Jakarta -
Bulan Ramadhan berlangsung selama 30 hari, Bun. Selama itu pula umat muslim wajib menjalankan ibadah puasa. Tapi, bagaimana dengan ibu yang memberi ASI eksklusif, bolehkah ikut berpuasa?
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja selama enam bulan pertama, tanpa minuman atau makanan tambahan lain. Menurut konselor ASI dr.Ameetha Drupadi, nutrisi bayi ASI eksklusif hanya bergantung pada ibu. Artinya, ibu menyusui eksklusif kalau memutuskan berpuasa, maka akan menimbulkan beberapa risiko.
"Risikonya, jika asupan ibu kurang atau nutrisi ibu kurang, maka proses pembentukan ASI itu akan mengambil cadangan lemak, cadangan kalsium dalam tubuh ibu, cairan, atau elektrolit, sehingga lama-lama ibu akan mengalami keluhan yang berhubungan dengan kurangnya kalsium, seperti kaki pegal, gigi cepat bolong, tulang enggak nyaman, sakit," tutur Ameetha saat dihubungi
HaiBunda.
[Gambas:Instagram]
Begitu juga dengan cairan dalam tubuh ibu yang terserap ke ASI. Jika ibu mengalami kekurangan cairan maka bisa mengalami dehidrasi.
"Ibu akan berisiko lemas, pusing, mata berkunang-kunang," terang Ameetha.
Nah, agar terhindar dari hal tersebut, Ameetha menyarankan agar
ibu menyusui memenuhi nutrisinya. Makanan dalam satu hari kebutuhan ibu menyusui itu sekitar 2600 sampai 2800 kalori.
"Ibu menyusui yang berpuasa hendaknya mencukupi kebutuhan tersebut, jadi makanlah makanan yang tinggi kalori atau tinggi protein agar bisa berpuasa, juga harus cukup cairan," papar Ameetha.
Dijabarkan Ameetha, pembagiannya yakni 50 persen karbohidrat, 30 persen protein, 10 persen lemak, 10 persen sayur dan buah, dan 3 liter cairan. Serta, agar ibu menyusui puasanya kuat, dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung energi lebih, misal kurma di akhir sahur, atau dicampur susu almond, susu kedelai, atau makanan tinggi lemak dan protein lainnya.
"Tapi yang paling penting cairan, cairan jangan kurang ya. Jadi lebih baik ibu berlebih cairan daripada kurang cairan," tandanya.
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)