Jakarta -
Kadang kita mungkin bosan ya hanya diam saja saat
menyusui si kecil. Alhasil kita pun menyusui sambil membalas whatsapp atau mungkin belanja online. Hmm, tapi jangan sampai ini jadi kebiasaan ya, Bun.
Iya, soalnya
menyusui itu bukan sekadar memberi makan atau mengenyangkan si kecil saja. Ketika menyusui, kita bisa menstimulasinya dan bahkan mendeteksi dini jika ada kelainan dalam tumbuh kembangnya, lho.
"Saat kita menyusui bayi, saat awal bisa melihat dalam jarak 40-50 cm. Saat itu kita bisa memastikan kontak mata ibu dan bayi berjalan dengan baik atau tidak. Kondisi yang bisa dideteksi secara dini kalau sulit kontak mata adalah autisme," tutur dr Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, dalam talk show di Festival Bunda Happy bersama Vivo, Minggu (16/10/2017).
Baca juga:
Penyebab Anak Terlambat BicaraDari kegiatan menyusui itu, kita juga bisa memperhatikan apakah si kecil melihat dengan baik wajah ibunya, lalu memberikan respons. Kalau penglihatan si kecil baik, maka di usia 2-3 bulan akan memberikan respons senyum.
"Di usia tiga bulan sudah fokus melihatnya. Diberikan mainan sudah bisa," sambung dr Wi, demikian dia biasa disapa.
Setelah beberapa saat menyusu, biasanya si kecil antara sadar dan nggak sadar. Nah, di saat itu, kata dr Wi, kita bisa memberi stimulasi. Soalnya informasi akan mengendap jika bayi dalam keadaan akan terlelap.
"Misal kita baca doa, kita nyanyikan lagu," lanjut dr Wi.
Interaksi lain yang bisa kita berikan adalah dengan mengajak si kecil mengobrol. Dari situ, kita bisa tahu nih si kecil sudah punya kemampuan bicara sampai tahap apa. Kalau usianya 1-6 minggu, bayi akan memasuki tahapan cooing. Ini sering disebut juga sebagai fase reflexive atau vocalization. Suara-suara yang dikeluarkan anak masih bersifat refleks, kadang berupa tangisan.
Baca juga:
Begini Lho Bun Perkembangan Anak Usia 0-1 TahunSelanjutnya di usia 6-7 minggu, bayi memasuki tahapan babling. Pada tahapan ini, anak mulai membuat suara-suara yang berbeda dalam tiap suasana. Tetapi suara-suara tersebut masih bersifat refleks. Secara tidak langsung, bayi sedang melatih kematangan gerak artikulasinya.
Kemudian di usia 6-9 bulan, anak memasuki tahapan laling. Nah, di masa ini, fungsi pendengaran semakin matang. Anak mulai bersuara, mendengar suaranya, merasa senang dan ia selalu mengulangi ucapannya. Anak akan menginjak fase di mana anak mulai meniru bunyi-bunyi yang didengar dari lingkungannya.
Lalu di usia 12–18 bulan, anak memasuki fase true speech. Di tahap ini, ucapan anak mulai berarti, ya meskipun belum lengkap dan kadang belum tepat. Tetapi ucapan mereka untuk suatu makna sudah konsisten.
"Kalau kita lihat ada keterlambatan sekali, maka bisa konsultasi," saran dr Wi.
(Nurvita Indarini)