MENYUSUI
Suntik Vitamin saat Menyusui, Adakah Efeknya pada Bayi?
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Sabtu, 24 Aug 2024 12:33 WIBDemi menjaga imunitas tubuh, suntik vitamin menjadi jalan ninja yang sering dilakukan. Lantas, apakah suntik vitamin saat menyusui adakah efeknya untuk bayi?
Biasanya, suntik vitamin C menjadi andalan bagi banyak orang terutama kaum hawa untuk menjaga imunitas dan kesegaran kulit. Tetapi, saat menyusui memang kerap bikin khawatir ya, Bunda.
Manfaat suntik vitamin C
Memasukkan asupan seperti halnya suplemen hingga suntik vitamin saat menyusui memang tidak bisa sembarangan ya, Bunda. Karena, dikhawatirkan ada efek samping yang mungkin muncul dan berpengaruh pada kesehatan Bunda ataupun Si Kecil.
Di antara berbagai suntik vitamin saat menyusui, suntik vitamin C menjadi andalan banyak orang nih, Bunda. Seperti diketahui bahwa vitamin C merupakan nutrisi penting dalam diet seseorang.
Dan, vitamin ini memiliki banyak peran penting dalam fungsi kekebalan tubuh termasuk untuk penyembuhan luka, mencegah kerusakan sel, membangun kolagen, memproduksi pembawa pesan kimia yang disebut neurotransmitter, dan lainnya.
Vitamin C sendiri sebenarnya banyak ditemukan dalam makanan sehat yang bisa dijadikan asupan harian. Seperti buah jeruk, paprika merah dan hijau, brokoli, stroberi, kubis brussel, dan berbagai suplemen vitamin C yang berbentuk tablet oral, tablet kunyah, dan berbagai kapsul lainnya.
Di luar itu, vitamin C juga tersedia dengan resep dokter dalam bentuk suntikan, Bunda. Vitamin C dapat disuntikkan dan dapat diberikan ke dalam vena (intravena), ke dalam otot (intramuskular), atau di bawah kulit (subkutan).
Banyak orang mengonsumsi vitamin C untuk kesehatan umum atau untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka. Vitamin C juga dikonsumsi untuk mengatasi kekurangan vitamin C.
Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penyakit kudis. Gejala khas kekurangan vitamin C meliputi gusi bengkak dan berdarah, kelelahan, penyembuhan luka yang lamban, nyeri sendi, gigi tangal, bintik-bintik berwarna pada kulit, dan lainnya.
Oh iya, Bunda, suntikan vitamin C sebenarnya telah disetujui oleh FDA dalam mengatasi kekurangan vitamin C. Suntikan ini juga disetujui untuk membantu mengatasi luka serius akibat trauma atau luka bakar. Namun, sutikan vitamin C biasanya hanya digunakan saat kadar vitamin C perlu ditingkatkan dengan cepat atau saat suplemen oral tidak dapat dikonsumsi karena penyerapan yang buruk atau alasan lainnya.
Selain itu, suntikan vitamin C terkadang digunakan di luar label untuk kondisi lain, termasuk di antaranya kanker, menaikkan fungsi kekebalan tubuh, penurunan berat badan, dan lainnya, seperti dikutip dair laman Healthline.
Suntikan vitamin C saat menyusui
Vitamin C merupakan komponen normal dari ASI dan merupakan antioksidan utama dalam ASI. Asupan vitamin C yang direkomendasikan untuk ibu menyusui adalah 120 mg setiap hari, dan untuk bayi berusia 6 bulan atau kurang adalah 40 mg setiap hari seperti dikutip dari laman Ncbi.
Dosis harian yang tinggi hingga 1000 mg meningkatkan kadar ASI, tetapi tidak cukup untuk menyebabkan masalah kesehatan pada bayi yang disusui dan bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI. Ibu menyusui mungkin perlu melengkapi makanan mereka untuk mencapai asupan yang direkomendasikan atau untuk memperbaiki kekurangan yang diketahui. Dosis vitamin C ibu dalam vitamin prenatal pada atau mendekati asupan yang direkomendasikan tidak mengubah kadar ASI.
Saat menyusui, kebutuhan vitamin C bisa dipenuhi dari berbagai sumber makanan alami hingga suplemen vitamin C. Selain itu, banyak juga para perempuan yang menggunakan suntikan vitamin C saat menyusui. Ya, suntikan vitamin C aman digunakan selama menyusui ya, Bunda. Studi pada manusia menunjukkan bahwa obat tersebut tidak masuk ke dalam ASI dan jumlah yang signifikan dan tidak berbahaya bagi bayi.
Vitamin C sendiri adalah vitamin yang larut dalam air yang ditemukan dalam buah dan sayuran. Vitamin ini juga dikenal sebagai asam askorbat dan menjadi antioksidan penting (memiliki fungsi perlindungan dalam tubuh). Vitamin C melindungi sel dan menjaganya tetap sehat, membantu penyembuhan luka, dan membantu penyerapan zat besi seperti dikutip dari laman Breastfeedingsupport.
Vitamin C populer digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi, kelelahan, dan kanker. Tubuh memang tidak dapat memproduksi vitamin C, sehingga bergantung pada sumber makanan. Sumber vitamin C yang baik meliputi beri, paprika, kiwi, buah jeruk, sayuran berdaun, tomat, dan banyak lagi. Nantinya, ginjal akan dengan hati-hati mengendalikan jumlah vitamin C dalam tubuh, menjaganya pada tingkat yang tepat, dan mengeluarkan kelebihan vitamin C yang tidak diperlukan.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!