menyusui
Mengenal Galaktorea, Saat Payudara Keluar ASI Meski Tidak Sedang Hamil atau Menyusui
HaiBunda
Sabtu, 15 Nov 2025 14:00 WIB
Daftar Isi
Keluarnya ASI biasanya dikenal saat perempuan melalui persalinan dan bersiap untuk menyusui. Namun, ada juga galaktorea yakni saat payudara keluar ASI meski tidak sedang hamil atau menyusui, Bunda.
Galaktorea merupakan kondisi perempuan mengalami keluarnya cairan seperti susu dari puting susunya yang tidak terkait dengan produksi ASI untuk menyusui. Meski demikian, galaktorea bukanlah penyakit. Hanya saja, bisa menjadi tanda adanya kondisi yang melatarinya.
Galaktorea umumnya terjadi pada orang yang berjenis kelamin perempuan saat lahir. Hal ini bahkan dapat terjadi pada mereka yang belum memiliki anak atau yang telah mengalami menopause. Namun, galaktorea juga dapat terjadi pada orang yang dikategorikan laki-laki saat lahir, bahkan pada bayi.
Apa itu galaktorea?
Mengutip dari laman Cleveland Clinic, galaktorea terjadi ketika payudara seseorang tiba-tiba memproduksi ASI atau mengeluarkan cairan seperti susu. Keputihan ini dapat keluar dari payudara dengan sendirinya atau saat disentuh.
Namun, keputihan tersebut tidak ada hubungannya dengan produksi ASI saat menyusui atau hamil. Galaktorea terkadang mengindikasikan kondisi kesehatan yang mendasarinya, tetapi paling sering disebabkan oleh kelebihan prolaktin. Prolaktin adalah hormon yang memicu produksi ASI. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari, sebuah kelenjar di dasar otak.
Penyebab galaktorea
Terkadang, penyebab galaktorea tidak dapat ditemukan. Kondisi ini pun sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Secara umum, penyebab dari galaktorea pada seseorang yakni tumor jinak (bukan kanker) pada kelenjar pituitari.
Tumor ini menyebabkan kelenjar pituitari memproduksi terlalu banyak prolaktin (hiperprolaktinemia). Prolaktin sendiri merupakan  hormon yang bertanggung jawab atas produksi ASI setelah melahirkan. Ketika perempuan mengalami kondisi kelebihan prolaktin tentunya membuat tubuh berpikir bahwa ia harus memproduksi ASI, sehingga ASI keluar dari puting.
Penyebab lainnya dari galaktorea yakni meliputi beberapa hal berikut ini, Bunda:
1. Mengonsumsi obat-obatan teramsuk pil KB, obat tekanan darah atau antidepresan
2. Merangsang payudara secara berlebihan
3. Gangguan tiroid
4. Penyakit ginjal kronis
5. Mengonsumsi suplemen herbal seperti fenugreek
6. Menggunakan opioid
7. Cedera atau trauma pada sumsum tulang belakang
Gejala utama dari galaktorea biasanya ditandai dengan keluarnya cairan putih seperti susu saat Bunda tidak menyusui atau hamil sekalipun. Biasanya, kondisi ini terjadi pada kedua payudara dan dapat keluar jika Bunda memencet puting atau keluar dengan sendirinya.
Ada juga gejala lainnya yang terkait dengan galaktorea seperti amenore, vagina kering, sakit kepala, gairah seksual menurun, tumbuhnya rambut baru di dada atau dagu, jerawat, dan gangguan disfungsi ereksi.
Siapa saja yang berisiko terkena galaktorea?
Pada kondisi tertentu, apa pun yang memicu pelepasan hormon prolaktin dapat meningkatkan risiko galaktorea. Faktor risiko yang lebih besar terkena galaktorea meliputi beberapa orang dengan kondisi berikut:
1. Orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu, obat-obatan terlarang, dan suplemen herbal
2. Kondisi yang memengaruhi kelenjar pituitari, seperti tumor pituitari yang bukan kanker
3. Banyak menyentuh dan menggosok payudara
4. Stres
5. Memiliki latar kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal jangka panjang, cedera sumsum tulang belakang, cedera pada dinding dada, dan tiroid yang kurang aktif seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.
Bagaimana galaktorea didiagnosis?
Saat seseorang mengalami kondisi yang dicurigai galaktorea biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan secara mendalam, termasuk di antaranya beberapa pemeriksaan berikut:
1. Pemeriksaan fisik pada payudara dan puting
2. Analsiis cairan puting
3. Meninjau riwayat kesehatan termasuk obat-obatan yang dikonsumsi
4. Tes darah untuk memeriksa kadar prolaktin
5. Tes darah untuk memeriksa fungsi tiroid
6. Tes kehamilan
7. Tes pencitraan seperti mammogram atau USG untuk memeriksa jaringan payudara
8. CT scan dan MRI untuk mencari tumor di dalam atau di dekat kelenjar pituitari
Pengobatan untuk galaktorea
Pengobatan galaktorea memang dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya, Bun. Pada beberapa orang, kondisi ini dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan apa pun. Namun, untuk mengatasi kondisi tersebut, dokter biasanya akan menyarankan beberapa hal berikut:
1. Mengonsumsi obat-obatan seperti cabergoline dan bromocriptine untuk menurunkan kadar prolaktin
2. Menghindari tindakan atau aktivitas yang terlalu merangsang putingÂ
3. Menghentikan atau mengganti obat-obatan
4. Mengonsumsi obat untuk mengobati tiroid yang kurang aktif jika menderita hipotiroidisme
5. Mengenakan pakaian yang longgar untuk mengurangi gesekan pada puting
6. Mengenakan bantalan payudara untuk menyerap kebocoran
Dalam kasus di mana tumor hipofisis menyebabkan galaktorea, tumor tersebut biasanya masih bersifat jinak (bukan kanker). Tetapi, jika tumor tidak menyebabkan komplikasi lain, dokter mungkin memutuskan bahwa pengobatan tidak diperlukan.
Jika pengobatan tumor hipofisis diperlukan, biasanya melibatkan pengobatan untuk mengecilkan tumor. Dalam kasus yang jarang terjadi, pasien mungkin memerlukan pembedahan atau terapi radiasi untuk mengangkat atau mengecilkan tumor hipofisis.
Penting diingat bahwa beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengobati galaktorea dapat menimbulkan komplikasi, termasuk infertilitas dan masalah penglihatan.
Terkadang, tumor hipofisis juga dapat menyebabkan penurunan kadar estrogen. Untuk itu, pasien dengan kadar estrogen rendah berisiko lebih tinggi terkena osteoporosis (tulang rapuh dan mudah patah). Dokter dalam hal ini akan menyarankan penggunaan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen untuk mengurangi risiko tersebut.
Kapan bisa beraktivitas kembali saat alami galaktorea?
Banyak dari penderita galaktorea yang tetap melakukan aktivitas rutin seperti biasa kok, Bunda. Sebagian dari mereka kerap menggunakan breast pads (lapisan penyerap yang ditempatkan di dalam bra) untuk menahan kebocoran ASI di balik pakaian mereka.
Tidak perlu khawatir karena galaktorea sering kali hilang tanpa pengobatan. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit galaktorea Bunda disarankan untuk merangsang payudara dan puting secara berulang, melakukan pemeriksaan payudara lebih dari sekali sebulan, dan mengenakan pakaian yang menggesek atau menggores payudara.
Semoga informasinya membantu, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Menyusui
Mengenal Galaktorea, Kondisi bila ASI Keluar di Luar Masa Menyusui
Menyusui
Pujian John Legend untuk Istri yang Prioritaskan Kebutuhan Anak
Menyusui
Pengalaman Buruk Ibu Menyusui tentang Pemakaian CCTV
Menyusui
4 Hal Sepele yang Sering Dilewatkan Ibu Saat Menyusui si Kecil
Menyusui
Yoga Sambil Menyusui Anak, Yes or No?
5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
ASI Masih Keluar padahal Sudah Tidak Menyusui, Normalkah?
ASI Keluar Banyak saat Hamil Bukan Jaminan Produksi Berlimpah setelah Melahirkan
Mengenal Proses Induksi Laktasi untuk Bunda yang Belum Pernah Hamil tetapi Ingin Menyusui