
menyusui
Kisah Para Ibu yang Turut Menyusui Nabi Muhammad, Halimah dan Tsuwaibah
HaiBunda
Sabtu, 09 Apr 2022 08:10 WIB

Jakarta - Kehidupan Nabi Muhammad SAW saat masih berusia balita, diceritakan dalam kitab-kitab sirah. Kehidupan Nabi kala itu juga turut menggambarkan bagaimana kebiasaan bangsa Arab pada jaman tersebut.
Khususnya, kisah para perempuan yang pernah turut menyusui Nabi Muhammad. Bagaimana kisah menariknya? Yuk, simak di sini Bunda.
Disebutkan pula bahwa pada masa itu, sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab untuk menyusukan anak yang baru lahir kepada orang lain yang berada di perkampungan yang sama.
Hal itu karena bangsa Arab meyakini bahwa lingkungan perkampungan kawasannya lebih sehat, masih steril dari berbagai macam penyakit, udaranya lebih segar, airnya masih bersih, dan bahasanya lebih asli sehingga mereka mengirim anaknya yang baru lahir agar tumbuh di lingkungan yang baik dan sehat.
Kisah tersebut pun juga dialami Nabi Muhammad SAW. Beliau sedianya tidak hanya disusui ibunya sendiri, Aminah, melainkan juga oleh perempuan lain.
Berdasarkan kitab ِAt-Thabaqat al-Kubra karya Muhammad bin Sa’d, ada tiga perempuan yang menyusui Nabi Muhammad SAW menurut kesepakatan para ulama. Kelak, tiga perempuan tersebut dalam literatur sejarah islam disebut sebagai murdhi’aatu ar-rasuul (para ibu yang menyusui Rasulullah SAW).
Pertama, yakni Tsuwaibah Al Aslamiyah yang merupakan budak dari paman Nabi Muhammad SAW. Kedua, Halimah Al-Sa'diyah. Dan ketiga, seorang perempuan dari Bani Sa'd. Para ulama tidak menyebutkan siapa nama perempuan ketiga ini. Mereka hanya menyebutkan pada masa Nabi Muhammad SAW disusui Halimah, terdapat seorang perempuan dari Bani Sa'd yang juga menyusui Nabi Muhammad SAW selama sehari.
Sebelumnya, perempuan Bani Sa'd tersebut telah menyusui Hamzah, paman Nabi Muhammad. Sehingga, Hamzah menjadi saudara sepersusuan Nabi dari dua perempuan dari Tsuwaibah dan perempuan Bani Sa'd tersebut. seperti dikutip dari laman Bincang Syariah.
Tsuwaibah Al Aslamiyah
Menurut sebagian besar riwayat, ketika baru lahir Rasulullah disusui oleh ibunya sendiri selama tujuh hari, lalu dilanjutkan oleh Tsuwaibah al-Aslamiyyah, budak wanita Abu Lahab.
Dalam al-Mukhtashar al-Kabîr dijelaskan:
Ketika Ibunya (Sayyidah Aminah) melahirkan Rasulullah SAW, ibunya menyusuinya selama tujuh hari, kemudian Tsuwaibah al-Aslamiyyah, budak Abu Lahab menyusuinya selama beberapa hari....” (Imam ‘Izzuddin bin Badruddin bin Jama’ah al-Kinani, al-Mukhtashar al-Kabîr fi Sîrah al-Rasûl, 1993, h. 23)
Selain menyusui Rasulullah, Tsuwaibah al-Aslamiyyah juga menyusui Sayyidina Hamzah bin Abdul Muttalib (paman Nabi), Abdullah bin Jahs, dan Masruh (anaknya sendiri). Ini menjadikan mereka saudara sepersusuan dengan Rasulullah.
Imam al-Suhaili menyebutkan: "Tsuwaibah menyusui Rasulullah SAW sebelum Halimah. Dia pun menyusui paman nabi, (Sayyidina) Hamzah dan Abdullah bin Jahsy.....” (Imam al-Muhaddits Abdurrahman al-Suhaili, al-Raudl al-Unuf fi Syarh al-Sirah al-Nabawiyyah li Ibn Hisyam, Kairo: Darul Hadits, 2008, juz 1, h. 315)
Perihal keislamannya, para ulama berbeda pendapat. Imam Abu Nu’aim mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang menyebutkan keislamannya."
Disebutkan, Rasulullah sangat memuliakan Tsuwaibah, sampai istri beliau, Sayyidah Khadijah turut memuliakannya. Khadijah disebut juga sangat menghormati Tsuwaibah. Bahkan Rasulullah sering mengirimnya pakaian, selimut dan lain sebagainya sampai Tsuwaybah wafat di tahun ke-7 Hijriah.
Dalam riwayat yang dicatat Imam al-Suhaili, Nabi Muhammad SAW mendengar kabar kewafatan Tsuwaibah di saat umat Islam berhasil membebaskan Mekah.
Ketika itu beliau menanyakan keadaan Tsuwaibah dan anaknya, Masruh. Imam al-Suhaili menulis: "Rasulullah tahu bahwa Tsuwaibah (menyusuinya di saat beliau kecil), karenanya beliau sering mengiriminya (sesuatu) dari Madinah.
Ketika Mekah dibebaskan (ditaklukkan), Rasulullah bertanya tentangnya dan anaknya, Masruh, lalu dikabarkan padanya bahwa mereka berdua telah meninggal. Rasulullah bertanya tentang kerabatnya, namun tak seorang pun yang berhasil menemukan mereka yang masih hidup." (Imam al-Muhaddits Abdurrahman al-Suhaili, al-Raudl al-Unuf fi Syarh al-Sirah al-Nabawiyyah li Ibn Hisyam, 2008, juz 1, h. 315)
Bukan hanya Tsuwaibah wanita yang turut menyusui Nabi Muhammad. Ada siapa lagi? Lanjut di halaman berikutnya ya, Bunda.
Saksikan juga panduan keluarga nabi ajak anak berpuasa:
KISAH HALIMAH BINTI ABU DZUAIB
Ilustrasi/Foto: iStock
Halimah binti Abu Dzuaib
Setelah disusui Tsuwaibah beberapa hari, Sayyidah Aminah menitipkan Rasulullah kepada Halimah binti Abu Dzuaib dari Bani Sa’d. Awalnya Halimah menolak membawa Nabi Muhammad karena ia yatim, tapi setelah ke sana-kemari tidak mendapatkan anak yang akan dibawanya pulang, ia kembali ke rumah Sayyidah Aminah dan menerimanya dengan terpaksa.
Dengan jelas ia mengatakan pada suaminya: “Demi Allah, sesungguhnya aku benci kembali bersama rombongan tanpa membawa anak untuk disusui. Demi Allah, sungguh akan kudatangi lagi anak yatim itu, dan benar-benar mengambilnya sebagai anak susuan.” (Imam Ibnu Atsîr, al-Kâmil fî al-Tarîkh, Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, 1987, juz 1, h. 357)
Dan ternyata, anak yatim itu memberi keberkahan luar biasa kepada Halimah al-Sa’diyyah dan keluarganya. Di musim paceklik, mereka tidak pernah merasa kenyang sebelumnya, anak-anaknya terus menangis karena lapar (tidak mendapat ASI yang cukup), tiba-tiba kenyang menyusu kepadanya dan tertidur pulas.
Unta yang semula kurus seketika penuh air susunya, hingga mereka berdua menikmati hari yang indah setelah membawa anak bernama Muhammad itu.
Semuanya kenyang, hingga suaminya, al-Harits bin Abdul Uzza mengatakan: “Demi Allah, kau tahu, Halimah, sungguh kau telah mengambil anak yang diberkahi.” Aku (Halimah) berkata: “Demi Allah, itulah yang kuharapkan.” (Imam Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, 1987, juz 1, h. 357)
Semenjak Rasulullah tinggal bersamanya, Haliman al-Sa’diyyah tidak pernah kekurangan apa pun, semuanya dimudahkan. Air susunya yang biasanya terbatas menjadi melimpah. Binatang ternaknya sehat dan produktif. Ia mengatakan, “Sungguh tidak ada tanah yang lebih gersang dari tanahnya Bani Sa’d, tapi kambingku selalu pulang dengan air susu penuh."
Setelah Rasulullah berusia dua tahun, Halimah al-Sa’diyyah membawanya ke Mekah untuk mengembalikannya pada ibunya. Tapi, Halimah merasa berat berpisah dengan Rasul.
Ia pun membujuk Sayyidah Aminah agar diberi izin beberapa tahun lagi mengasuhnya. Akhirnya, Sayyidah Aminah memberikan izinnya, dan Rasulullah kembali tinggal bersama Halimah al-Sa’diyyiah dan keluarganya.
Menurut beberapa riwayat, Halimah al-Sa’diyyah memeluk agama Islam tapi tidak langsung dari rasulullah karena situasinya yang tidak mendukung (susah bertemu).
Halimah wafat di tahun 9/10 Hijriah, dan dikebumikan di Baqi’. Ia meninggalkan tiga anak dari pernikahannya dengan al-Harits bin Abdul Uzza. Anak-anaknya adalah Abdullah bin al-Harits, Anisah bin al-Harits, dan Hudafah bin al-Harits (Syaima’).
Ketiga anak Halimah adalah saudara sepersusuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka bermain bersama sejak kecil dan ketika dewasa, mereka semua memeluk Islam. Wallahu a’lam...
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Bukan Tanpa Sebab, Ini Alasan Kenapa Nabi Muhammad Disusui oleh Halimah As-Sa'diyah Bukan Bundanya

Menyusui
Kisah Halimah As Sa'diyah, Pengasuh yang Menyusui Rasulullah SAW saat Kecil

Menyusui
Kisah Tsuwaibah Al-Aslamiyah, Perempuan Mulia Pertama yang Menyusui Nabi Muhammad

Menyusui
10 Kisah Perempuan Mulia yang Pernah Menyusui Rasulullah SAW

Menyusui
Siapa Wanita yang Menyusui Rasul setelah Ibunya Meninggal? Ini Kisah para Pengasuh Rasul


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda