Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

9 Pilihan KB yang Aman untuk Ibu Menyusui dan Cara Tepat Memilihnya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 15 Jun 2023 16:53 WIB

Ilustrrasi Ibu Menyusui
9 Pilihan KB yang Aman untuk Ibu Menyusui dan Cara Tepat Memilihnya/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Menunda kehamilan selama menyusui dapat dilakukan dengan penggunaan kontrasepsi atau KB. Ada beberapa pilihan KB yang aman dan tidak akan memengaruhi produksi ASI, Bunda.

Namun, penggunaan KB saat menyusui ini sebaiknya dikonsultasikan dulu ke dokter atau bidan. Sebab, ada efek samping dari setiap kontrasepsi yang perlu Bunda ketahui.

"Pertimbangkan riwayat penyakit dari calon pengguna kontrasepsi, misalnya hipertensi, minum obat-obatan tertentu, atau merokok," kata Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Paruh Waktu di RS Hermina Jatinegara, dr. Adila Rossa Amanda Malik, Sp.OG, kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.

"Tenaga kesehatan perlu menjelaskan angka kegagalan setiap alat kontrasepsi, risiko, efek samping yang mungkin terjadi, serta pencegahan dari efek samping," sambungnya.

Penting juga diketahui, jangan sampai Bunda salah persepsi terkait cocok atau tidaknya kontrasepsi. Ketidaknyamanan yang muncul merupakan reaksi dan efek samping kontrasepsi tersebut pada tubuh.

1. Pil KB progestin

Pil KB ini mengandung hormon progestin yang aman untuk ibu menyusui. Dilansir laman American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), progestin adalah bentuk progesteron, yakni hormon yang berperan dalam siklus menstruasi dan kehamilan. Progestin digunakan dalam beberapa metode KB, misalnya pil minum.

Mengutip Monika BKKBN (Monitoring Berkualitas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), pil progestin disebut juga pil menyusui. Metode kontrasepsi hormon progestin ini tidak akan memengaruhi produksi ASI dan harus diminum satu pil setiap hari.

Umumnya dosis pil KB berbahan dasar progestin ini akan disesuaikan untuk Bunda menyusui. Tapi ingat, progestin dengan dosis tinggi seperti suntikan atau yang mengandung estrogen tidak direkomendasikan karena dapat mengganggu ASI.

2. KB Implan

KB implan berbentuk seperti tabung plastik kecil yang berisi single hormon, yakni progesteron. Jenis kontrasepsi ini dipasang di bawah jaringan kulit lengan atas, Bunda.

KB implan bekerja dengan mencegah pelepasan sel telur untuk mencegah kehamilan. Kandungan hormon di KB ini juga bisa menebalkan lendir leher rahim, sehingga sperma tidak bisa masuk ke dalam rahim.

KB implan adalah jenis kontrasepsi hormonal yang tidak akan memengaruhi ASI karena hanya mengandung satu hormon. KB ini juga dapat digunakan dalam waktu lama hingga 3 tahun.

3. IUD (intrauterine device)

IUD (intrauterine device) atau dikenal juga dengan nama KB spiral, aman digunakan ibu menyusui. IUD terbuat dari plastik kecil dan fleksibel, yang dipasang di dalam rahim.

KB IUD terdiri dari IUD non-hormonal (berlapis tembaga) dan IUD hormonal (berisi hormon levonorgestrel). Cara kerja keduanya sama, yakni untuk menghambat ovulasi, membuat dinding rahim tipis, dan menebalkan lendir serviks.

Meski memiliki angka keberhasilan yang tinggi, Bunda tetap perlu konsultasi dulu ke dokter sebelum menggunakan IUD untuk menjadi pilihan kontrasepsi.

IUD

4. KB suntik 3 bulan

KB suntik 3 bulan atau single hormon terdiri dari satu hormon turunan progesteron, yakni DMPA (Depo-Provera). Menurut dokter obgyn RS Brawijaya Woman & Children Jakarta, dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, FFAG, jenis kontrasepsi ini aman untuk ibu menyusui, Bunda.

"KB suntik ini adalah progestin atau satu hormon sama seperti single hormon. Kontrasepsi tidak akan mengubah produksi ASI dan disuntik 3 bulan," ujar Dinda dalam acara Webinar, beberapa waktu lalu.

Tidak semua orang cocok menggunakan KB suntik kombinasi ini, terutama yang memiliki riwayat keluarga kanker indung telur, kanker payudara, atau kanker rahim. KB suntik 3 bulan ini juga dapat menyebabkan perubahan mood hingga gangguan siklus haid (tidak haid).

5. Senggama terputus

Senggama terputus adalah metode KB non hormonal. Sama seperti kondom, metode ini melakukan tindakan pencegahan kehamilan saat berhubungan seksual.

Senggama terputus berarti suami harus mengeluarkan sperma di luar sebelum ejakulasi atau sperma keluar di luar. Metode KB ini memang aman untuk ibu menyusui, namun efektivitasnya masih cukup rendah, Bunda.

Bila pasangan suami istri ingin melakukan senggama terputus, sebaiknya dibarengi dengan penggunaan metode KB lainnya. Efektivitasnya bisa jauh lebih meningkat bila digabung dengan metode KB, seperti IUD atau kondom.

6. Metode kalender

Metode KB kalender atau calendar method adalah salah satu bentuk kontrasepsi alami. Metode ini juga aman untuk ibu menyusui dan tidak akan memengaruhi produksi ASI.

Metode kalender digunakan dengan cara melacak riwayat haid untuk memprediksi datangnya ovulasi atau masa subur. Bila ingin menunda kehamilan, Bunda dapat menghindari berhubungan seksual di masa subur. Metode kalender ini sangat cocok digunakan bagi Bunda yang memiliki siklus haid teratur.

7. Metode Amenore Laktasi (MAL)

Metode Amenore Laktasi (MAL) merupakan metode pengendalian kelahiran melalui pemberian ASI eksklusif. Menurut konsultan laktasi Kelly Bonyata, BS, IBCLC, metode ini mengacu pada infertilitas postpartum alami yang terjadi ketika seorang wanita tidak menstruasi karena menyusui, Bunda.

"Pemberian ASI eksklusif sebenarnya telah terbukti sebagai bentuk pengendalian kelahiran yang sangat baik. Tetapi, ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar ASI dapat digunakan secara efektif," ujar Bonyata, dikutip dari Kelly Mom.

Metode MAL efektif mencegah kehamilan sekitar 98 hingga 99,5 persen. Namun, efektivitas ini hanya akan terjadi bila memenuhi syarat, yakni:

  • Ibu menyusui bayi yang berusia kurang dari 6 bulan.
  • Periode haid belum kembali.
  • Bayi menyusui sesuai keinginannya (siang dan malam) dan tidak mendapatkan makanan apa pun selain ASI.

8. Kondom

Kondom adalah jenis kontrasepsi non-hormonal yang tidak akan memengaruhi produksi ASI. Kondom terbuat dari bahan lateks yang sangat tipis dan elastis. Beberapa produk mengandung fitur tambahan, seperti pelumas.

Kondom bekerja dengan cara menghalangi sperma agar tidak memasuki vagina, sehingga dapat mencegah kehamilan. Efektivitas kondom untuk mencegah kehamilan mencapai 85 persen atau angka kegagalan 15 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

Selain dapat menunda kehamilan, kondom juga dapat menghalangi masuknya bakteri, virus, atau jamur ke dalam vagina, sehingga dapat mencegah penularan infeksi menular seksual dan HIV.

9. KB steril

KB steril atau KB mantap merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan jangka panjang yang paling efektif. KB stril ini juga aman untuk ibu menyusui dan tidak akan mengganggu produksi ASI.

Kontrasepsi steril dilakukan dengan cara memotong atau mengikat saluran tuba falopi, sehingga sperma tidak bisa membuahi sel telur. Dokter Adila mengatakan bahwa angka kegagalan KB steril sangat rendah dibandingkan kontrasepsi lainnya.

"Seorang wanita yang sudah steril tetap bisa hamil, karena tetap terdapat angka kegagalannya meskipun kurang dari 1 persen. Setiap metode KB atau kontrasepsi, selama masih punya organ reproduksi (rahim dan hormon), itu masih bisa hamil," kata Adila.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda