Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

5 Pilihan KB yang Tidak Mempengaruhi ASI Jadi Turun dan Seret

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 23 Nov 2023 11:20 WIB

Ilustrasi pil kb postinor 2
KB yang tak pengaruhi produksi ASI/ Foto: Getty Images/iStockphoto/SeventyFour
Daftar Isi

Memilih KB saat menyusui sering membuat para bunda galau. Apalagi, kalau KB tersebut mempengaruhi ASI mereka. Kira-kira pilihan KB yang tidak mempengaruhi ASI jadi turun dan seret apa saja ya, Bunda?

Jika Bunda baru saja melahirkan dan sedang menyusui, biasanya memang belum siap untuk memiliki bayi lagi. Pilihan menggunakan alat kontrasepsi pun bisa menjadi opsi yang dapat ditempuh.

Nah, berbicara mengenai pilihan KB, di luaran banyak sekali alat KB yang bisa digunakan. Hanya saja, banyak busui menjadi bingung alat kontrasepsi mana yang hendak dipilih. Banyak bunda menginginkan alat KB yang efektif, aman, nyaman, dan pilihan KB yang tidak mempengaruhi ASI jadi turun dan seret.

Melansir laman Very Well Health, sebenarnya secara keseluruhan, alat kontrasepsi aman saat menyusui dan tidak akan berdampak pada kesehatan bayi serta dirinya sendiri. Banyak juga alat kontrasepsi yang dapat digunakan segera setelah melahirkan, termasuk alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), implan lengan, suntikan, dan pil progestin.

Selama tiga minggu pertama setelah melahirkan, Bunda sebaiknya tidak menggunakan metode yang mengandung hormon estrogen, seperti halnya pil, patch, atau ring. Setelah satu minggu, Bunda dapat memulai menggunakan alat kontrasepsi yang bisa dipilih.

Bunda pun sebaiknya mendiskusikan terlebih dahulu dengan dokter, apa alat KB yang mungkin cocok dengan karakteristik Bunda. Apalagi, di luar manfaatnya, ternyata ada juga kelemahan alat kontrasepsi saat menyusui ya, Bunda. Salah satunya yakni berkurangnya suplai ASI. Namun, hal ini biasanya berlaku pada penggunaan KB metode hormonal yang mengandung estrogen seperti dikatakan Lauren Schlanger, MD. 

Estrogen diketahui dapat menurunkan suplai ASI dan menyebabkan Bunda berhenti menyusui lebih awal dibandingkan metode kontrasepsi non hormonal atau progestin saja. Berkurangnya pasokan ASI dapat menyebabkan sejumlah masalah pada bayi baru lahir, termasuk penurunan berat badan, dehidrasi, penurunan pergerakan usus, lebih sedikit popok basah, dan lainnya.

Kemudian, risiko lainnya yang mungkin timbul yakni pada masa nifas di mana orang yang baru saja melahirkan berisiko lebih tinggi mengalami penggumpalan darah jauh di dalam tubuh. Ini dikenal sebagai deep vein thrombosis (DVT). Kombinasi pilihan hormonal untuk alat kontrasepsi, yang mengandung estrogen dan progesteron semakin meningkatkan risiko ini.

Untuk itu, memilih alat kontrasepsi memang sebaiknya melalui perencanaan dan diskusi bersama dokter. Selain memenuhi kebutuhan pribadi bersama pasangan, penggunaan alat KB yang tepat juga mendukung kelangsungan menyusui ke depannya. Termasuk di antaranya mendukung proses menyusui dan tidak membuat ASI menjadi seret dan produksinya menurun karena penggunaan alat KB.

Berikut ini pilihan kontrasepsi yang tidak mempengaruhi ASI dan membuat ASI jadi turun dan seret yang bisa dijadikan pilihan busui:

1. KB IUD

Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) merupakan bentuk kontrasepsi yang paling efektif ya, Bunda. Alat ini biasanya dapat bersifat hormonal dan non hormonal. Secara bentuk, IUD merupakan alat plastik berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah pembuahan.

Jenis KB IUD

Jenis KB IUD ada yang bersifat hormonal dan non hormonal. Salah satu versi hormonal IUD ialah Mirena, yang mengandung progestin. Alat tersebut memberikan perlindungan selama tujuh tahun, Bunda. Alat ini bekerja secara lokal, melepaskan sejumlah kecil hormon langsung ke dalam rahim. Penggunaannya sejauh ini aman pada ibu menyusui dan tidak akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI. 

Selain KB IUD hormonal, ada juga KB IUD non hormonal yang biasanya terbuat dari tembaga. IUD memiliki kelebihan karena menjadi kontrasepsi jangka panjang yang bisa bertahan lama di rahim. Namun, Bunda tetap harus waspada karena posisinya bisa bergeser dan menyebabkan rasa tidak nyaman pada rahim atau saat berhubungan intim.

Proses Pemasangan

Proses pemasangan KB IUD tidaklah lama ya, Bunda. Prosedur pemasangannya dilakukan dengan melipat kedua lengan alat IUD dan memasukkannya ke dalam rahim menggunakan aplikator. Setelah itu, lengan alat IUD akan dikeluarkan dari aplikator. 

Dalam IUD, terdapat benang di bagian bawah yang akan menggantung di leher rahim hingga vagina. Biasanya, dokter akan memotongnya sekitar 2-4 cm di luar serviks. 

Estimasi harga

Untuk pemasangan KB IUD di bidan, klinik atau rumah sakit swasta, kisaran harga yang biasanya dibanderol yakni sekitar Rp200 ribu-Rp1.5 juta. Jika ingin mendapatkan pemasangan KB IUD yang lebih murah, Bunda bisa mendatangi Puskesmas terdekat dengan menggunakan fasilitas BPJS.

2. Pil KB

Ada dua jenis pil KB yang bisa Bunda gunakan yakni pil kombinasi dan pil progestin. Pil kombinasi merupakan pil yang mengandung estrogen dan progestin dan merupakan jenis pil KB yang paling umum. Namun, obat ini umumnya tidak direkomendasikan pasca melahirkan karena mengandung estrogen yang dapat menurunkan suplai ASI.

Pilihan Pil KB yang aman untuk ibu menyusui

Selama menyusui, biasanya pilihan pil KB yang aman untuk ibu menyusui yakni pil KB yang mengandung hormon progestin. Jenis KB ini tidak saja memiliki efektivitas yang tinggi tetapi juga aman bagi Bunda yang masih memberikan ASI eksklusif.

Meski demikian, pastikan Bunda mengonsumsinya di waktu yang sama setiap harinya. Apalagi terlewat mengonsumsinya, sebaiknya menghindari berhubungan intim setidaknya selama dua hari.

Cara minum pil KB

Kunci dari kesuksesan penggunaan pil KB yakni minumlah di waktu yang sama ya, Bunda. Bila Bunda mengonsumsinya sesuai petunjuk, efetivitasnya dapat terjaga. Lebih aman, Bunda juga dapat melakukan proteksi ganda dengan menggunakan kondom saat berhubungan intim.

Mengenai proses dan cara minum pil KB yang benar dapat dilakukan sesuai petunjuk yang ada. Demi hasil lebih efektif, pil KB ibu menyusui sebaiiknya diminum setiap harinya di jam yang sama. Jadi, jika hari ini Bunda minum pil KB jam 9, usahakan untuk mengonsumsinya kembali di hari berikutnya di pukul yang sama.

Jika terlambat mengonsumsinya lebih dari 3 jam, segera minum pil yang terlewat tersebut tetapi sebaiknya menghindari berhubungan intim tanpa pengaman setidaknya dua hari.

Efek samping pil KB

Pil KB dianggap aman digunakan selama menyusui. Namun, layaknya obat lainnya, pil ini juga memiliki efek samping jika digunakan. Berikut ini di antaranya ya, Bunda:

  1. Siklus haid tidak teratur
  2. Sakit kepala
  3. Payudara sensitif
  4. Mual
  5. Pusing
  6. Jerawat
  7. Pertambahan berat badan

Semua efek samping tersebut merupakan gejala yang wajar pada perempuan yang menggunakan pil KB. Tetapi, Bunda juga perlu mewaspadai jika efek samping pil KB semakin serius, seperti misalnya, perdarahan menstruasi yang sangat banyak atau tidak biasa, tidak adanya menstruasi, sakit perut yang hebat, dan lainnya. Jika mengalami hal serius tersebut, sebaiknya segera menghubungi dokter ya, Bunda.

3. Kondom

Kondom merupakan alat kontrasepsi penghalang yang efektivitasnya mencapai 85 persen. Alat KB ini aman digunakan selama menyusui karena tidak ada kandungan hormonal di dalamnya sehingga tidak akan mempengaruhi produksi ASI. 

Jenis-jenis kondom

Berbagai jenis kondom tersedia di pasaran dan bisa dipilih sesuai kebutuhan Bunda dan suami. Berikut ini beberapa jenis kondom yang bisa menjadi referensi:

1. Kondom lateks

Jenis kondom ini paling banyak digunakan pasangan di luar sana ya, Bunda. Kondom ini terbuat dari bahan lateks yang mungkin bagi sebagian orang bisa menyebabkan reaksi alergi seperti gatal-gatal, ruam, dan lainnya. 

2. Kondom dengan pelumas

Kondom jenis ini biasanya disertai dengan lapisan pelumas guna menghindari rasa sakit saat digunakan berhubungan intim. Kondom jenis ini biasanya membuat perempuan lebih nyaman saat berhubungan.

3. Kondom spermisida

Kondom spermisida bisanya mengandung spermisida yaitu zat pembunuh sperma. Jenis kondom ini tergolong efektif dalam memproteksi kehamilan. 

Cara pasang kondom yang tepat

Efektivitas kondom sebagai pilihan kontrasepsi sebenarnya cukup tinggi ya, Bunda. Hanya saja, hal tersebut bergantung pada cara pasang kondom yang tepat ketika berhubungan. Pemakaian yang  tidak pas tentunya akan mengurangi efektivtias dari kondom itu sendiri ketika digunakan. Berikut ini cara pasang kondom yang tepat ya, Bunda:

  • Periksa kemasan terlebih dahulu untuk mengecek jenis bahan yang digunakan pada kondom tersebut.
  • Periksa tanggal kedaluwarsa pada kemasan. Jika aman, barulah bisa digunakan ya, Bunda.
  • Simpan kondom di tempat kering dan sejuk. Hindari menyimpannya di dompet atau saku celana belakang dalam waktu lama karena dapat membuat kondom jadi rusak.
  • Periksa kondom sebelum digunakan dan pastikan tidak ada cacat atau kerusakan dalam kondom tersebut.
  • Sisakan sedikit ruang di ujung penis ketika kondom digunakan untuk menampung sperma yang keluar.
  • Gunakan kondom hanya sekali pakai agar efektivitasnya tetap terjaga.

Harga kondom

Harga kondom di pasaran sangatlah bervariasi ya, Bunda. Biasanya, jenis, bahan, dan keunggulan dari masing-masing kondom tersebut yang membuat harganya berbeda satu sama lain. Kisaran dari kondom dari Rp20 ribu hingga Rp100 ribu tergantung pada isi dan jenisnya ya, Bunda.

4. Implan

KB implan merupakan salah satu alat kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron. Alat KB ini nyaman karena setelah dimasukkan di lengan, Bunda menyusui tidak perlu melakukan apa pun untuk mencegah kehamilan. Biasanya, alat ini bisa bertahan hingga tiga tahun. 

Cara pasang implan

Cara pemasangan implan dilakukan dengan membuat sayatan kecil di lengan. Berikut ini cara pasang implan selengkapnya ya, Bunda:

  1. Petugas kesehatan terlebih dahulu melakukan pembersihan area lengan atas untuk mencegah adanya infeksi.
  2. Lokasi kulit yang akan dipasangi implan akan diberi tanda terlebih dahulu. Biasanya di lengan bagian dalam dan sisi yang jarang digunakan.
  3. Petugas kesehatan akan memberikan suntik anestesi di area yang akan dipasang implan. Bius tersebut bersifat lokal sehingga Bunda dalam keadaan sadar.
  4. Dengan bantuan aplikator khusus, petugas kesehatan akan membuat sayatan kecil dan memasukkan implan di bawah kulit.
  5. Luka sayatan kemudian ditutup dengan plester khusus dan kasa kering. Bunda akan diminta untuk menjaga area tersebut tetap kering selama empat hari. Bekas sayatan sendiri akan mengering dalam waktu 3-5 hari.

Efek samping KB Implan

Sama halnya dengan alat KB lainnya, KB implan seringkali juga mendatangkan efek samping pada beberapa perempuan yang menggunakannya. Beberapa efek samping tersebut biasanya masih dalam tahap normal, hanya saja membuat Bunda tidak nyaman karena adanya gangguan tersebut dalam keseharian selama menyusui. 

Kenali efek samping KB implan berikut dan diskusikan dengan dokter jika Bunda mengalami hal serius di luar efek samping berikut ini ya, Bunda:

  1. Perubahan siklus haid dimana haid menjadi tidak teratur dan bahkan seringkali tidak haid
  2. Sakit kepala
  3. Perubahan suasana hati
  4. Mual
  5. Nyeri pada payudara
  6. Penambahan berat badan
  7. Sakit perut
  8. Penurunan gairah seks

Efek samping tersebut biasanya muncul karena adanya ketidakseimbangan hormon pada tubuh. Seperti diketahui bahwa KB implan mengeluarkan hormon progesteron dengan dosis kecil namun stabil. Alasan itulah yang membuat keseimbangan hormon pada tubuh pengguna KB implan terganggu.

5. KB Suntik

KB suntik 3 bulan biasanya banyak digunakan ibu menyusui. Petugas kesehatan akan memberikan suntikan tersebut di area lengan atau bokong. Dengan suntikan tersebut, setidaknya dapat menjadi proteksi untuk mencegah ovulasi. Bunda bisa mendapatkan suntikan berikutnya setiap tiga bulan berikutnya.

Pilihan KB Suntik

Pilihan KB suntik yang tersedia sejauh ini terdapat dua jenis ya, Bunda. Ada yang KB suntik 1 bulan yang berisi hormon estrogen dan progestin, serta KB suntik 3 bulan yang mengandung hormon progestin saja. Kedua jenis KB tersebut perlu dilakukan secara rutin untuk mempertahankan efektivitasnya.

Bagi ibu menyusui, biasanya disarankan menggunakan KB suntik 3 bulan yang dianggap aman untuk ibu dan juga tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI. Kelebihan menggunakan Kb suntik ialah Bunda tidak perlu dipusingkan dengan penggunaannya yang setiap hari. Selain itu, KB suntik juga tidak mengganggu kenyamanan saat berhubungan intim dan efektivitasnya terbilang tinggi. 

Efek samping KB suntik

Penggunaan KB suntik 3 bulan memang bukan tanpa kendala ya, Bunda. Selain merasakan efektivitasnya, Bunda juga dihadapkan pada efek samping yang mungkin sedikit mengganggu kenyamanannya selama pemakaian. Efek samping yang biasanya dikeluhkan dan muncul pada pengguna KB suntik 3 bulan yakni gangguan pola menstruasi, perdarahan, penambahan berat badan, gangguan sakit kepala, perut kembung, nyeri, dan tekanan darah tinggi.

Ada baiknya, senantiasa cermati efek samping yang muncul karena gejala pada setiap orang berbeda satu sama lain. Jika gangguan yang muncul semakin mengganggu dan di luar batas wajar, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengganti KB yang lebih cocok dengan kebutuhan Bunda.

Demikian informasi mengenai KB yang cocok untuk ibu menyusui dan tidak menyebabkan produksi ASI menurun. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda