Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

6 Jenis Batuk pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

Jujuk Ernawati   |   HaiBunda

Senin, 16 Mar 2020 10:27 WIB

Salah satu jenis batuk yang dialami anak adalah batuk berdahak, yang disebabkan virus. Selain itu, batuk apalagi dan cari tahu yuk Bun cara mengobatinya.
Ilustrasi bayi batuk/Foto: thinkstock
Jakarta - Sebagian anak-anak rentan dengan batuk dan pilek. Mayoritas batuk pada anak disebabkan oleh kondisi pernapasan, seperti pilek, flu atau asma.

Kendati demikian, kondisi itu kadang bisa menandakan sesuatu yang lebih serius seperti batuk rejan atau pneumonia. Nah jenis batuk sendiri ada beberapa jenis, lho Bun.



Dengan mengetahui jenis batuk pada anak, Bunda bisa menentukan apakah akan mengunjungi dokter atau tidak. Dikutip dari Parents, berikut ini enam jenis batuk yang sering diderita bayi dan anak-anak:

1. Batuk mengonggong

Anak yang menderita batuk ini, suara batuknya keras dan terdengar seperti suara gonggongan atau siulan bernada tinggi saat anak menarik napas. Batuk biasanya terjadi pada malam hari karena hidung anak tersumbat.

Anak berusia 6 bulan hingga 3 tahun biasanya mengalami batuk ini. Namun umumnya batuk akan membaik pada siang hari tapi akan terjadi lagi di malam hari. Penyebab batuk ini adalah virus yang memicu peradangan di laring dan trakea (batang tenggorokan).

Untuk meredakannya, Bunda bisa mengajak buah hati untuk mencari udara segar di luar, namun kenakan baju hangat untuknya. Bunda juga mengoleskan balsem bayi atau mandi air hangat karena bisa melegakan pernapasannya.

Selain itu, pasang alat pelembab udara atau humidifier di kamar anak, dan pastikan ia minum banyak cairan. Meskipun batuk ini biasanya sembuh sendiri, namun jika kondisinya bertambah buruk, sebaiknya segera ke dokter.

2. Batuk berdahak

Ini merupakan batuk yang terjadi karena anak sedang pilek, sakit tenggorokan, mata berair dan nafsu makan buruk. Batuk ini disebabkan oleh virus, sehingga antibiotik tidak bisa membantu meredakan batuk berdahak.

Jika anak tidak bisa mengeluarkan lendir di hidung, Bunda bisa menggunakan obat tetes saline dan alat suntik untuk membantu membersihkan lendir yang biasanya membuatnya batuk. Memasang humidifier, mandi air hangat dan menghirup uap bisa membantu meredakan batuknya.

Tanya ke dokter sebelum memberikan obat-obatan kepada anak dan apakah sudah cukup umur untuk minum obat tersebut. Dan penting diwaspadai ya Bun, jika ingus anak berwarna hijau terus menerus disertai dengan demam, mungkin buah hati menderita infeksi sinus karena bakteri, sehingga perlu ke dokter.

{SEO} 6 Jenis Batuk pada Anak, Begini Mengobatinya BundaIlustrasi anak batuk/Foto: iStock


3. Batuk kering di malam hari

Jika anak mengalami batuk yang makin buruk setiap malam dan saat berlari, mungkin disebabkan oleh asma. Asma merupakan kondisi kronis di mana saluran udara di paru-paru menjadi meradang dan menyempit serta menghasilkan lendir berlebih.

"Lendir di paru-paru membuat sedikit rasa gatal dan membuat anak-anak batuk," kata asisten profesor pediatri di Cleveland Clinic Vhildren's Hospital, Dr Debbie Lonzer.

Batuk ini juga bisa dipicu karena olahraga, alergi, pilek atau udara dingin. Jika Bunda mencurigai batuk yang terjadi pada anak adalah asma, segera temui dokter.

4. Batuk disertai demam dan nyeri otot

Pada kondisi ini, anak akan menderita batuk yang lemah dan serak disertai dengan demam tinggi, nyeri otot, dan pilek. Penyebabnya flu yang bisa menularkan ke orang di sekitarnya.

"Batuk ini mudah menular, jadi ketika di ruangan ada anak yang bersin sekali saja, virus flu terbang melintasi ruangan," kata Lonzer.

Bunda bisa mengatasinya dengan memberikan banyak makanan, susu, cairan dan asetaminofen atau ibuprofen pada anak dengan usia lebih dari 6 bulan. Obat itu untuk menurunkan demam dan meredakan sakitnya.

5. Batuk serak dan berdarah

Jika suara batuk anak serak, napasnya cepat, maka bisa disebabkan oleh bronkhiolitis yang merupakan infeksi bronkiolus, yang merupakan saluran udara terkecil di paru-paru.

Saat saluran itu membengkak dan penuh dengan lendir, anak akan sulit bernapas. Penyebab paling umum adalah respiratory syncytial virus. Bronkhiolitis paling sering menyerang bayi selama berbulan-bulan. Jika anak menderita kesulitan bernapas dan minum, segera hubungi dokter.

Buatlah anak untuk beristirahat dan minum banyak cairan. Kebanyakan anak tidak memerlukan obat, namun dalam kasus serius, mungkin anak perlu dirawat di rumah sakit untuk diberi oksigen, cairan atau obat-obatan.


6. Batuk rejan

Jika anak menderita pilek selama lebih dari seminggu, kemudian diikuti dengan batuk yang bisa lebih dari 20 kali dalam satu napas serta di antara batuknya, dia kesulitan bernapas dan mengeluarkan suara rejan yang aneh saat menghirup maka disebut dengan batuk rejan.

Penyebabnya adalah bakteri yang disebut pertusis, yang menyerang saluran pernapasan, dan membuat peradangan parah dan kadang menghalangi saluran udara. Anak-anak yang belum diimuniasi penuh kemungkinan akan terkena batuk rejan, namun bayi paling berisiko.

"Bayi di bawah 6 bulan tidak memiliki kekuatan yang cukup di paru-paru mereka untuk membuat suara rejan, sehingga sulit bagi orangtua untuk mendeteksinya," kata Dr Gordon Bloomberg, profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis.

Ketika mengalami batuk ini, bayi mungkin bisa muntah dan berhenti bernapas sebentar. Bahkan, bibir bayi juga bisa berubah menjadi ungu karena kekurangan oksigen.

Hal yang bisa dilakukan adalah dengan menghubungi dokter segera mungkin jika Bunda mencurigai anak menderita batuk rejan. Bayi di bawah 6 bulan perlu dibawa ke rumah sakit. Batuk karena infeksi bakteri ini bisa diobati dengan antibiotik.

Nah, Bunda juga bisa menyimak ragam bahan herbal untuk atasi flu anak:

[Gambas:Video Haibunda]





(jue/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda