
menyusui
Manfaat Payudara Kecil saat Menyusui yang Jarang Diketahui, Ini Kata Studi
HaiBunda
Sabtu, 19 Jul 2025 08:30 WIB

Payudara kecil seringnya membuat perempuan kurang percaya diri karena merasa ASI mereka jadi sedikit. Padahal, ada banyak manfaat payudara kecil saat menyusui yang jarang diketahui lho, Bunda.
Sebagai tolak ukur penampilan ideal, banyak perempuan berpatokan bahwa memiliki payudara besar dan padat menjadi acuan kecantikan dan keseksian perempuan. Padahal, payudara kecil juga bisa tampak menarik kok, Bunda. Bahkan, payudara kecil dalam kaitannya dengan menyusui juga bisa mendatangkan banyak manfaat.
Manfaat payudara kecil saat menyusui
Jika biasanya Bunda berpikir bahwa payudara yang besar dan padat memiliki produksi ASI banyak, sudah saatnya mengesampingkan asumsi tersebut ya, Bunda. Sebab, penelitian terbaru menemukan kalau perempuan dengan payudara yang lebih besar cenderung menghasilkan ASI dengan konsentrasi laktosa yang lebih rendah dibandingkan dengan perempuan yang memiliki payudara lebih kecil, Bunda.
Dengan adanya temuan inovatif ini menunjukkan bahwa meskipun ukuran payudara yang besar tidak diperlukan untuk produksi ASI yang memadai, hal itu dapat memengaruhi komposisi ASI, seperti dipublikasikan dalam The American Journal of Human Biology.
Dalam manfaatnya dengan kesehatan, menyusui memang dikenal luas memiliki banyak manfaat bagi bayi. Salah satunya yakni bagaimana peran ASI yang dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan jangka panjang.Â
ASI dalam hal ini bukan hanya sumber nutrisi penting tetapi juga mengandung berbagai komponen bioaktif yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Meskipun komposisi ASI diketahui dapat bervariasi secara signifikan antar perempuan, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap variasi ini belum sepenuhnya dipahami.
Penelitian sebelumnya telah mengeksplorasi pengaruh karakteristik ibu seperti lemak tubuh, pola makan, dan frekuensi menyusui terhadap komposisi ASI. Tetapi hubungan antara ukuran payudara dan komposisi ASI belum diteliti secara menyeluruh.
Dalam studi terbaru mereka, para peneliti bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan memeriksa apakah ukuran payudara selama masa laktasi awal berkaitan dengan kandungan makronutrien ASI.
Pada penelitian tersebut, para peneliti merekrut 162 perempuan yang menyusui secara eksklusif dari Wroclaw, Polandia, antara Februari 2017 dan Juli 2018. Partisipan dipilih berdasarkan beberapa kriteria untuk memastikan sampel studi yang homogen dan sehat.Â
Kriteria ini meliputi ibu yang melahirkan bayi cukup bulan, tunggal, tidak menderita penyakit kronis, dan tidak menggunakan kontrasepsi hormonal. Setelah dilakukan eksklusif karena data yang tidak lengkap atau asupan makanan yang tidak biasa, sampel akhir terdiri dari 137 perempuan.
Penelitian ini melibatkan pengumpulan data detail setiap ibu dan bayi. Data ini mencakup pengukuran antropometri seperti lingkar payudara dan lingkar bawah payudara, indeks massa tubuh, dan persentase lemak tubuh.Â
Selain itu, peserta mengisi kuisioner umum tentang status sosial ekonomi, riwayat reproduksi, dan pola menyusui mereka. Sampel ASI kemudian dikumpulkan menggunakan pompa ASI standar rumah sakit.Â
Sampel diambil pada pertengahan pagi, waktu yang dianggap optimal untuk standardisasi pengukuran komposisi ASI. Para peneliti menganalisis sampel ASI untuk kandungan energi, lemak, protein, dan konsentrasi laktosa menggunakan alat analisis komposisi ASI khusus, seperti dikutip dari laman Psypost.
Bertentangan dengan ekspektasi yang ada, para peneliti menemukan hubungan negatif antara ukuran payudara dan konsentrasi laktosa dalam ASI. Ternyata, perempuan dengan payudara lebih besar menghasilkan ASI dengan kandungan laktosa lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki payudara lebih kecil.Â
Temuan tersebut tetap berlaku bahkan setelah memperhitungkan adipositas tubuh ibu, asupan  kalori, dan makronutrien makanan, frekuensi menyusui, ukuran bayi, usia ibu, paritas, dan status sosial ekonomi.
Kaitan ukuran payudara dan produksi ASI
Adanya hubungan terbalik antara ukuran payudara dan konsentrasi laktosa ini tentunya patut diperhatikan mengingat laktosa disintesis hanya di kelenjar susu.Â
Para peneliti berhipotesis bahwa faktor hormonal mungkin menjelaskan temuan ini. Ukuran payudara yang lebih besar berkaitan dengan kadar hormon estradiol dan progesteron yang lebih tinggi. Hormon-hormon ini dapat menurunkan produksi ASI secara keseluruhan dan menghambat sintesis laktosa dengan mengurangi kadar protein spesifik, alfa-laktalbumin, dalam ASI.
"Ini adalah studi pertama yang melaporkan hubungan negatif antara konsentrasi laktosa dalam ASI dan ukuran payudara ibu selama masa laktasi yang telah berjalan sepenuhnya. Hubungan yang ditunjukkan menunjukkan bahwa perempuan dengan ukuran payudara yang lebih besar dapat melalui kontrol hormonal, menghasilkan ASI dengan konsentrasi laktosa yang lebih rendah dibandingkan perempuan dengan payudara yang lebih kecil,"tulis para peneliti.
Menariknya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara ukuran payudara dan makronutrien lain seperti lemak dan protein. Lebih lanjut, studi ini menemukan bahwa frekuensi dan asupan kalori ibu juga memengaruhi konsentrasi laktosa.Â
Sesi menyusui yang lebih sering dikaitkan dengan kadar laktosa yang lebih tinggi, kemungkinan karena peningkatan sekresi prolaktin, atau hormon yang merangsang produksi ASI.
Di sisi lain, asupan kalori ibu yang lebih tinggi dikaitkan dengan konsentrasi laktosa yang lebih rendah, Kemungkinan karena dampaknya terhadap metabolisme glukosa dan ketersediaan untuk sistesis laktosa.
Laktosa sendiri merupakan komponen vital dalam ASI yang menyediakan sebagian besar energi yang dibutuhkan bayi dan mendukung perkembangan sistem saraf pusat. Variabilitas konsentrasi laktosa yang berkaitan dengan ukuran payudara dapat berimplikasi pada nutrisi dan pertumbuhan bayi.
Bayi dari ibu dengan payudara lebih besar yang menghasilkan ASI dengan kandungan laktosa lebih rendah, mungkin menerima manfaat nutrisi yang berbeda dibandingkan dengan bayi dari ibu dengan payudara lebih kecil.
Dengan memahami perbedaan ini tentunya apat membantu petugas kesehatan dalam memberikan saran dan dukungan menyusui yang lebih personal. Selain itu, hal ini juga menggarisbawahi perlunya penelitian berkelanjutan tentang faktor-faktor yang memengaruhi komposisi ASI dan bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi hasil kesehatan bayi.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Ukuran Payudara dan Puting Bisa Pengaruhi Jumlah Produksi ASI hingga Proses Menyusui, Mitos atau Fakta?

Menyusui
10 Cara Memperbanyak ASI untuk Ibu Menyusui agar Mencukupi Kebutuhan Bayi

Menyusui
Sampai Usia Berapakah Tubuh Wanita Bisa Menghasilkan ASI?

Menyusui
Besar atau Kecil, Apakah Ukuran Payudara Pengaruhi Jumlah ASI?

Menyusui
Bunda Perlu Tahu, Serba-serbi Penggunaan Bra Tidur yang Tepat Saat Menyusui


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda