Jakarta -
Menggendong itu memang nggak bisa sembarangan, Bun. Banyak hal yang harus diperhatikan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
dr Daffodilone Cahyadi, SpOT, merekomendasikan gendongan yang berjenis M-shape. Sedangkan yang paling harus dijauhi adalah gendongan yang memungkinkan posisi kaki anak lurus.
dr Daffo mengatakan cara gendong yang salah membuat anak berisiko terkena hyp dysplasia atau displasia panggul. Ini merupakan kondisi keluarnya panggul dari sendinya. Wah, seram ya, Bun.
Baca juga:
Ingat 'TICKS' Saat Menggendong si Kecil Ya, BunNah, akibatnya bisa seperti kaki pendek sebelah, sendi panggul yang bergerak berbeda arah dengan lainnya, serta lipatan kulit pada bagian dalam paha lebih banyak.
"Hal ini harus ditangani dari awal karena jika tidak, kaki anak akan pendek sebelah, pertumbuhan panggul tidak bagus, dan cara jalan jadi tidak baik," kata dr Daffo dalam acara Pekan Menggendong Sedunia 2017 yang digelar Indonesia Baby Wearers (IBW) Jabodetabek di Club Kembang, Kemang, beberapa waktu lalu.
Jika sudah telanjur mengalami displasia panggul, orang tua harus memberi penanganan sedini mungkin. dr Daffo menyarankan terapi pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan adalah dengan memasang pavlik harness, yaitu penjepit yang paling umum digunakan untuk bayi dengan kelainan panggul.
Alat ini membantu mendorong femur masuk ke dalam acetabulum dan umumnya dipasang selama 3 sampai 9 bulan. Saat si kecil memakai alat ini, tidak boleh dibuka sembarangan ya, Bun. Dampak pemakaian alat ini orang tua jadi mengalami kesulitan dalam memandikan dan mengganti popok.
Karena itu, Bun, sehabis mandi anak sering-sering dicek ya. Ini penting supaya kita lebih cepat mengenal efek dan gejalanya, sehingga bisa dikonsultasikan segera ke dokter terkait.
Untuk waktu
menggendong anak, dr daffo tidak membatasi. Selama orang tua dan anak sama-sama dalam posisi yang nyaman, tentu nggak masalah.
Baca juga:
Menggendong Itu Gampang, Tapi Ada Aturannya (aml)