menyusui
Cerita Sarwendah Terserang DBD di Masa Menyusui
Kamis, 25 Jul 2019 11:28 WIB
Jakarta -
ArtisĀ Sarwendah baru-baru ini terserang demam berdarah dengue atau DBD. Ia pun sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Kebetulan sakit DBD, kemarin itu sempat masuk rumah sakit," ujar Sarwendah, dilansir InsertLive.
Padahal, istri Ruben Onsu ini sedang menyusui anak keduanya yang lahir Juni lalu. Bersyukur, saat ini kondisi Sarwendah sudah lebih baik dan sudah bisa beraktivitas lagi.
Mantan personel Cherrybelle ini tidak tahu pasti bagaimana bisa terserang gigitan nyamuk aedes aegypti. Hanya saja, dia mengaku, kondisinya saat itu memang kurang istirahat.
"Mungkin pas aku lagi syuting atau pas di rumah, aku enggak tahu, dan juga memang posisinya lagi capek, kurang istirahat, jadi dobel lah," ungkapnya.
Dijelaskan dokter spesialis penyakit dalam dari RSPI Puri Indah, dr.Ronald Irwanto, SpPD-KPTI, FINASIM, DBD memiliki beberapa fase. Fase awal disebut fase febrile, tidak ada perdarahan.
"Padahal hari pertama sampai ketiga demam tinggi, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, suka dibilang masuk angin," ucap Ronald, dikutip dari detikcom.
Memasuki fase berikutnya, demam biasanya turun, Bun. Namun, pasien DBD cenderung perdarahan seperti mimisan. Hanya saja, banyak yang tidak mewaspadai fase paling berbahaya ini.
"Yang berbahaya itu hari keempat, kelima, keenam, sampai menjelang hari ketujuh. Demam cenderung turun, tapi disertai penurunan trombosit, cenderung mengalami perdarahan dan mengalami syok lebih besar," tambah Ronald.
Fase paling berbahaya ini disebut fase pelana kuda. Demam yang turun sering dianggap sembuh. Padahal harusnya pasien segera ditangani, karena bisa menyebabkan kematian akibat trombosit turun terus-menerus.
Simak pula video soal jenis puting tidak normal untuk menyusui ini, Bun.
(yun/muf)
"Kebetulan sakit DBD, kemarin itu sempat masuk rumah sakit," ujar Sarwendah, dilansir InsertLive.
Padahal, istri Ruben Onsu ini sedang menyusui anak keduanya yang lahir Juni lalu. Bersyukur, saat ini kondisi Sarwendah sudah lebih baik dan sudah bisa beraktivitas lagi.
"Mungkin pas aku lagi syuting atau pas di rumah, aku enggak tahu, dan juga memang posisinya lagi capek, kurang istirahat, jadi dobel lah," ungkapnya.
![]() |
Dijelaskan dokter spesialis penyakit dalam dari RSPI Puri Indah, dr.Ronald Irwanto, SpPD-KPTI, FINASIM, DBD memiliki beberapa fase. Fase awal disebut fase febrile, tidak ada perdarahan.
"Padahal hari pertama sampai ketiga demam tinggi, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, suka dibilang masuk angin," ucap Ronald, dikutip dari detikcom.
Memasuki fase berikutnya, demam biasanya turun, Bun. Namun, pasien DBD cenderung perdarahan seperti mimisan. Hanya saja, banyak yang tidak mewaspadai fase paling berbahaya ini.
"Yang berbahaya itu hari keempat, kelima, keenam, sampai menjelang hari ketujuh. Demam cenderung turun, tapi disertai penurunan trombosit, cenderung mengalami perdarahan dan mengalami syok lebih besar," tambah Ronald.
Fase paling berbahaya ini disebut fase pelana kuda. Demam yang turun sering dianggap sembuh. Padahal harusnya pasien segera ditangani, karena bisa menyebabkan kematian akibat trombosit turun terus-menerus.
Simak pula video soal jenis puting tidak normal untuk menyusui ini, Bun.
(yun/muf)