menyusui
Siapa Wanita yang Menyusui Rasul setelah Ibunya Meninggal? Ini Kisah para Pengasuh Rasul
Jumat, 21 Apr 2023 07:40 WIB
Sebagai seorang manusia pilihan yang telah disiapkan Allah SWT, tentunya banyak sekali cerita menarik dan penuh hikmah dari kehidupan Rasulullah. Termasuk juga kisah Nabi Muhammad dan ibu susuan. Lantas, siapa wanita yang menyusui Rasul setelah ibunya meninggal? Cari tahu lebih lengkap yuk, Bunda.
Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal di Tahun Gajah dari rahim Siti Aminah. Hari kelahiran beliau ialah 53 tahun sebelum hijrah ke Madinah. Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, tanpa ayah. Ayah beliau, Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal dunia semasa beliau baru dua bulan dalam kandungan ibunya, Aminah. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa ayah beliau meninggal semasa beliau baru enam bulan dalam kandungan ibunya.
Di dalam tradisi Arab, seorang bayi yang baru dilahirkan disusui oleh seorang ibu susuan. Ibu susuan ini adalah penjual jasa menyusui. Artinya, sang bayi tidak lagi menyusu kepada ibunya (perempuan yang melahirkannya), tetapi menyusu kepada perempuan lain yang berprofesi menjual jasa menyusui.
Kisah pengasuh Rasulullah SAW
Inilah salah satu tradisi bangsa Arab. Tradisi ini juga dialami junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Adapun wanita pertama yang menjadi ibu susuan beliau selama beberapa hari ialah Tsuwaibah.
Tsuwaibah
Tsuwaibah ialah wanita bekas budak Abu Lahab yang telah ia merdekakan, lalu ia menyusui Nabi Muhammad SAW. Dalam sumber lain juga dijelaskan, Tsuwaibah, seorang hamba sahaya dari Abu Lahab yang sudah dimerdekakan. Ia menyusui Nabi Muhammad SAW, hanya dalam beberapa hari.
Pada waktu itu, ia sedang menyusui seorang anak pula yang bernama Abdullah bin Abdul Asad al-Makhzumi, selain menyusukan anaknya sendiri yang bernama Masruh. Menurut riwayat, Tsuwaibah juga baru selesai menyusui paman Nabi Muhammad yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib. Tsuwaibah al-Aslamiyyah ialah perempuan pertama yang menyusui Muhammad selepas ibundanya, Aminah binti Wahab.
Halimah Sa'diyah
Kemudian, ibu susuan Nabi Muhammad berikutnya yakni Halimah Sa'diyah, seorang perempuan dari kabilah Bani Sa'ad. Sesudah disusukan selama beberapa hari oleh Tsuwaibah, Nabi SAW kemudian disusukan kepada Halimah Sa'diyah di dusun Bani Sa'ad.
Selain menyusui Nabi SAW, Halimah, Sa'diyah juga menyusui anaknya sendiri yang bernama Abdullah, saudara laki-laki dari Anisah dan Judzamah anak Harits bin Abdul Uzza bin Rafa'ah as-Saidi. Halimah menyusui Nabi Muhammad hampir dua tahun. Di samping itu, ia pernah pula menyusui Hamzah bin Abdul Muthalib selama satu hari. Halimah juga menyusui Abu Sufyan al-Harits bin Abdul Muthalib (seorang anak dari paman Nabi SAW sendiri).
Dengan demikian, saudara sepersusuan Nabi Muhammad SAW ialah Abdullah bin Abdul Asad, Masruh, Hamzah bin Abdul Muthallib, Abdullah bin al-Harits, Anisah binti al-Harits, Judzamah binti al-Harits, dan Abu Sufyan bin al-Harits bin Abdul Muthalib, seperti dikutip dari buku Kelengkapan tarikh Nabi Muhammad Volume 2, oleh Moenawar Khalil yang diterbitkan Gema Insani Press.
Halimah binti Abu Zuaib merupakan seorang penyusu (perempuan yang berprofesi menjual jasa menyusui). Ia dikenal sebagai nama Halimatus Sa'diyah. Ia merupakan salah seorang dari perempuan-perempuan yang datang ke Makkah dengan niat membawa pulang seorang anak susuan sebagai rezekinya.
Pada mulanya, Halimah tidak tertarik pada anak yatim. Tetapi, dikarenakan tidak mendapat seorang pun bayi yang dicari dan malu untuk pulang dengan tangan kosong, maka akhirnya ia kembali ke Makkah dan menemui Aminah untuk membawa pulang Muhammad sebagai anak susuannya.
Kepulangan Halimah bersama Muhammad disertai oleh keberkahan. Sebelum itu, Halimah menempuh kemarau selama beberapa tahun. Lalu, Allah SWT mengaruniakan kebaikan yang berlipat ganda setelah ia mengangkat Muhammad sebagai anak susuannya.
Salah satu keberkahan itu ialah keluarnya air susu yang sangat banyak dari kambing-kambing Halimah, padahal kambing-kambing itu sebelumnya tidak mengeluarkan susu. Kira-kira, setelah dua tahun Muhammad disusui dan diasuh Halimah, dan sesudah beliau dihentikan menyusu, lalu oleh Halimah diantar kembali kepada ibunya, Aminah.
Oleh Aminah, kedatangan anaknya itu disambut dengan sangat gembira. Tetapi, kepada Halimah ia meminta dan mengharap supaya anaknya itu dibawa kembali ke dusunnya karena Aminah khawatir tubuh anaknya yang tampak subur dan sehat itu terganggu penyakit di Kota Makkah.
Halimah menerima permintaan itu dengan baik, kemudian Muhammad dibawa kembali lagi ke dusun Bani Sa'ad sampai berumur 4 tahun. Pada masa itu, Muhammad sudah dapat menggembala kambing bersama anak Halimah.
Selama menyusui Nabi Muhammad SAW, Halimah mendapatkan banyak keberkahan. Malam sebelum keberangkatan kembali ke perkampungan Bani Sa'ad, Halimah dan suaminya berkemah di satu tempat bersama rombongan kaum Bani Sa'ad. Halimah kemudian menyusui anaknya, Abdullah di satu payudara dan Muhammad di sisi lainnya.
Keajaiban yang dirasakan oleh Halimah adalah sejak menimang Muhammad, ia merasa air susunya itu penuh dan melimpah. Padahal, sebelumnya susut dan kurang. Tidak hanya itu, terhadap tunggangan mereka juga terjadi keajaiban. Unta yang tadinya kurus itu menjadi sangat gemuk, dan memiliki susu yang melimpah. Harits memerah susu unta itu dan membaginya pada Halimah hingga mereka dapat minum dengan puas.
Sesungguhnya, Allah SWT telah menakdirkan hal itu. Halimah kemudian menyusui Muhammad dan merawatnya serta menyayanginya melebihi anak-anaknya sendiri, yaitu Abdullah, Anisah, dan Jadzamah. Maka, Allah SWT mengangkat derajat keluarga Halimah. Melimpahkan rezeki yang baik, dan memberikan keberkahan pada kehidupan mereka karena di tengah-tengah mereka ada Muhammad.
Ketika Nabi Muhammad SAW dipulangkan ke Makkah oleh Halimah, usianya sudah lebih dari 4 tahun. Bahkan, dalam suatu riwayat dinyatakan sudah 5 tahun. Sesudah itu, beliau berada di dalam pemeliharaan ibunya dengan baik.
Setahun kemudian, setelah Nabi Muhammad SAW berusia 6 tahun, ibunya hendak pergi ke Madinah untuk berziarah menengok family yang ada dis ana. Nabi Muhammad SAW pun diajak ke Madinah bersama Ummu Aiman, budak perempuan peninggalan ayahnya.
Di Madinah, selain diajak menziarahi keluarganya, Nabi Muhammad juga diajak menziarahi makam ayahnya, Abdullah. Setelah cukup sebulan, Aminah dan anaknya, Nabi Muhammad SAW serta Ummu Aiman tinggal di Madinah. Aminah sudah bersiap-siap akan pulang. Ia dan rombongan kembali pulang dengan dua unta yang membawa mereka dari Makkah, seperti dikutip dari buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya yang ditulis Abdurrahman bin Abdul Karim yang diterbitkan Saufa.
Tetapi, di tengah perjalanan, ketika mereka sampai di Abwa, ibunda Aminah yang menderita sakit kemudian meninggal dan dikuburkan di tempat tersebut. Nabi Muhammad oleh Ummu Aiman, dibawa pulang ke Makkah. Setelah kematian ibundanya, Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib.
Sayangnya, kakek Nabi Muhammad meninggal dalam usia 80 tahun dimana Nabi Muhammad waktu itu baru berusia 8 tahun. Pengasuhan Nabi Muhammad kemudian dipegang oleh Abu Thalib, pamannya. Bersama pamannya, Nabi Muhammad melalui kebersamaan yang cukup panjang dari usia 8 tahun hingga menikah di usia 25 tahun. Dan, Abu Thalib juga terus melindungi Nabi Muhammad setelah beliau menjadi Rasul hingga sang paman wafat.
Itulah kisah ibu susuan Nabi Muhammad dan juga kisah pengasuh Rasul ya, Bunda.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.
Saksikan video tentang 5 tanaman hias yang disebutkan di Al-Qur'an: