
menyusui
35 Pertanyaan soal Menyusui dan Jawabannya Menurut Pakar
HaiBunda
Selasa, 06 Aug 2024 14:50 WIB

Daftar Isi
- 1. Apa yang dimaksud dengan menyusui?
- 2. Apa itu busui friendly?
- 3. Air susu ibu terbuat dari apa?
- 4. Kapan wanita bisa mulai menyusui?
- 5. Apakah wanita yang belum punya anak bisa mengeluarkan ASI?
- 6. Apakah wanita wajib menyusui dalam Islam?
- 7. ASI itu rasanya apa?
- 8. ASI normal warna apa?
- 9. Adakah perbedaan ASI kiri dan kanan?
- 10. Adakah ciri ASI tidak bagus dan kurang bernutrisi?
- 11. Apa ciri-ciri ASI sedikit dan seret?
- 12. Bagaimana teknik menyusui yang benar?
- 13. Apakah manfaat dari Ibu Menyusui?
- 14. Apa saja langkah persiapan menyusui?
- 15. Menyusui anak sampai umur berapa?
- 16. Berapa lama durasi menyusui yang benar?
- 17. Bagaimana cara agar ASI bisa keluar?
- 18. Bagaimana posisi yang baik saat menyusui?
- 19. Apa yang harus dilakukan suami ketika istri menyusui?
- 20. Berapa kali normalnya bayi menyusu di malam hari?
- 21. Apa saja mitos ibu menyusui?
- 22. Apa yang situasi yang melarang Bunda untuk menyusui?
- 23. Jika masih menyusui apakah bisa hamil?
- 24. Kapan harus berhenti menyusui saat hamil?
- 25. Apakah berhubungan suami istri saat menyusui boleh?
- 26. Kenapa bisa alami tidak haid saat menyusui?
- 27. Apa saja masalah menyusui?
- 28. Bagaimana cara pijat payudara agar ASI lancar?
- 29. Apa yang harus dikonsumsi ibu menyusui agar bayi gemuk?
- 30. Apa yang harus dikonsumsi ibu menyusui agar kulit bayi bersih dan sehat?
- 31. Buah apa saja yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu menyusui?
- 32. Apakah benar jika kita sedang menyusui tidak boleh minum air dingin dan makan pedas?
- 33. Apakah skincare aman untuk ibu menyusui?
- 34. Kandungan skincare apa saja yang aman untuk ibu menyusui?
- 35. Bolehkah busui pakai sunscreen hingga melakukan perawatan wajah?
Setelah melahirkan, Bunda harus sigap beradaptasi untuk memberi asupan ASI pada Si Kecil. Proses menyusui tentunya bukan satu hal yang mudah, terutama para ibu yang baru pertama kali memiliki anak. Seringkali, Bunda merasa takut dan khawatir sesuatu berbahaya terjadi saat menyusui bayi.
Di awal masa menyusui, Bunda mungkin saja merasa kesulitan dalam mengASIhi Si Kecil. Minimnya pengetahuan dan pengalaman kerap mempersulit kondisi busui yang berujung pada risiko stres.
Untuk itu, penting untuk Bunda dan Ayah menggali berbagai informasi seputar menyusui demi menyiapkan diri menjadi lebih baik. Berikut ini 35 pertanyaan dan jawaban tentang menyusui menurut para pakar ASI melansir dari berbagai sumber.
1. Apa yang dimaksud dengan menyusui?
Menyusui adalah proses alamiah yang terjadi pasca Bunda melahirkan, yakni memberi asupan ASI (air susu ibu) pada bayi sebagai sumber nutrisi ideal dalam pertumbuhan dan perkembangan otak serta fisik. Kandungan ASI terdiri dari perpaduan sempurna lemak, karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral yang mudah dicerna dan diserap oleh bayi.
