
menyusui
Payudara Besar Lebih Rentan Terkena Kanker? Ini Penjelasan Dokter, Busui Perlu Tahu
HaiBunda
Selasa, 11 Oct 2022 13:37 WIB

Kanker payudara masih menjadi ancaman besar bagi kaum perempuan. Selain itu, penyakit ini juga dapat terjadi pada laki-laki meski angka kejadiannya masih sangat sedikit.
Kanker payudara terjadi akibat tumor ganas yang tumbuh dan berkembang di dalam jaringan payudara, mulai dari kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, atau jaringan ikat payudara.
Salah satu penyebab kanker payudara adalah ketidakstabilan hormon dalam tubuh. Hormon estrogen yang berlebihan dapat merangsang pertumbuhan tumor ganas penyebab kanker. Hal ini bisa dipicu oleh lemak tubuh.
"Paparan hormon berlebihan itu bisa dari dalam diri sendiri yaitu berkaitan dengan unsur lemak, sehingga dianjurkan jangan bertambah gemuk. Cadangan hormon estrogen itu disimpan di dalam lemak," papar dr. Walta Gautama, Sp.B(K) Onk, Dokter Spesialis Bedah Onkologi di Press Conference Uni-Charm Pink Ribbon Campaign, Hotel Mulia Senayan, Kamis (6/10/22).
Berkaitan dengan timbunan lemak pada tubuh, apakah artinya perempuan dengan payudara berukuran besar lebih rentan terserang kanker?
Terkait dengan hal ini, dokter Walta mengatakan sudah ada penelitian yang dilakukan untuk mencari tahu hubungan ukuran payudara dengan tingkat risiko kanker payudara.
"Tidak ada hubungannya bahwa bila payudara dia lebih besar, dia lebih mudah kena kanker payudara. Tidak ada hubungannya di hasil penelitiannya," ungkap dr. Walta.
Meski tak ditemukan kaitan antara kedua hal tersebut, ukuran payudara memegang peran penting dalam deteksi dini kanker payudara, Bunda. Pada umumnya, pasien dengan payudara besar yang terdiagnosa terkena kanker payudara sudah berada di stadium tinggi.
Menurut dokter Walta, hal itu karena wanita dengan ukuran payudara besar lebih sulit untuk melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Benjolan di dalam payudara berukuran besar agak sulit dirasakan dibandingkan dengan benjolan yang muncul pada payudara berukuran kecil.
"Orang dengan payudara kecil, ukuran 1 cm juga dia mudah terasa. Tapi kalau yang payudaranya besar, nunggu dia (benjolan) besar dulu baru bisa diraba. Apalagi ada tempat-tempat munculnya benjolan yang tersembunyi. Misalnya pada daerah bagian bawah, itu perabaannya lebih susah," papar dr. Walta.
"Kanker pada orang dengan payudara kecil lebih cepat ditemukan di stadium 1 dibandingkan dengan orang berpayudara besar, itu biasanya di atas stadium 2. Orang yang payudaranya lebih besar punya risiko kecolongan lebih besar," imbuhnya.
Oleh karena itu, perempuan dengan payudara berukuran lebih besar harus lebih rutin melakukan SADARI sebagai upaya deteksi dini. Baca di halaman berikutnya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga yuk video tentang 5 cara cepat dan alami kencangkan kembali payudara busui.
PAYUDARA BESAR LEBIH RENTAN ALAMI KANKER?
Payudara Besar Lebih Rentan Terkena Kanker? Ini Penjelasan Dokter, Busui Perlu Tahu/Foto: Getty Images/iStockphoto/PORNCHAI SODA
Perempuan dengan payudara berukuran lebih besar harus lebih rutin melakukan SADARI sebagai upaya deteksi dini. SADARI dapat dilakukan satu bulan sekali pada hari ke 7 atau 10 pasca menstruasi.
Pada periode tersebut, hormon estrogen pada wanita sedang berada di titik rendah. Sebaliknya, hormon estrogen berada di puncak saat menstruasi dan membuat payudara lebih padat serta terasa nyeri sehingga mempersulit deteksi SADARI.
Untuk melakukan SADARI, Bunda dapat melakukannya dengan cara bercermin sambil berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, misalnya pembengkakan, ukuran payudara yang berbeda, tekstur kulit jeruk, atau keluarnya cairan dari puting meski sedang tidak menyusui.
Setelah itu, angkat salah satu tangan ke atas sambil meraba payudara. Apabila merasakan ada benjolan, segera lakukan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) dengan bantuan tenaga medis.
Data WHO menyebutkan bahwa kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak terjadi di dunia per tahun 2021, dengan rasio kasus baru mencapai 12 persen dalam 1 tahun.
Sementara itu di Indonesia sendiri, kasus kanker payudara lebih banyak ditemukan pada stadium tingkat tinggi karena kurangnya penanganan dini, Bunda. Perlu diingat bahwa penyakit ini juga bisa menyerang pria, lho.
"Pada laki-laki tidak banyak terjadi tetapi juga bisa ditemukan. Tandanya ada benjolan, biasanya di bawah puting. Jadi begitu merasakan adanya benjolan, segera periksakan ke dokter," ujar dr. Walta.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Ukuran Payudara Ternyata Mengikuti Umur Perempuan, Ketahui Perkembangannya

Menyusui
Payudara Kecil Pengaruhi Produksi ASI, Benarkah? Ini Kata Dokter

Menyusui
Usai Menyapih, Apakah Ukuran Payudara Busui akan Mengecil Kembali?

Menyusui
Adakah Ukuran Ideal Payudara Sesuai Umur? Busui Perlu Tahu

Menyusui
Besar atau Kecil, Apakah Ukuran Payudara Pengaruhi Jumlah ASI?


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda