Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Bayi Baru Lahir Bisa Bertahan 3 Hari Tanpa Minum ASI, Mitos atau Fakta?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 26 Jan 2023 07:40 WIB

Ilustrasi skin to skin ibu dan bayi
Bayi Baru Lahir Bisa Bertahan 3 Hari Tanpa ASI, Mitos atau Fakta?/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Air susu ibu (ASI) adalah makanan pertama yang dikenalkan ke bayi baru lahir. Namun banyak pendapat mengatakan, bayi baru lahir sebenarnya dapat bertahan hingga 3 hari tanpa ASI, Bunda. Mitos atau fakta ya?

Pemberian ASI pada bayi direkomendasikan untuk diberikan selama 6 bulan pertama kehidupannya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyarankan agar anak-anak sudah mulai menyusu dalam satu jam pertama kelahirannya.

Menurut WHO, menyusui adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak. Sedangkan ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi karena aman, bersih, dan mengandung antibodi.

Bayi baru lahir tanpa ASI selama 3 hari

Bayi memang direkomendasikan menyusu tak lama setelah lahir. Tapi faktanya, bayi baru lahir memang bisa bertahan selama 3 hari tanpa ASI, Bunda.

Menurut dr. Maharani Bayu dalam buku Pintar ASI dan Menyusui, bayi yang baru lahir sudah dibekali lemak cokelat sejak dalam kandungan. Lemak cokelat ini merupakan cadangan energi yang bisa membuat bayi bertahan hingga 3 hari tanpa ASI.

"Bayi cukup bulan (minimal 37-38 minggu usia kehamilan) sudah dibekali lemak cokelat sebagai pengganti metabolisme 'puasa'-nya bayi selama 72 jam saat ASI belum keluar," tulis dr. Maharani Bayu.

Sementara itu, menurut pakar laktasi Christine Griffin, butuh sekitar 3 sampai 4 hari ASI keluar kalau Bunda baru melahirkan anak pertama. Namun, bila pernah melahirkan sebelumnya, ASI bisa cepat keluar.

"Ini bisa terjadi karena payudara ibu mengingat apa yang terjadi di kehamilan dan proses melahirkan sebelumnya," kata Griffin, dikutip dari Baby Centre.

ASI tetap makanan ideal untuk bayi

Tapi, meski bayi baru lahir bisa 'puasa' ASI sampai 3 hari, bukan berarti Bunda tidak berusaha mengASIhinya ya. Bila ASI tak kunjung keluar, Bunda tetap harus berusaha menyusui.

Bagaimana pun ASI tetap menjadi makanan ideal untuk bayi. WHO mengatakan, ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupannya dan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.

"Anak-anak yang disusui tampil lebih baik dalam tes kecerdasan, mereka juga cenderung tidak kelebihan berat badan atau mengalami obesitas di kemudian hari. Sementara itu, Bunda yang menyusui juga memiliki risiko kanker payudara dan ovarium yang lebih rendah," kata WHO, dalam laman resminya.

Dilansir Kids Health, bayi baru lahir juga sebenarnya menyusu sekitar 8 sampai 12 kali per hari selama satu minggu pertama kehidupannya. Waktu menyusui ini harus sesuai permintaan bayi ketika lapar, yang umumnya dilakukan setiap 1 sampai 3 jam sekali.

Menyusui bayi baru lahir memang bukan perkara mudah. Bila ASI tak kunjung keluar selama 3 hari atau 72 jam 'puasa', Bunda perlu melakukan berbagai upaya untuk merangsang produksi ASI pertama, yakni kolostrum.

Nah, Bunda dapat membaca halaman berikutnya untuk mengetahui cara yang dapat dilakukan agar ASI cepat keluar untuk diberikan ke bayi baru lahir.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video tentang 4 faktor yang menghambat ASI keluar setelah bayi lahir:

[Gambas:Video Haibunda]



3 CARA MENGATASI ASI TAK KELUAR USAI MELAHIRKAN

Ilustrasi skin to skin ibu dan bayi

Bayi Baru Lahir Bisa Bertahan 3 Hari Tanpa ASI, Mitos atau Fakta?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/FatCamera

Cara mengatasi ASI tak keluar usai melahirkan

Bunda enggak boleh menyerah saat ASI pertama tidak keluar. ASI akan keluar bila kita terus mencoba menstimulasi payudara. Nah, melansir dari beberapa sumber, berikut 3 cara mengatasi ASI pertama tidak tidak keluar usai melahirkan:

1. Melakukan skin to skin

American Academy of Pediatrics (APA) merekomendasikan agar semua bayi yang menyusui menghabiskan waktu untuk melakukan skin to skin segera setelah lahir. Melakukan skin to skin dalam beberapa minggu pertama kehidupannya mempermudah Bunda untuk mengetahui kapan harus menyusui Si Kecil.

Tak hanya itu, skin to skin juga bisa merangsang peroduksi ASI. Saat Bunda dan bayi bersama, hormon yang mengatur laktasi menjadi seimbang, membantu Bunda menghasilkan lebih banyak ASI.

Ilustrasi preeklamsia

2. Pijat atau pumping

Stimulasi payudara penting dilakukan untuk merangsang ASI keluar usai melahirkan. Stimulasi ini juga dapat membantu meningkatkan produksi ASI.

Bunda bisa melakukan pijat area payudara atau melakukan pumping dengan tangan. Cara ini dapat dilakukan setiap 2 sampai 3 jam sekali di awal menyusui.

Bila ASI tetap tidak keluar, coba gunakan pompa ASI rumah sakit. Minta bantuan dokter atau perawat untuk mengetahui cara tepat memerah ASI.

3. Konsumsi cukup cairan

ASI mengandung banyak air. Jika ingin meningkatkan produksi ASI, maka Bunda perlu meningkatkan asupan cairan.

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, wanita usia subur (19-49 tahun) yang tidak hamil dan menyusui membutuhkan 2350 mililiter (ml) cairan per hari. Sementara pada Bunda menyusui, kebutuhan cairan tambahan adalah 800 ml atau hampir 3,2 liter per hari.

Konsumsi cukup air tak cuma bisa meningkatkan produksi ASI, tapi juga mencegah dehidrasi. Dampak dehidrasi ini bisa dirasakan Bunda dan Si Kecil yang sedang menyusu.


(ank/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda