Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

5 Alasan Bunda Tak Perlu Menghakimi Sesama Ibu Menyusui

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 18 Sep 2020 08:10 WIB

Thoughtful woman at home - copyspace
5 Alasan Bunda Tak Perlu Menghakimi Sesama Ibu Menyusui/ Foto: Istock
Jakarta -

Setiap Bunda tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Termasuk saat menyusui buah hatinya. Namun, tetap harus mengetahui kondisi mental dan tubuhnya sendiri. Sehingga menyusui tidak menjadi beban bagi Bunda.

Sayangnya, sampai sekarang masih ada yang menghakimi sesama ibu menyusui yang berkedok memberi nasihat. 'Cuma saran kok', 'Tanpa bermaksud nge-judge'. Apalagi kalau ada yang menghakimi hanya karena melihat media sosial sang ibu.

Duh, jangan sampai kita termasuk golongan orang-orang judgemental atau mom-shamers ini ya, Bunda? Ya, karena ada beberapa alasan yang sebetulnya menyadarkan kita bahwa setiap ibu punya pilihan.

Berikut lima alasan mengapa kita tak perlu menghakimi sesama ibu menyusui:

1. Ibu menyusui punya masalah kesehatan serius

Dilansir Romper, kita tidak tahu bahwa si ibu menyusui ini punya masalah kesehatan serius. Beberapa kondisi yang tidak diperbolehkan menyusui seperti terkena virus berbahaya, mengidap kanker dan harus menjalani kemoterapi, serta sedang dalam pengobatan.

Memang mustahil melihat kondisi seseorang hanya sekelebat, tapi kita tidak benar-benar tahu apa yang sedang diperjuangkan oleh ibu menyusui tersebut.

2. Kondisi tubuhnya yang tak cukup memproduksi ASI

Beberapa ibu menyusui tidak dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya. Ada banyak faktor yang berkontribusi, seperti jaringan kelenjar yang tidak mencukupi atau kelainan hormonal atau operasi payudara sebelumnya, yang dapat membuat ibu tidak dapat memberikan bayinya semua yang dia butuhkan.

Dalam kasus ini, ketika seorang ibu tidak bisa menghidupi anaknya sendiri, akan sangat kejam jika tidak beralih ke susu formula untuk mencukupi nutrisi si kecil.

3. Ibu menyusui mungkin tidak dapat dukungan yang cukup

Menyusui membutuhkan dukungan. Bulan-bulan pertama setelah melahirkan, menjaga kesejahteraan mental ibu menyusui amat krusial. Apalagi jika wanita tersebut adalah ibu baru yang cenderung clueless dan mudah panik.

Jika situasi ini terjadi, hindari perkataan yang menghakimi. Akan lebih tepat jika menawarkannya pergi ke konselor laktasi atau dokter bersama. Konselor laktasi dan dokter paham betul bagaimana mengatasi berbagai problema menyusui dibanding orang awam.

"Paling bagus mencari orang ketiga, konsultasi dengan dokter atau ke klinik laktasi. Di sana bisa ajak orang-orang yang berkomentar ini. Biasanya ASI-shaming dilakukan orang terdekat atau keluarga, bisa ajak semuanya ke dokter untuk dijelaskan prosesnya," tutur dr.Ameeta Drupadi.

4. Menyusui terasa menyakitkan baginya

Ada masanya ibu menyusui mengalami berbagai masalah pada payudaranya. Seperti puting lecet, infeksi, engorgement, dan lainnya. Nah, jika ibu merasa sakit ketika menyusui jangan ditambah lagi kalimat menghakimi. Sakitnya jadi dobel, Bunda.

5. Bayinya sudah menyapih dirinya sendiri

Meskipun menyapih sendiri umumnya tidak terjadi sebelum bayi berusia satu tahun. Namun, ada beberapa alasan mengapa bayi memilih untuk berhenti menyusu. Misalnya, jika bayi ditawari sumber nutrisi lain (makanan), ia mungkin lebih menyukai rasanya dan menolak untuk menyusu.

Jadi, jangan sampai kita menghakimi sesama ibu menyusui ya.

Simak juga perjuangan Winda Idol saat menyusui putranya:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda