
menyusui
Kisah Tsuwaibah Al-Aslamiyah, Perempuan Mulia Pertama yang Menyusui Nabi Muhammad
HaiBunda
Kamis, 21 Mar 2024 20:20 WIB

Kisah Nabi Muhammad SAW dan beberapa ibu susu Rasulullah memang selalu menarik untuk disimak. Di antaranya kisah Tsuwaibah Al-Islamiyah, perempuan mulia pertama yang menyusui Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia sebagai anak yatim. Ayahnya, Abdullah meninggal saat ia masih dalam kandungan ibunya. Kelahiran Nabi Muhammad tepat 50 hari setelah terjadinya peristiwa penyerbuan Kakbah oleh pasukan gajah Raja Abrahah.
Saat itu, Aminah berhasil melahirkan bayinya dengan selamat. Bayi laki-laki tersebut memiliki paras yang tampan dan fisik yang sempurna. Aminah pun begitu bahagia dengan kelahiran putra pertamanya itu.
Kisah Tsuwaibah Al-Aslamiyah
Kebahagiaan itu tidak hanya dirasakan oleh Aminah, tetapi juga oleh seluruh isi dunia dan seisinya. Dikatakan bahwa hari kelahiran Nabi Muhammad merupakan hari yang paling membahagiakan sepanjang matahari terbit.
Hari kelahiran Nabi Muhammad yang suci juga diiringi dengan kejadian-kejadian di luar kebiasaan dan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa sebagai tanda lahirnya era baru bagi kehidupan manusia. Peristiwa atau kejadian tersebut di antaranya:
1. Singgasana Kerajaan Kisra bergoyang hingga menimbulkan bunyi dan menjatuhkan empat belas balkon.
2. Air danau sawa surut.
3. Api sesembahan rakyat Persia padam, padahal api sesembahan itu belum pernah padam sejak seribu tahun sebelumnya.
Setelah melahirkan Nabi Muhammad, Aminah kemudian mengirimkan utusan untuk menyampaikan kabar gembira itu kepada sang mertua, Abdul Muthalib. Sang kakek pun berbinar mendengar kabar tersebut , seperti dikutip dari buku berjudul Nabi Muhammad SAW, Kisah Manusia Paling Mulia di Dunia yang diterbitkan Cerdas Interaktif dan ditulis Neti S, Aisyah Fad, Endah W.
Nabi Muhammad, anak yang penuh berkah
Sebagaimana tradisi di Arab saat itu bahwa anak yang baru dilahirkan akan dicarikan ibu susuan. Begitupun dengan Nabi Muhammad yang juga disusukan kepada beberapa ibu. Tujuh hari setelah dikhitan, Abdul Muthalib saat itu meminta Tsuwaibah untuk menyusui Muhammad.
Tsuwaibah pun menjadi perempuan kedua setelah Aminah yang menyusui calon utusan Allah Taála. Kelak bayi yang baru lahir itu akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Sosok Tsuwaibah merupakan budak dari Abu Lahab, dan ada perbedaan pendapat tentang keislamannya. Kemudian, setelah itu, beliau disusui oleh Halimah bintin Abu Dzuaib as Sa'diyah. Diriwayatkan dari Halimah as Sa’diyah berkata, ”Nabi SAW tumbuh berkembang dalam sehari seperti pertumbuhan anak dalam sebulan."
Halimah As Sa’diyah juga menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengisap air susu dari payudaranya yang kanan dan tidak mengisap air susu dari payudaranya yang kiri. Beliau tumbuh berkembang sebagai anak yatim, lalu ditanggung oleh kakeknya, Abdul Muthalib, sebelum akhirnya ditanggung oleh pamannya, Abu Thalib hingga dewasa seperti dikutip dari laman Tebuirengonline.
Halimah sangat senang menerima Muhammad kecil. Bahkan, setelah kedatangan Muhammad, kehidupan Halimah menjadi lebih baik. Semula kehidupannya sangat miskin, anaknya sendiri pun sering menangis karena kelaparan dan kekurangan air susu. Namun, setelah Muhammad kecil datang, semuanya seolah-olah berubah menjadi baik.
Binatang-binatang ternak yang tadinya kurus-kurus berubah menjadi gemuk sehingga air susunya menjadi banyak. Muhammad hidup dengan Halimah selama empat tahun, seperti dikutip dari buku berjudul Cerita 25 Nabi dan Rasul yang ditulis Kak Yudho P dan diterbitkan DAR! Mizan.
Setelah menyusuinya selama empat tahun, Halimah kemudian mengembalikan Muhammad kepada ibunya di Mekkah setelah peristiwa syaq al-shadr atau pembelahan dada oleh dua malaikat yang membersihkan hatinya dari segala kotoran.
Ia merasa khawatir akan keselamatan bayi itu dan meminta izin kepada ibunya untuk membawanya kembali ke desanya. Namun, Aminah binti Wahab menolak permintaan Halimah as-Sa’diyah karena ia ingin membesarkan anaknya sendiri di Makkah.
Ia pun berpisah dengan bayi Muhammad SAW dengan perasaan sedih dan haru. Meski demikian, ia tetap menganggap bayi itu sebagai anaknya sendiri dan selalu mendoakannya. Halimah as-Sa’diyah tidak pernah bertemu lagi dengan Nabi Muhammad SAW setelah mengembalikannya kepada ibunya.
Ia hanya mendengar kabar-kabar tentang kehidupan dan dakwah Nabi Muhammad SAW dari orang-orang yang datang ke desanya. Ia selalu merindukan dan mengagumi anak susuannya yang telah menjadi rasul Allah.
Selain Tsuwaibah dan Halimah, Nabi Muhammad juga pernah disusui perempuan lainnya yakni ada perempuan dari Bani Sa'd, Ummu Aiman atau Barakah binti Tsa'labah Al-Habasyiyah dan beberapa ibu susu lainnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Bukan Tanpa Sebab, Ini Alasan Kenapa Nabi Muhammad Disusui oleh Halimah As-Sa'diyah Bukan Bundanya

Menyusui
Kisah Halimah As Sa'diyah, Pengasuh yang Menyusui Rasulullah SAW saat Kecil

Menyusui
10 Kisah Perempuan Mulia yang Pernah Menyusui Rasulullah SAW

Menyusui
Siapa Wanita yang Menyusui Rasul setelah Ibunya Meninggal? Ini Kisah para Pengasuh Rasul

Menyusui
Kisah Para Ibu yang Turut Menyusui Nabi Muhammad, Halimah dan Tsuwaibah


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda