahan yang bisa dilakukan.
Berikut ini adalah cara alami mengatasi pilek pada anak tanpa perlu menggunakan obat-obatan kimia, seperti dikutip dari Independent:
Baca juga:
Bisakah Serpihan yang Bikin Anak Kesusupan Keluar Sendiri Anak hirup uap panas/ Foto: infografis |
1. Menghirup Uap Panas
Profesor Steve Field, ketua Royal College of General Practitioners menuturkan sekumpulan virus dan respons kekebalan tubuh yang kurang baik menyebabkan gejala pembengkakan saluran hidung dan lapisan sinus. Alhasil hal itu menyebabkan si kecil bersin, pilek dan mata sakit.
Prof Field menyarankan uap adalah pilihan yang baik untuk meredakan pilek. Caranya, ajak anak menghirup uap dari semangkuk air panas. Bunda bisa memberi tetesan minyak tumbuhan seperti minyak kayu putih atau minyak hangat lainnya. Penambahan minyak hangat ke dalam air panas ini, sehingga akan membuat hidung yang pilek menjadi lebih lega.
Tapi ingat ya Bun, awasi anak saat melakukan hal ini untuk menghindari mereka tersiram air panas.
 Anak minum minuman hangat/ Foto: infografis |
2. Minum Minuman Hangat
Minuman hangat bekerja dengan sangat baik untuk meredakan pilek. Begitu kata Profesor Ron Eccles, Direktur Common Cold Research Center di Universitas Cardiff.
Suatu studi menemukan efek dari minum minuman hangat akan menimbulkan aliran udara hidung yang tersumba. Nah, hidung yang pilek akan mengalami penurunan derajat penyumbatan sehingga menjadi lebih segar. Minuman hangat ini juga membuat batuk dan sakit tenggorokan lebih ringan.
Baca juga:
Risiko Sedot Ingus Anak Pakai Mulut Anak makan sup ayam hangat/ Foto: infografis |
3. Makan Sup Ayam atau Kari
Sup buatan sendiri sangat baik untuk semua hal, terutama jika itu menggunakan daging ayam. Saat memakan sup ayam hangat, hidung akan menghirup uap aromatik, sehingga membuat hidung lebih lega. Sup ayam juga membuat tubuh terhidrasi dan memberi kenyamanan.
Ada juga klaim bahwa daging ayam memiliki sifat anti-virus, terutama jika kulitnya tertinggal. Pada tahun 2000, para ilmuwan di University of Nebraska Medical Center di Omaha menemukan bahwa beberapa komponen sup ayam menghambat migrasi neutrofil, yang mungkin memiliki anti-virus.
 Anak dan Bunda sedang santai/ Foto: infografis |
4. Mengajak Anak Lebih Santai
Ajak anak bersantai-santai saat terkena pilek itu adalah hal yang bagus lho, Bun. Karena ini membuat anak rilek dan membuat imunitasnya meningkat. Kalau Bunda yang pilek, mungkin Bunda bisa mengambil cuti kerja untuk beristirahat di rumah dan bersantai sejenak. Selain akan membuat pilek lebih cepat sembuh juga membuat teman-teman kantor lebih aman dari tertularnya penyakit ini.
 Perbanyak minum air/ Foto: infografis |
5. Minum Air
"Ketika tubuh melawan infeksi virus, saat itu juga kita mengalami dehidrasi," kata Dr Rob Hicks, GP dan penulis Old Remedies From Arsenic to Gin.
Untuk itu saat anak kena pilek, hendaknya diberi minum air dalam jumlah cukup. Cairan yang cocok adalah air mineral.
Baca juga:
Si Kecil Gampang Sakit? Bisa Jadi Ini Sebabnya, Bun Anak memegang madu/ Foto: infografis |
6. Madu
Minum madu sangat efektif saat pilek. Sebab madu bisa membantu daya tahan tubuh. Jika diminum secara rutin, madu menghasilkan efek yang baik bagi kesehatan tubuh serta dapat mencegah panas dalam.
Jika diberikan pada malam hari menjelang tidur, madu lebih efektif untuk meredakan batuk dibanding sirup
obat batuk rasa madu, serta membantu anak tidur lebih nyenyak. Demikian hasil penelitian yang dimuat dalam Archives of Pediatric and Adolescent Medicine. Dosis pemberian madu sama seperti obat batuk OTC, yaitu ½ sendok teh untuk usia 1-5; 1 sendok teh untuk usia 6-11; serta 2 sendok teh untuk usia 12 ke atas. (Perlu diingat: madu tidak disarankan untuk bayi di bawah 1 tahun, karena berisiko menyebabkan botulisme, sejenis keracunan.)
(jos)