Jakarta -
Ketika kita temukan merah-merah atau bentol-bentol di kulit anak, sering kali kita menduga itu adalah dampak dari alergi. Nah, bicara soal alergi ada beberapa fakta penting yang Bunda perlu tahu.
Yuk, disimak, Bun, berbagai fakta tentang
alergi pada anak yang telah dirangkum HaiBunda dari berbagai sumber:
1. 3 Area Deteksi Alergi pada Anak
 Adanya 3 area alergi pada tubuh anak. Foto: Thinkstock |
Tahukah Bunda, ada tiga area di tubuh anak yang bisa mendeteksi alergi, yakni kulit, saluran pernapasanm dan saluran cerna.
Prof Dr dr Budi Setiabudiawan, SpA(K), M.Kes menjelaskan pada kulit, gejala alergi yang kerap muncul antara lain urtikaria atau biduran dan eksim.
Deteksi di saluran napas bisa dilihat jika anak sering pilek, bersin-bersin, dan hidung tersumbat di pagi hari. Bisa juga nih, kalau si kecil batuk berulang di malam dan pagi hari tanpa gejala demam atau kalau sering sesak napas.
Untuk gejala di saluran cerna, biasanya dilihat dari keluhan gumoh, muntah, susah buang air besar. Tapi bisa juga, Bun, yang terjadi sebaliknya, yakni diare, bahkan hingga berdarah.
2. Alergi Bukan Selalu WarisanJika anak mendapat
alergi, belum tentu alergi tersebut 'warisan' dari orang tuanya. dr Melanie Makhija, ketua peneliti sekaligus asisten profesor alergi dan imunologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine, melibatkan dua ribu orang tua yang memiliki anak dengan alergi makanan untuk mengikuti tes alergi.
"Hasilnya hanya 28 persen yang benar-benar positif memiliki alergi dari 2.477 orang tua yang melaporkan memiliki alergi sebelumnya," tutur dr Makhija dikutip dari detikhealth.
3. Alergi yang Paling Banyak pada AnakMenurut data dari Allergy & Asthma Foundation of America, alergi protein susu sapi merupakan salah satu alergi makanan yang paling banyak terjadi pada anak-anak.
Studi di beberapa negara di seluruh dunia yang menunjukkan prevalensi alergi protein susu sapi pada anak-anak di tahun pertama kehidupan sekitar 2 sampai 7,5 persen. Angka ini tentunya diikuti dengan risiko yang mungkin mengancam si kecil di masa depan.
3. Alergen Tak TerdugaKonsultan Alergi Imunologi Anak, Prof Dr dr Budi Setiabudiawan SpA(K) M.Kes mengatakan ada hal-hal yang nggak disangka bisa jadi alergen atau pemicu alergi. "Si kecil juga berisiko mengalami alergi dari asap rokok hingga penggunaan antibiotik saat persalinan," jelas Prof Budi, dalam keterangan tertulisnya, 'Kampanye Bunda Tanggap Alergi dengan 3K oleh Nutricia Sarihusada'.
4. Alergi Berdampak pada Psikologis
 Alergi dapat mempengaruhi psikologis. Foto: Thinkstock |
Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani mengatakan ketika anak mengalami alergi, beberapa orang tua langsung merasa gagal dalam mengasuh anak. Hmm, ternyata alergi pada anak nyata berdampak pada psikologis orang tua.
Orang tua merasa gagal karena kesulitan memenuhi kebutuhan gizinya, khususnya dari minuman dan makanan. Hal ini juga dapat berdampak pada keceriaan si kecil pada masa tumbuh kembang di lingkungannya.
"Makanya dengan adanya informasi yang lengkap dan menyeluruh, orang tua dapat menangani alergi pada si kecil dengan lebih baik," lanjut perempuan yang akrab disapa Nina ini.
5. Pentingnya 3K (Kenali, Konsultasikan, dan Kendalikan)a. Kenali
Ketika anak mendapati suatu alergi, segera kenali risiko dan gejala yang dialami si kecil ya, Bun. Orang tua juga dapat mengakses www.alergianak.com untuk memahami lebih jauh tentang alergi tersebut.
Orang tua juga harus mengenali diri sendiri, sifat si kecil, bahkan lingkungan sekitar mereka untuk mengelola tantangan yang dihadapi dengan pola asuh yang tepat.
b. Konsultasikan
Segera konsultasikan ke dokter agar si Kecil memperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat. Bila perlu, orang tua bisa mengajak anggota keluarga lain saat berkonsultasi agar tantangan bisa dihadapi bersama.
Menurut dokter spesialis alergi anak, Dr dr Zakiudin Munasir SpA(K), sebelum kita menambahkan makanan khusus pada anak alergi ada baiknya dicek dulu, anak alergi makanan apa dan jangan asal pantang. Setelah tahu, baru cari pengganti makanan.
"Contoh, ketika anak mengalami alergi telur maka orang tua bisa memberikan makanan lain yang memiliki protein yang kandungannya sama seperti pada telur," papar dr Zaki.
Namun, dr Zaki mengingatkan sekali lagi bahwa hal tersebut harus melalui proses pemeriksaan terlebih dahulu.
c. Kendalikan
Kendalikan penyebab
alergi dengan asupan nutrisi yang tepat. Ubah gaya hidup sesuai dengan kebutuhan alergi si kecil dan pintar-pintar juga, Bun, untuk mencari alternatif kudapan untuk si kecil.
Misal, jika si kecil alergi protein susu sapi, hindari semua makanan dan minuman yang mengandung susu sapi lalu konsultasikan ke dokter mengenai alternatif nutrisinya.
(aml)