HaiBunda

MENYUSUI

Waktu Ideal Menyusui Bayi Kuning agar Cepat Kembali Normal

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 16 Jul 2020 07:00 WIB
Waktu ideal menyusui bayi kuning/ Foto: iStock
Jakarta -

Sebagian bayi mengalami bilirubin tinggi setelah kelahirannya. Hal itu membuat tubuhnya terlihat kuning. Menyusui menjadi salah satu solusi mengatasinya.

Sebagian bayi baru lahir mengalami bilirubin selama minggu pertama kehidupannya. Terutama pula terjadi juga pada bayi yang lahir secara prematur.

Dalam kebanyakan kasus, bayi kuning merupakan bagian normal dari usaha bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim. Tetapi, kadang-kadang bayi kuning merupakan tanda masalah kesehatan lain yang lebih serius.


Penyakit ini juga lebih sering terjadi pada bayi prematur yang membutuhkan perawatan untuk menghindari masalah kesehatan yang serius. Terkadang, pengobatan bayi kuning menghadirkan tantangan baru yang perlu diatasi oleh ibu baru.

Menurut ahli gastroenterologi anak, Naim Alkhouri, MD, penyakit kuning pada bayi baru lahir sering terjadi dan mungkin tidak memerlukan perawatan. Namun, ada baiknya tetap berkonsultasi dengan dokter anak ya, Bunda.

"Penyakit kuning neonatal bisa menjadi temuan umum dalam dua minggu pertama kehidupan. Sebagian besar kasus dapat diselesaikan secara spontan. Namun, ada kasus di mana perawatan diperlukan," ujarnya seperti dikutip dari laman Clevelandclinic.

Ilustrasi bayi kuning di dalam inkubator/ Foto: thinkstock

Melansir Laleche, kebanyakan bayi dilahirkan dengan lebih banyak sel darah merah daripada yang mereka butuhkan untuk kehidupan di luar rahim. Ketika sel-sel ini rusak setelah lahir, mereka menghasilkan pigmen kuning yang disebut bilirubin yang bersirkulasi dalam darah. Ketika bilirubin mencapai hati, itu akan diubah menjadi bentuk yang dapat diangkut ke usus dan dikeluarkan dari tubuh di kotoran bayi.

Namun, hati bayi yang baru lahir tidak dapat memproses semua bilirubin sekaligus. Kelebihan bilirubin kemudian disimpan di kulit, otot, dan selaput lendir tubuh, yang terlihat kekuningan atau warna keemasan.

Penyakit kuning tampaknya terjadi lebih sering namun tidak bertahan lebih lama pada bayi yang disusui. Masalah ini jadi lebih serius terjadi pada mereka yang tidak sering disusui di hari-hari pertama kehidupan.

Bayi baru lahir yang menyusu setiap satu atau dua jam sering buang air besar. Proses ini akan membersihkan bilirubin dari usus dengan lebih efisien. Namun, beberapa bayi yang disusui dan sehat, mungkin masing menunjukkan tanda-tanda penyakit kuning pada usia dua atau tiga minggu.

Cara mengatasi bayi kuning salah satunya dengan menyusui bayi lebih sering selama hari-hari pertama kehidupan mereka yang akan membantu membersihkan bilirubin dari tubuh bayi. Bayi yang menyusui dengan baik cenderung tidak akan mengalami penyakit kuning.

Karenanya, bayi dengan penyakit kuning harus terus menyusu. Jangan memberikannya air. Mengingat bilirubin dapat dihilangkan dalam kotoran bayi dan bayi yang sering disusui akan buang air besar. Memberikan air atau pengganti ASI lainnya hanya akan memperburuk keadaan karena bayi akan jarang menyusu.

Jika bayi memiliki kotoran berwarna gelap atau kotoran berwarna pucat, penting untuk segera mengunjungi dokter ya, Bunda. Terutama jika bayi Bunda menderita sakit kuning pada 2-3 minggu pertama. Tes darah dalam hal ini dapat mengkonfirmasi bahwa tidak ada masalah mendasar dan menyusui harus tetap dilanjutkan.

Untuk membantu Bunda menghasilkan lebih banyak ASI dan menjaga tingkat bilirubin bayi Bunda turun setelah lahir, AAP dan ABM (Academy of Breastfeeding Medicine) merekomendasikan menyusui bayi yang baru lahir setidaknya 8-12 kali sehari.

Sedangkan untuk membantu meminimalkan risiko bayi kuning, ABM juga merekomendasikan langkah-langkah seperti mulai menyusui sesegera mungkin setelah lahir, idealnya dalam satu jam pertama, bahkan untuk Bunda yang melahirkan dengan operasi caesar sekalipun.

Oh ya, Bunda, terkadang mengatasi bayi kuning perlu dengan tindakan fototerapi. Fototerapi menggunakan lampu biru-hijau khusus untuk memecah bilirubin yang disimpan dalam kulit bayi sehingga dapat dihilangkan dengan lebih mudah.

Seorang bayi yang berbaring di bawah lampu tersebut hanya mengenakan popok dengan mata tertutup untuk melindungi mereka. Bayi akan tetap di bawah lampu terus menerus selama satu atau dua hari. Bayi hanya akan dikeluarkan ketika disusui selama beberapa saat.

Begitu kadar bilirubin mulai turun, lampu fototerapi pun tak lagi diperlukan. Bayi Bunda dapat menyusu kembali seperti biasa.

Nah, semoga bayi Bunda sehat selalu dan tetap semangat mengASIhi ya, Bunda.

Bunda, simak juga yuk curhat Tasya Kamila yang juga sempat mengalami masalah menyusui. Klik video berikut:



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK