
menyusui
Amankah Puasa Intermitten untuk Turunkan Berat Badan Ibu Menyusui?
HaiBunda
Rabu, 02 Dec 2020 13:48 WIB

Jakarta – Kenaikan berat badan selama menyusui kerap menjadi masalah bagi sebagian Bunda. Itu sebabnya, banyak yang ingin melakukan diet demi mengembalikan penampilannya seperti sebelum hamil.
Salah satu metode penurunan berat badan yang belakangan populer adalah puasa intermitten, yaitu mengatur makan menjadi berselang-seling, Bunda. Meski begitu, bukan berarti puasa intermitter berbeda dengan kelaparan ya, Bunda.
Baca Juga : 10 Jurus Melangsingkan Tubuh untuk Ibu Menyusui |
Dilansir North Coast Courier, puasa intermitten adalah saat Ibu hanya makan dalam jangka waktu tertentu. Puasa intermitten bukan lah hal baru, tetapi ini sudah menjadi hal biasa dan normal untuk menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Beberapa orang akan berpuasa pada malam hari dan akan tetap makan di siang hari.
Sebagai contoh, Bunda boleh makan antara jam 12 siang sampai 8 malam, setelah itu Bunda berpuasa selama kurang lebih 16 jam berikutnya. Gagasan di balik puasa intermiten untuk menurunkan berat badan adalah ketika Bunda tidak makan, dan hanya dilakukan untuk orang-orang yang memiliki simpanan lemak tubuh yang cukup. Pada intinya, puasa intermiten memungkinkan tubuh menggunakan energi yang tersimpan, dengan membakar lemak tubuh berlebih.
Saat Bunda makan, lebih banyak energi makanan yang dicerna daripada yang dapat langsung digunakan. Sebagian dari energi ini harus disimpan untuk digunakan nanti. Insulin adalah hormon utama yang terlibat dalam penyimpanan energi makanan. Insulin akan meningkat saat Bunda makan, membantu menyimpan energi berlebih dengan dua cara terpisah.
Sebaliknya, jika Bunda tidak makan, tingkat insulin akan turun. Hal ini menandakan agar tubuh siap untuk mulai membakar energi yang tersimpan karena tidak ada lagi yang masuk melalui makanan. Glukosa darah turun, jadi tubuh sekarang harus mengeluarkan glukosa dari penyimpanan untuk dibakar untuk energi.
Selama ini, banyak yang salah dalam mengatur pola makan. Seperti misalanya, Bunda makan sejak bangun dari tempat tidur dan tidak berhenti sampai Bunda tidur lagi, Bunda menghabiskan hampir seluruh waktu terjaga untuk makan. Seiring waktu, berat badan mungkin bertambah karena Bunda tidak membiarkan tubuh Bunda kapan pun untuk membakar energi makanan yang tersimpan.
Melansir dari Diet Doctor, untuk memulihkan keseimbangan atau menurunkan berat badan, Bunda mungkin hanya perlu meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk membakar energi makanan. Dan ini lah yang disebut dengan puasa intermiten, Bunda.
Lalu, bagaimana cara penerapan puasa intermiten yang diperbolehkan untuk ibu menyusui? Simak di halaman selanjutnya yuk, Bunda. Klik NEXT ya!
Bunda, simak juga yuk diet ala Clarissa 'Angling Dharma' agar langsing dalam video di bawah ini:
Puasa Intermitten Tidak dianjurkan untuk Ibu Menyusui
Puasa intermitten untuk turunkan berat badan ibu menyusui/ Foto: iStock
Meskipun diklaim memiliki banyak manfaat, sayangnya sejauh ini puasa intermiten untuk ibu menyusui masih menuai pro dan kontra, Bunda. Dikutip dari Diet Doctor, manfaat dari puasa intermiten yang paling jelas adalah penurunan berat badan.
Namun, ada banyak manfaat potensial di luar ini, yaitu
dan lemak tubuh, peningkatan pembakaran lemak, menurunkan insulin darah dan kadar gula, kemungkinan kebalikan dari diabetes tipe 2, meningkatkan kejernihan dan konsentrasi mental, meningkatkan energi, hormon pertumbuhan mungkin meningkat, kolesterol darah membaik, hidup mungkin lebih lama, aktivasi pembersihan sel dengan merangsang autophagy, serta kemungkinan adanya pengurangan peradangan. Manfaat-manfaat tersebutlah yang membuat puasa intermitten untuk yang normal dilakukan.
Baca Juga : 7 Aturan Diet Aman untuk Ibu Menyusui |
Namun, ada sebagian orang yang menyatakan bahwa puasa intermiten tidak seharusnya dilakukan oleh seorang ibu yang sedang menyusui. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang wanita dalam artikel North Coast Courier mengenai puasa intermiten yang dilakukan oleh Ibu menyusui. Menurutnya, seorang Ibu yang menyusui tidak dianjurkan untuk berpuasa karena ibu akan merasa sangat lapar ketika menyusui.
“Puasa saat menyusui tentu tidak dianjurkan. Setiap ibu yang menyusui tahu seberapa lapar ibu saat menyusui. Kebutuhan energi Ibu saat menyusui bahkan lebih tinggi daripada pada trimester terakhir kehamilan, yang tidak diketahui banyak Ibu,” kata Monique.
Ibu menyusui membakar antara 500 dan 700 kalori sehari, tetapi ini tidak selalu menyebabkan penurunan berat badan. Ibu menyusui mengonsumsi sedikitnya 1.800 kalori per hari. Monique menjelaskan bahwa kebutuhan energi yang tinggi ini harus dipenuhi dengan pola makan yang sehat, bervariasi, dan seimbang serta terbaik untuk ASI yang kaya gizi.
“Ibu menyusui membutuhkan porsi yang baik saat makan utama dan cemilan di antara waktu makan. Ibu juga perlu minum banyak cairan untuk memastikan tubuh Ibu memproduksi ASI yang cukup, ” tutur Monique.
Penelitian menunjukkan bahwa ada 25 persen ibu melaporkan tidak cukup ASI sebagai alasan paling umum untuk berhenti menyusui. Bersamaan dengan pemberian makan yang teratur, cara terbaik untuk meningkatkan suplai ASI Bunda adalah dengan makan lebih banyak energi dari makanan yang berkualitas baik. Jadi sekali lagi, puasa akan sangat bertentangan. Maka dari itu puasa intermiten untuk Ibu yang sedang memberikan ASI tidak disarankan.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
10 Cara Diet Ibu Menyusui yang Perlu Diperhatikan agar Kualitas ASI Tidak Terganggu

Menyusui
9 Cara Diet saat Menyusui yang Aman dan Sehat Tanpa Mengurangi Produksi ASI

Menyusui
5 Tips Diet Keto yang Wajib Diketahui Ibu Menyusui agar Tak Bahayakan Bayi

Menyusui
5 Syarat Ibu Menyusui Boleh Diet untuk Turunkan Berat Badan

Menyusui
10 Jurus Melangsingkan Tubuh untuk Ibu Menyusui


7 Foto
Menyusui
7 Potret Terbaru Aurel Hermansyah, Sukses Turunkan BB hingga 15 Kg saat Menyusui Anak Kedua
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda