
menyusui
Bun, Perubahan Ini Normal Kok Terjadi Saat Menyusui
HaiBunda
Selasa, 12 Dec 2017 15:00 WIB

Jakarta -
Badan setelah melahirkan kok masih bulat ya. Apalagi pas menyusui, nafsu makan makin menjadi. Hmm, apa Bunda merasakan juga? Belum lagi payudara yang suka 'bocor ASI' di saat yang nggak tepat pas udah lama nggak nyusui atau dipumping. Benar-benar deh ya, Bun, berbagai perubahan kita alami pas menyusui.
"Selain bermanfaat untuk tumbuh dana kembang anak, menyusui juga memiliki banyak manfaat kesehatan untuk ibu seperti yang sering kita dengar. Ibu yang menyusui memiliki insidensi kanker payudara yang lebih rendah, penyakit jantung, diabetes, kanker ovarium, osteoporosis, rheumatoid arthritis, obesitas, dan banyak lagi," kata Zarya Rubin, MD, direktur pendiri Latched On MD, seperti dilansir Women's Health.
Di balik segundang manfaat itu Bun, ada beberapa efek samping menyusui atau perubahan yang dialami Bunda ketika menyusui. Ini dia, Bun:
1. Puting Lebih Keras
Pas bayi memulai latch on alias melekat, Bunda tentu merasakan betapa kuatnya mulut kecil si bayi. Awalnya mungkin kita merasa kurang nyaman, selebihnya ketidaknyamanan itu perlahan hilang. Bener nggak, Bun?
"Puting penuh ujung saraf dan memiliki kulit sensitif yang belum sering terpapar rangsangan sebelum menyusui," kata Rubin.
Untungnya, Bun, tubuh wanita sudah siap. "Kehamilan itu sendiri membantu membuat puting susu lebih melar dan lebih kuat," katanya.
2. Payudara Terasa 'Tersengat'
Sewaktu bayi pertama kali mengisap ASI, biasanya payudara terasa seperti tertusuk-tusuk atau tersengat. Ini disebut refleks letdown, Bun. "Ini fenomena neurologis saat bayi menyusu di payudara," kata Rubin.
Dia bilang, kenaikan hormon oksitosin membuka saluran susu sehingga ASI lebih mudah mengalir. Nah, coba deh, Bun rasain atau ingat-ingat lagi saat ASI mengalir, ada perasaan kayak tergelitik, menyenangkan, bahkan bikin kita rileks. Penting buat diketahui, kadar hormon oksitosin bisa meningkat saat Bunda hanya memikirkan si kecil. Tapi kalau pas dengar anak nangis, saluran susu emang bisa terbuka tapi di waktu yang nggak tepat, Bun.
3. Berat Badan Naik atau Nggak Sama Sekali
Ada bunda yang mengatakan dirinya nggak bisa menahan kenaikan berat badan saat menyusui, tapi ada juga yang bilang mereka justru nggak mengalami kenaikan berat badan. Nah, kalau Bunda termasuk yang mana nih?
"Menyusui membakar sekitar 300 sampai 500 kalori per hari. Penelitian telah menunjukkan ini membantu menurunkan berat badan yang menyertai kehamilan, tapi ini belum tentu merupakan perbaikan ajaib bagi semua orang," kata Rubin.
Ada juga #breastfeedinghunger, kondisi yang membuat banyak ibu lebih kelaparan dibanding saat hamil. Rubin mencatat tidak ada data untuk menunjukkan mengapa beberapa ibu bisa mudah menurunkan berat badan sementara beberapa ibu lain berat badannya masih aja 'enggan' turun bahkan sampai si kecil udah disapih. Selama menyusui, Bunda bisa konsumsi makanan sehat kayak kacang-kacangan, buah, dan air agar asupan gizi dan cairan tetap terpenuhi.
4. ASI Berubah
Seiring bertambahnya usia anak, komposisi ASI juga mengalami perubahan, Bun. Ya, makin besar anak, kandungan gizi dalam ASI juga makin nggak bisa mengcover kebutuhan gizi anak karena sudah dicover sama bahan makanan selain ASI misalnya MPASI dan makanan rumahan.
"Karakteristik dalam ASI jika Anda memiliki bayi baru lahir dengan bayi berusia satu bulan atau balita sangat berbeda. Misalnya, saat bayi bertambah tua, faktor kekebalan tertentu dalam susu akan berubah. Kalau bayi atau ibu yang sakit, antibodi dalam susu menyesuaikan diri untuk melawan infeksi," kata Rubin.
5. Emosi Labil
Bunda gelisah, marah, atau ingin melarikan diri saat bayi maunya menyusu saja padahal ada yang harus diselesaikan? Bunda mungkin merasa marah karena berada di situasi itu ya. Nah, penelitian menunjukkan menyusui memicu berbagai emosi yang kuat, termasuk yang negatif seperti keengganan menyusui.
Padahal nih, Bun, banyak wanita di luar sana cenderung merasa bersalah karena tak bisa menyusui buah hatinya. Tapi kalau suatu waktu Bunda merasa kesal dan bete saat harus menyusui si kecil, itu normal dan tidak ada yang salah dengan Bunda.
Pemicu lain untuk perasaan negatif ini termasuk tidak makan atau tidur nyenyak, selain rasa sakit saat menyusui. Untuk alasan itu, penting untuk menjaga diri sendiri dan mengatasi masalah yang terkait. (rdn)
"Selain bermanfaat untuk tumbuh dana kembang anak, menyusui juga memiliki banyak manfaat kesehatan untuk ibu seperti yang sering kita dengar. Ibu yang menyusui memiliki insidensi kanker payudara yang lebih rendah, penyakit jantung, diabetes, kanker ovarium, osteoporosis, rheumatoid arthritis, obesitas, dan banyak lagi," kata Zarya Rubin, MD, direktur pendiri Latched On MD, seperti dilansir Women's Health.
Di balik segundang manfaat itu Bun, ada beberapa efek samping menyusui atau perubahan yang dialami Bunda ketika menyusui. Ini dia, Bun:
1. Puting Lebih Keras
Pas bayi memulai latch on alias melekat, Bunda tentu merasakan betapa kuatnya mulut kecil si bayi. Awalnya mungkin kita merasa kurang nyaman, selebihnya ketidaknyamanan itu perlahan hilang. Bener nggak, Bun?
"Puting penuh ujung saraf dan memiliki kulit sensitif yang belum sering terpapar rangsangan sebelum menyusui," kata Rubin.
Untungnya, Bun, tubuh wanita sudah siap. "Kehamilan itu sendiri membantu membuat puting susu lebih melar dan lebih kuat," katanya.
2. Payudara Terasa 'Tersengat'
Sewaktu bayi pertama kali mengisap ASI, biasanya payudara terasa seperti tertusuk-tusuk atau tersengat. Ini disebut refleks letdown, Bun. "Ini fenomena neurologis saat bayi menyusu di payudara," kata Rubin.
Dia bilang, kenaikan hormon oksitosin membuka saluran susu sehingga ASI lebih mudah mengalir. Nah, coba deh, Bun rasain atau ingat-ingat lagi saat ASI mengalir, ada perasaan kayak tergelitik, menyenangkan, bahkan bikin kita rileks. Penting buat diketahui, kadar hormon oksitosin bisa meningkat saat Bunda hanya memikirkan si kecil. Tapi kalau pas dengar anak nangis, saluran susu emang bisa terbuka tapi di waktu yang nggak tepat, Bun.
![]() |
3. Berat Badan Naik atau Nggak Sama Sekali
Ada bunda yang mengatakan dirinya nggak bisa menahan kenaikan berat badan saat menyusui, tapi ada juga yang bilang mereka justru nggak mengalami kenaikan berat badan. Nah, kalau Bunda termasuk yang mana nih?
"Menyusui membakar sekitar 300 sampai 500 kalori per hari. Penelitian telah menunjukkan ini membantu menurunkan berat badan yang menyertai kehamilan, tapi ini belum tentu merupakan perbaikan ajaib bagi semua orang," kata Rubin.
Ada juga #breastfeedinghunger, kondisi yang membuat banyak ibu lebih kelaparan dibanding saat hamil. Rubin mencatat tidak ada data untuk menunjukkan mengapa beberapa ibu bisa mudah menurunkan berat badan sementara beberapa ibu lain berat badannya masih aja 'enggan' turun bahkan sampai si kecil udah disapih. Selama menyusui, Bunda bisa konsumsi makanan sehat kayak kacang-kacangan, buah, dan air agar asupan gizi dan cairan tetap terpenuhi.
4. ASI Berubah
Seiring bertambahnya usia anak, komposisi ASI juga mengalami perubahan, Bun. Ya, makin besar anak, kandungan gizi dalam ASI juga makin nggak bisa mengcover kebutuhan gizi anak karena sudah dicover sama bahan makanan selain ASI misalnya MPASI dan makanan rumahan.
"Karakteristik dalam ASI jika Anda memiliki bayi baru lahir dengan bayi berusia satu bulan atau balita sangat berbeda. Misalnya, saat bayi bertambah tua, faktor kekebalan tertentu dalam susu akan berubah. Kalau bayi atau ibu yang sakit, antibodi dalam susu menyesuaikan diri untuk melawan infeksi," kata Rubin.
5. Emosi Labil
Bunda gelisah, marah, atau ingin melarikan diri saat bayi maunya menyusu saja padahal ada yang harus diselesaikan? Bunda mungkin merasa marah karena berada di situasi itu ya. Nah, penelitian menunjukkan menyusui memicu berbagai emosi yang kuat, termasuk yang negatif seperti keengganan menyusui.
Padahal nih, Bun, banyak wanita di luar sana cenderung merasa bersalah karena tak bisa menyusui buah hatinya. Tapi kalau suatu waktu Bunda merasa kesal dan bete saat harus menyusui si kecil, itu normal dan tidak ada yang salah dengan Bunda.
Pemicu lain untuk perasaan negatif ini termasuk tidak makan atau tidur nyenyak, selain rasa sakit saat menyusui. Untuk alasan itu, penting untuk menjaga diri sendiri dan mengatasi masalah yang terkait. (rdn)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
5 Rebusan Daun untuk Ibu Menyusui untuk Pelancar & Perbanyak ASI, Tak Hanya Katuk

Menyusui
Mandikan Bayi dengan ASI Sisa, Bolehkah? Simak juga Caranya Bun

Menyusui
9 Penyebab Bayi Menarik Puting Ibu saat Menyusu dan Cara Mengatasinya

Menyusui
Aturan Minum Paracetamol untuk Ibu Menyusui yang Aman

Menyusui
Ibu Menyusui Minum Kopi Bisa Sebabkan Bayi Susah Tidur, Benarkah? Ini Faktanya


7 Foto