Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Ibu Menyusui Bisa Turunkan Risiko Osteoporosis? Simak Faktanya

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Selasa, 10 Dec 2019 12:24 WIB

Dengan menyusui, Bunda bisa menurunkan risiko osteoporosis? Simak faktanya ya.
Ibu Menyusui Bisa Turunkan Risiko Osteoporosis? Simak Faktanya/ Foto: iStock
Jakarta - Setelah melahirkan, seorang ibu tentu ingin menyusui bayinya secara langsung. Banyak kentungan yang didapat dari menyusui, salah satunya menurunkan risiko osteoporosis.

Dikutip dari WebMD, banyak ahli medis, termasuk American Academy of Pedriatics (AAP) dan American College of Obstetricians and Gynecologists, sangat merekomendasikan ibu menyusui eksklusif selama enam bulan.


Dijelaskan, selain memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, menyusui juga sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu. Menyusui membakar kalori ekstra, sehingga bisa membantu Bunda menurunkan berat badan kehamilan lebih cepat.

Saat menyusui, Bunda melepaskan hormon oksitosin yang membantu rahim kembali ke ukuran sebelum kehamilan, juga bisa mengurangi pendarahan rahim setelah melahirkan. Selain itu, menyusui juga menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium.

"Menyusui juga bisa menurunkan risiko osteoporosis," ditegaskan dalam ulasan Breastfeeding di WebMD.

Dikutip dari Reuters, osteoporosis adalah penyakit tulang yang terjadi ketika jaringan tulang dan kepadatan tulang menurun secara signifikan, menyebabkan rasa sakit dan peningkatan risiko patah tulang.

Ibu menyusuiIbu menyusui/ Foto: istock
Namun, menurut sebuah studi baru, perempuan yang menghabiskan waktu menyusui lebih lama mungkin berisiko lebih besar terkena osteoporosis setelah menopause. Peneliti juga menemukan, ibu menyusui lebih dari 36 bulan berisiko dua kali lipat mengidap penyakit daripada yang menghabiskan lebih sedikit waktu menyusui.

"Salah satu kesimpulan utama adalah pentingnya mempertimbangkan durasi menyusui sebagai faktor risiko osteoporosis," kata Dr. Patricia Canto dari National Medical Center di Meksiko, kepada Reuters Health.

Untuk membantu mengurangi potensi risiko osteoporosis, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan, bayi harus menyusu ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. Kemudian harus menerima makanan pendamping gizi yang memadai dan aman secara gizi, sementara menyusu terus berlanjut hingga usia dua tahun.

Meski hubungan antara osteoporosis dan menyusui adalah penting dalam penelitian, Dr. Patricia Clark dari Children's Hospital of Mexico di Meksiko, mengatakan, banyak penelitian lain yang tidak menemukan hubungan antara menyusui dan osteoporosis, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan.

"Ini adalah topik yang sangat kontroversial. Saya tidak berpikir ibu menyusui dan memiliki banyak anak harus khawatir terutama mereka akan terkena osteoporosis," ungkap Clark.


Ia menambahkan, selama masa kehamilan dan menyusui, memang ada penurunan kadar kalsium dalam tubuh Bunda. Tapi, menurut Clark, kondisi ini biasanya akan kembali seimbang setelah masa menyusui.

"Saya hanya merekomendasikan, ibu tetap menjaga nutrisi dan olahraga selama kehamilan dan menyusui," tegasnya.

Bunda, simak juga cerita drama Eriska Rein saat menyusui putra pertamanya, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda