MENYUSUI
Menyusui Justru Mampu Cegah Baby Blues dan Depresi Postpartum, Simak Kata Pakar
Alysa Audriani | HaiBunda
Kamis, 02 May 2024 07:51 WIBSetelah melahirkan, seorang Bunda perlu beradaptasi dengan kehidupan barunya. Yang sebelumnya dapat bebas melakukan hal apa pun, Bunda kini harus memiliki rutinitas baru, yakni memberikan ASI bagi Si Kecil setiap hari.
Selain itu Bunda juga perlu waktu untuk menyesuaikan perubahan pada tubuh. Bila tidak memiliki dukungan, maka sangat memungkinkan bagi Bunda untuk merasa stres. Alhasil, hal tersebut akan membuat Bunda mengalami baby blues dan depresi pasca melahirkan.
Mengenal baby blues dan depresi pasca persalinan
Melansir dari John Hopkins Medicine, baby blues merupakan suatu perubahan hormonal yang dapat membuat Bunda mengalami kecemasan, sering menangis, hingga kegelisahan terutama pada dua minggu pertama pasca persalinan.
Saat mengalami baby blues, Bunda dapat merasakan perubahan suasana hati yang begitu cepat. Dalam satu menit, Bunda dapat merasa bahagia namun secara tiba-tiba menjadi kewalahan hingga menangis. Pada umumnya, hal ini akan dialami oleh para Bunda yang baru saja menjadi orang tua. Namun tak usah khawatir, karena baby blues biasanya hanya bersifat sementara.
Baca Juga : Baby Blues |
“Tak ada Bunda yang bahagia setiap saat. Normal untuk merasa frustrasi dan bahkan terkadang perlu untuk tidak memegang bayi,” jelas dr. Lauren Osborne, mantan asisten direktur pada Johns Hopkins Center for Women’s Reproductive Health.
Meski baby blues hanya terjadi dalam waktu yang sebentar, terdapat juga Bunda yang mengalami depresi pasca persalinan. Tak boleh dianggap remeh, hal ini akan memberikan efek yang cukup parah bagi yang mengalaminya, Bunda. Bahkan, depresi pasca persalinan juga dapat terkena pada bayi.
“Depresi pasca persalinan merupakan komplikasi kehamilan yang paling umum. Depresi dan kecemasan yang tidak diobati saat hamil akan mengakibatkan kelahiran prematur, refleks kejut yang lebih tinggi pada bayi, diabetes gestasional, dan masih banyak lagi,” ujar dr. Lindsay R. Standeve.
Sebenarnya, depresi pasca persalinan ini juga umum untuk dialami para Bunda. Namun, kondisinya dapat memburuk bila terdapat faktor lain yang mendukung. Mengutip dari Verywell Mind, berikut adalah faktor-faktor yang mendukung terjadinya depresi pasca persalinan semakin parah:
- Adanya trauma saat melahirkan sehingga membuat Bunda terkena PTSD atau post-traumatic stress disorder.
- Riwayat penyakit mental.
- Sedang mengalami nyeri maupun komplikasi pasca melahirkan.
- Tidak mendapatkan dukungan dari orang terdekat.
- Mengalami masalah dalam rumah tangga.
- Depresi saat hamil.
- Pengalaman menyusui yang tidak menyenangkan.
Mungkin, Bunda jadi khawatir dengan adanya kemungkinan terkena baby blues ataupun depresi pasca persalinan. Akan tetapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara menyusui dan meningkatnya kesehatan mental ibu menyusui.
Menyusui dapat memengaruhi kesehatan mental Bunda
Berdasarkan hasil penelitian, menyusui terbukti memiliki dampak yang positif baik bagi Bunda maupun Si Kecil. Mendukung hal tersebut, World Health Organization dan American Academy of Pediatrics pun merekomendasikan Bunda untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sejak kelahiran anak.
Seperti yang Bunda mungkin ketahui, ASI memiliki berbagai manfaat. Hal ini karena ASI dapat melindungi bayi untuk tidak terkena infeksi ataupun penyakit lainnya. Selain itu, Bunda yang menyusui pun dapat mengurangi risiko kondisi kesehatan tertentu. Tak hanya sampai situ, ternyata memberikan ASI juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan mental Bunda dan bayi.
“Tingkat depresi lebih rendah pada ibu menyusui dibandingkan ibu yang tidak menyusui,” tutur Kathleen Kendall-Tackett, konselor laktasi dan penulis buku Depression and New Mothers, dikutip dari La Leche.
“Menyusui dapat melindungi kesehatan mental seorang Bunda karena mengurangi respons stres,” tambahnya.
Beberapa Bunda mengaku memberikan ASI pada sang anak dapat mengurangi stres, kecemasan, dan mengurangi suasana hati yang buruk secara keseluruhan. Selain itu, menyusui juga mampu menurunkan tekanan darah dan membuat pola tidur yang lebih stabil.
Ketika menyusui, Bunda juga akan mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon yang satu ini pun akan membantu agar Bunda dan Si Kecil dapat memperkuat ikatan satu sama lain. Sehingga, tak jarang para Bunda akan merasa terkoneksi ketika menyusui sang anak.
Dalam suatu penelitian, hasilnya menunjukkan perempuan yang menyusui pada dua hingga empat bulan setelah melahirkan akan cenderung tidak mengalami depresi saat memasuki bulan keempat pasca persalinan. Sementara itu, Bunda yang terdiagnosis menderita depresi pada bulan kedua pasca persalinan akan memiliki kecenderungan tidak menyusui pada bulan keempat. Hasil ini pun menunjukkan hubungan antara menyusui dan kesehatan mental, Bunda.
Di sisi lain, terdapat juga penelitian yang menemukan bahwa menyusui justru dapat membuat seorang Bunda depresi. Kendati demikian, biasanya hal ini terjadi bila Bunda mengalami kesulitan atau rasa sakit sehingga harus berhenti memberikan ASI. Lebih lanjut, terdapat juga penelitian yang menunjukkan bahwa menyusui akan membuat suasana hati memburuk bagi Bunda yang baru saja melahirkan.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, terdapat hasil yang menunjukkan bahwa menyusui dapat mengurangi atau justru membuat Bunda mengalami depresi. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut ke depannya.
Bunda, itulah informasi mengenai baby blues dan depresi pasca persalinan. Semoga informasinya bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak video di bawah ini, Bun:
9 Langkah Menemukan Pelekatan yang Tepat saat Menyusui
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Penyebab Ibu Menyusui Rasakan Nyeri saat Berhubungan Intim Pasca Persalinan
Bolehkah Ibu yang Alami Depresi Postpartum Terus Menyusui? Simak Dampak Obat Antidepresan pada ASI
Penyebab ASI Sedikit di Awal Kelahiran Bayi & Tips Melancarkannya
5 Manfaat Postpartum Massage untuk Ibu Menyusui, Efektif Cegah Baby Blues Lho
TERPOPULER
Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya
Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini
Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi
Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia
Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Face Mist Terbaik untuk Lembapkan Kulit Wajah
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Pilihan Tas Sekolah Anak TK-SD yang Bagus hingga Awet, Bisa Buat Perempuan & Laki-laki
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Cleansing Oil untuk Semua Jenis Kulit dari Berminyak dan Berjerawat
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Slow Cooker Terbaik, Solusi Masak MPASI untuk Bayi
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
Review Main Virtual Sport di VS Thrillix AEON Mall Tanjung Barat, Lengkap dengan Harga Tiket
Firli NabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari
Potret Jo Yuri, Pemeran Player 222 di Squid Game yang Aslinya Mantan Member Girlgroup
Terpopuler: Deretan Artis Indonesia Ganti Profesi saat Pindah ke Luar Negeri
Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS
Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Dapat Hak Asuh, Baim Wong Ingin Hidup Tenang Bareng Anak
-
Beautynesia
5 Cara Mengatur Uang Agar Tidak Selalu Cemas Setiap Awal Bulan
-
Female Daily
Mulai Menjamur, Body Mist Diprediksikan Bakal Jadi Tren di Tahun 2025!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Foto 38 Finalis Miss Indonesia 2025 Usai Depak Peserta yang Disebut Pro Israel
-
Mommies Daily
Cara Efektif Menegur Anak dalam 1 Menit ala dr. Aisah Dahlan, Orangtua Harus Coba