MENYUSUI
5 Penyebab Bayi Muntah setelah Minum ASI Perah, Apakah karena ASI Rusak?
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Jumat, 23 Feb 2024 08:07 WIBBayi muntah setelah minum ASI sering kali tak diketahui sebabnya. Kira-kira, apa saja penyebab bayi muntah setelah minum ASI perah ya, Bunda. Cari tahu yuk, ciri-ciri ASI rusak agar bayi tetap terjaga.
Serba-serbi menjadi ibu menyusui memang begitu beragam. Tidak saja menyoal pasokan ASI, tetapi juga bagaimana dilema bayi muntah setelah minum ASI perah. Bagi para ibu, kondisi tersebut tentu mendatangkan kekhawatiran tersendiri.
Penyebab bayi muntah setelah minum ASI perah
Memang, sangatlah normal jika bayi memuntah ASI setelah diberikan. Hal ini biasanya bisa disebabkan berbagai hal ya, Bunda. Berikut ini beberapa diantaranya ya, Bunda:
1. Menelan udara terlalu banyak saat menelan
Salah satu penyebab mengapa bayi muntah usai minum ASI yakni karena karena bayi menelan udara saat menelan, sehingga menyebabkan mereka memuntahkan susu berlebih setelah perutnya terlalu kenyang.
Jika mereka masih tampak lapar setelah muntah, Bunda dapat terus memberinya makan, tetapi kemungkinan mereka sudah merasa kenyang ya, Bunda, seperti dikutip dari laman Very Well Family.
2. Reflux
Penyebab berikutnya yakni reflux. Jika bayi mengeluarkan ASI setelah menyusu, kemungkinan mereka mengalami refluks. Ini biasanya terjadi karena saluran yang membawa makanan bayi ke perutnya (kerongkongan) masih berkembang sehingga terkadang ASI bisa bocor kembali setelah minum ASI.
3. Gangguan pencernaan
Sistem kekebalan tubuh Si Kecil sedianya masih berkembang ya, Bunda, sehingga ia lebih mungkin tertular virus apa pun yang ada di sekitarnya. Jika bayi terkena virus, muntahnya mungkin terjadi secara tiba-tiba dan membaik dalam satu atau dua hari. Kemudian, bayi juga bisa mengalami gejala lain seperti diare, demam, atau sakit perut.
4. Alergi atau intoleransi makanan
Bayi mungkin sakit jika ia bereaksi terhadap sesuatu yang ia makan atau minum atau sesuatu yang Bunda makan saat sedang menyusui. Alergen yang paling umum termasuk susu, telur, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, dan kerang.
5. Keracunan makanan
Jika makanan atau minuman bayi mengandung bakteri, hal ini dapat menyebabkan sakit perut. Saat bayi minum ASI perah dari botol, hal ini juga bisa terjadi jika dot dan botolnya tidak disterilkan dengan benar.
Apa saja tanda-tanda ASI rusak?
ASI yang rusak juga bisa mengakibatkan bayi mengalami gangguan perut. Bayi, terutama yang masih kecil, memiliki sistem pencernaan kecil yang halus. Jika mereka akhirnya meminum susu yang sudah rusak, hal itu dapat menyebabkan perut kembung. Selain itu, bayi juga bisa mengalami diare dan muntah-muntah.
Agar Bunda bisa mengenalinya lebih dalam dan mencegah pemberian ASI yang sudah rusak, berikut ini beberapa tanda-tanda ASI rusak yang perlu dikenali:
1. Aroma asam
Ketika ASI masih segar biasanya aromanya tidak terlalu menyengat. Namun, terkadang aromanya samar-samar menunjukkan sesuatu yang Bunda makan, obat yang Bunda minum, atau wadah penyimpanannya.
2. Rasanya tengik
ASI segar memiliki sedikit rasa manis, seperti susu almond manis atau air dengan sedikit gula. Ketika rasa tersebut berubah menjadi tengik atau sangat asam, kemungkinan ASI sudah rusak ya, Bunda, seperti dikutip dari laman Milkology.
3. Tidak tercampur dengan baik
Jika Bunda melihat perubahan warna dan tekstur atau jika lapisannya terpisah menjadi lebih terang atau lebih tebal, ini artinya hal yang normal dan tidak berarti lapisannya menjadi buruk.
Untuk memeriksa keamanannya lebih lanjut, putar perlahan ASI tersebut. Jika tidak menyatu dengan mulus atau ada gumpalan aneh, tandanya mungkin kualitasnya kurang baik dan ASI sudah rusak ya, Bunda.
Sebelum memberikannya pada bayi, ada baiknya Bunda memeriksa kualitas ASI terlebih dahulu. Simpan ASI perah dengan baik sehingga tetap terjada kualitasnya selama masa penyimpanan.
Selain itu, jagalah kebersihan wadah penyimpan ASI perah sehingga ASI terlindungi dan terbebas dari risiko kontaminasi. Kemudian, cucilah botol sebersih mungkin dan memastikan area dot-nya dibersihkan dengan maksimal sehingga tidak ada kotoran tersisa yang memacu pertumbuhan jamur yang membahayakan kesehatan. Setelah itu,pastikan semua aman sehingga bayi tidak mengalami gangguan kesehatan ya, Bunda.
Semoga informasinya membantu, Bunda. Tetap semangat mengASIhi ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)