Menurut WHO (World Health Organization), proses menyusui wajib dilakukan selama enam bulan pertama usia bayi. Fase ini disebut ASI eksklusif, yakni pemberian ASI yang dilakukan sejak bayi baru lahir hingga berumur enam bulan tanpa digantikan oleh minuman serta makanan lain.
Meskipun begitu, ada beberapa kondisi yang memungkinkan bayi untuk bisa mengonsumsi sumber nutrisi lain selain ASI. Sebagai contohnya, indikasi gangguan medis yang menyebabkan produksi ASI Bunda kurang dari jumlah asupan ASI harian Si Kecil.
2. Apa itu busui friendly?
Bunda tentu seringkali mendengar istilah busui friendly. Kata ini seringkali dikaitkan sebagai kelebihan dari produk pakaian, seperti daster hingga gaun pesta.
Busui friendly adalah istilah yang merujuk pada suatu hal yang memberikan kenyamanan bagi ibu menyusui. Oleh sebab itu, produk fashion yang menggaungkan istilah ini merupakan pakaian yang nyaman dan mudah bagi ibu kenakan saat menyusui bayi.
3. Air susu ibu terbuat dari apa?
Proses terbentuknya ASI tidak terjadi secara instan. Hal ini bermula sejak Bunda mengandung yang ditandai dengan beberapa perubahan di payudara.
Ibu hamil akan merasakan payudara yang lebih sensitif dan terasa penuh. Selain itu, puting payudara juga menonjol dengan warna puting dan areola yang menggelap. Tanda-tanda inilah yang mengindikasi tubuh Bunda sedang memproduksi ASI.
Mengutip dari Baby Center dan Cleveland Clinic, ASI terbuat dari berbagai proses peningkatan hormon kehamilan yang menekan kerja hormon prolaktin dalam mengontrol produksi ASI. Prolaktin menyebabkan sel-sel dalam alveoli di payudara memproduksi ASI dan oksitosin.
Selepas membuat ASI, alveoli akan memerasnya dan menyalurkan cairan dalam saluran bercabang-cabang yang bernama duktus. Nah, saluran inilah yang membuat ASI keluar melalui puting ketika Si Kecil menyusu.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut bahwa ASI mengandung air sebanyak 87,5 persen. Selain itu, ASI juga mengandung berbagai nutrisi yang berbeda di tiap empat transisinya.
Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusu kaya akan protein, sedangkan ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). Di sisi lain, ASI yang berasal dari ibu bayi prematur mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa daripada ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Hingga pada saat penyapihan ASI, kadar lemak dan protein kian meningkat seiring bertambahnya kelenjar di payudara.
4. Kapan wanita bisa mulai menyusui?
Apabila tidak ada kendala, Bunda bisa mulai menyusui bayi dalam waktu satu jam setelah ia lahir. Hal ini dilakukan untuk melatih daya pelekatan Si Kecil dalam menyusu.
Dilansir Kids Health, bayi memiliki naluri alamiah yang mendorongnya untuk menyusu ketika diletakkan di dada ibunda pasca dilahirkan. Mereka akan menggeliat ke arah payudara dan memutar kepala menghadap payudara untuk menyusu.
Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran Si Kecil, payudara Bunda akan mengeluarkan kolostrum atau pra-susu yang kaya nutrisi. Tekstur cairan ini cukup kental dengan warna kekuningan, tetapi beberapa busui juga mungkin mendapatkan kolostrum yang lebih encer.
Setelah 3-4 hari kolostrum tersalurkan, payudara ibu menyusui mulai terasa lebih kencang. Inilah tanda bahwa pasokan ASI meningkat dan makin matang. ASI akan menjadi lebih putih dan kental.
![]() |
5. Apakah wanita yang belum punya anak bisa mengeluarkan ASI?
Proses menyusui memang erat kaitannya dengan para Bunda yang mempunyai anak baru lahir. Namun, ada suatu kondisi langka di mana seorang wanita mampu mengeluarkan ASI meski tidak hamil maupun memiliki bayi baru lahir.
Mengutip dari Mayo Clinic, kondisi keluarnya ASI dari puting wanita yang tidak hamil disebut dengan istilah Galaktorea. Kondisi ini sendiri bukanlah suatu penyakit melainkan indikasi dari gangguan medis lainnya.
Berbagai faktor bisa memicu galaktorea terjadi, seperti stimulasi berlebihan di payudara, efek samping obat, atau gangguan di kelenjar hipofisis. Selain itu, peningkatan kadar prolaktin juga bisa mengakibatkan ASI keluar meskipun Bunda tidak sedang hamil atau belum pernah memiliki anak.
6. Apakah wanita wajib menyusui dalam Islam?
Dalam perspektif Islam, proses menyusui bayi oleh ibu disinggung terang dalam kitab suci Al-Qur'an. Bahkan anjuran memberi ASI eksklusif pun tertulis dalam salah satu ayat suci, yakni surat Al-Baqarah ayat 233:
وَٱلْوَٰلِدَٰتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَٰدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُۥ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَآرَّ وَٰلِدَةٌۢ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَّهُۥ بِوَلَدِهِۦ ۚ وَعَلَى ٱلْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدتُّمْ أَن تَسْتَرْضِعُوٓا۟ أَوْلَٰدَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّآ ءَاتَيْتُم بِٱلْمَعْرُوفِ ۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
Melansir dari Detikcom, seorang wanita Muslim sehat yang telah melahirkan bayi memiliki kewajiban untuk menyusui bayi. Hal ini berkali-kali disebut dalam hadis Rasulullah SAW bahwa keutamaan seorang ibunda yang menyusui bayinya diumpamakan layaknya pejuang di jalan Allah SWT.
Seorang perempuan bertanya, "Apakah perempuan tidak mendapat pahala jihad? Rasulullah menjawab, "Perempuan juga mendapat pahala jihad ketika harus melahirkan seorang anak dan menyusui, jika ia meninggal dalam kondisi demikian, maka perempuan tersebut sesungguhnya meninggal layaknya seorang syahid di jalan Allah SWT." (HR. Bukhari)
7. ASI itu rasanya apa?
Mengutip dari Healthline, ASI memiliki rasa yang sedikit sama dengan susu biasa, tetapi tidak persis sama dengan berbagai produk susu di kebanyakan toko. ASI yang berkualitas akan memiliki rasa manis seperti susu sapi. Namun, rasanya bisa saja berubah menjadi lebih lembut dan manis layaknya susu almond.
Perubahan rasa ini dikarenakan rasa ASI sangat berpengaruh atas apa yang ibu menyusui konsumsi sehari-hari. Oleh karenanya, rasa ASI tidak bisa dikelompokkan dalam satu rasa layaknya susu yang dihasilkan sapi.
"ASI itu menyerupai yang dimakan ibu. Jadi, ya, rasanya tergantung apa yang ibu makan. Kalau (ibu) makan ayam, ya rasanya akan gurih seperti ayam. Kalau (ibu) makan manis, ya ASI jadi manis," ungkap dokter anak Hardini Intan Mahdi, Sp.A (K), melansir dari CNN Indonesia.
Oleh sebab itu, Bunda sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang bervariatif ketika menyusui Si Kecil. Ini berguna untuk membentuk kemampuan bayi dalam mengenali rasa, sehingga di waktu besar nanti ia tidak menjadi anak yang picky eater.
8. ASI normal warna apa?
Warna ASI yang normal bagi seorang busui mungkin tidak normal bagi busui lainnya. Dalam beberapa waktu, ASI akan terlihat lebih terang dan berwarna putih, lalu dapat memiliki warna yang sedikit kekuningan atau kebiruan.
Umumnya, ASI matang dan normal keluar dalam cairan yang berwarna putih, dengan semburat kuning atau biru. Nah, ragam warna ASI ini bukanlah satu hal yang begitu berbahaya.
Healthline menyebutkan bahwa ASI yang berwarna kuning, biru, hingga kemerahan terjadi karena efek dari makanan yang Bunda konsumsi. Sebagai contohnya, bila Bunda terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi beta-karoten, seperti labu dan wortel, ASI yang keluar cenderung lebih kental dan berwarna kuning layaknya kolostrum.
9. Adakah perbedaan ASI kiri dan kanan?
Umumnya, kedua payudara Bunda menghasilkan rasa ASI yang sama. Keduanya juga mengandung nutrisi ASI yang sama.
Konselor laktasi, dr. Ameetha Drupadi, CIMI menegaskan bahwa perbedaan rasa ASI di kedua sisi payudara hanyalah sekadar mitos belaka. Hingga saat ini, belum ada penjelasan valid yang mengungkap adanya perbedaan rasa ASI antara payudara kiri dan kanan.
Namun, satu hal yang pasti diketahui adalah produksi, daya simpan, dan warna ASI di kedua sisi payudara Bunda bisa saja mengalami perbedaan. Hal ini terjadi karena ASI terbagi atas foremilk dan hindmilk.
Foremilk adalah ASI berwarna lebih jernih kebiruan yang keluar sebab payudara sudah lama tidak dipompa. Sementara itu, hindmilk adalah ASI yang bertekstur lebih kental dan berwarna kekuningan.
![]() |
10. Adakah ciri ASI tidak bagus dan kurang bernutrisi?
Tidak selamanya ASI keluar dalam kondisi bagus dan kualitas bernutrisi. Sayangnya, hal-hal seperti ini tidak bisa diketahui para ibu menyusui secara langsung melalui penampakan ASI-nya.
Meskipun begitu, Bunda bisa memerhatikan beberapa ciri ASI tidak bagus dan kurang bernutrisi berikut ini:
1. Penggunaan popok basah yang menurun
Ketika ASI produksinya minim dan tidak berkualitas, bayi mengalami pengurangan penggunaan popok basah setiap harinya. Seharusnya, di minggu-minggu awal kehidupan bayi, jumlah popok basah dan kotor yang dihasilkan merupakan indikator krusial untuk menghitung jumlah makanan yang ia peroleh. Seorang bayi harus memproduksi 6 hingga 8 popok basah/kotor per hari.
2. Muncul gejala dehidrasi
Bayi yang menyusu ASI kurang berkualitas cenderung menunjukkan beberapa gejala dehidrasi. Kuantitas buang air kecil selama beberapa jam akan menurun, menangis tanpa air mata, kepala cekung, hingga mengantuk berat ketika tidak mendapatkan ASI yang cukup dan berkualitas.
3. Bayi mudah mengantuk dan lesu
Bayi yang tidak mendapatkan ASI berkualitas akan memiliki energi yang rendah. Bayi secara teratur akan tidur empat jam atau lebih dalam satu waktu.
4. Bayi tidak nafsu untuk menyusu
Idealnya, bayi usia 0-6 bulan akan menyusu selama 10-15 menit sebanyak 8-12 kali sehari. Namun, bayi yang mengonsumsi ASI selama lebih dari 30 menit dalam sekali waktu, diindikasikan tidak menerima asupan ASI yang baik. Terlebih lagi bila Si Kecil langsung tertidur setelah selesai menyusu.
5. Pelekatan terasa nyeri atau tampak dangkal
Sebuah ulasan di What to Expect menerangkan bahwa pelekatan adalah cara bayi memasukkan puting dan areola ke mulutnya untuk menyusu. Apabila pelekatan tidak tepat dapat timbul rasa nyeri di puting. Akibatnya, dikhawatirkan bayi tidak mendapatkan ASI yang bernutrisi. Selain itu, payudara juga berisiko tidak mengalami peningkatan produksi ASI sebab minum stimulasi.
6. Berat badan bayi tidak kembali ke angka normal
Kualitas ASI tidak bagus dapat dikenali dengan berat badan bayi yang tidak kembali pasca usia kelahirannya memasuki 10-14 hari. Selain itu, progres penambahan berat badan yang lambat juga bisa menjadi indikasi malnutrisi dalam ASI.
11. Apa ciri-ciri ASI sedikit dan seret?
Saat ASI mulai kering, biasanya ada tanda yang bisa Bunda amati. Tanda-tanda tersebut nantinya bisa menjadi indikator bagi Bunda bahwa persediaan ASI Bunda menipis atau berkurang. Berikut ini ciri-cirinya ya, Bunda:
- Produksi popok basah bayi berkurang.
- Berat badan bayi tidak bertambah
- Bayi berhenti bertambah atau mulai turun berat badannya
- Bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi
- Bayi cenderung rewel
- Bayi tampak lesu
- Bayi kesulitan untuk tetap terjaga saat menyusu
12. Bagaimana teknik menyusui yang benar?
Teknik menyusui harus dilakukan cara memberikan ASI kepada bayi dengan pelekatan dan posisi ibu dan bayi yang benar. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar.
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan indikator dalam proses menyusui yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (body position), pelekatan bayi yang tepat (latch), dan keefektifan isapan bayi pada payudara (effective sucking).
Bunda bisa memanfaatkan beberapa posisi menyusui yang mengedepankan kenyamanan Si Kecil, seperti cradle hold, cross-cradle hold, tidur menyamping, atau sembari terlentang dengan bayi berbaring di atas dada.
Selain posisi, teknik pelekatan bayi selagi menyusu juga perlu diperhatikan dengan baik, yaitu dengan cara sebagai berikut:
- Areola yang harus masuk seluruhnya ke bagian bawah mulut bayi
- Mulut bayi terbuka lebar ketika Bunda memasukkan puting untuk menyusu
- Bibir bayi harus terbuka dower ke bawah
- Posisi dagu bayi menempel ke payudara agar hidung bayi tidak tertutup
13. Apakah manfaat dari Ibu Menyusui?
ASI adalah sumber makanan paling ideal untuk bayi. Kandungan nutrisi di dalam cairan ini memiliki manfaat yang bermanfaat untuk perkembangan kerja pencernaan dan organ lainnya. Untuk itu, konsumsi ASI secara eksklusif dianjurkan untuk bayi hingga usia enam bulan.
Mengutip dari Hopkins Medicine, berikut manfaat utama lainnya bagi bayi yang aktif mengonsumsi ASI:
1. Asupan nutrisi yang lengkap
ASI memiliki nutrisi terbaik untuk pertumbuhan otak dan perkembangan sistem saraf bayi. Studi mengatakan bahwa bayi yang disusui memiliki tingkat kecerdasan yang lebih signifikan ketika beranjak dewasa.
Dibandingkan dengan susu formula, nutrisi dalam ASI lebih mudah untuk diserap oleh Si Kecil. Ini termasuk gula (karbohidrat) dan protein. Selain itu, kandungan lemak di dalam ASI juga baik untuk meningkatkan kualitas penglihatan bayi.
2. Terhindar dari serangan infeksi
Bayi yang mengonsumsi ASI memiliki risiko infeksi pencernaan, paru-paru, dan telinga yang rendah. Kemudian, bayi lahir prematur yang rutin diberi asupan ASI juga lebih kecil risikonya terkena infeksi serius pada usus atau NEC (necrotizing enterocolitis).
Jika Si Kecil terkena infeksi saat menyusui, gangguan yang diderita cenderung tidak terlalu parah dan lebih cepat untuk pulih. Ini dikarenakan ASI memiliki banyak faktor penangkal penyakit. Faktor-faktor tersebut membantu bayi tercegah dari infeksi ringan hingga berat dan rawat inap di rumah sakit, Bunda.
3. Terhindar dari gangguan medis
Menyusui membantu melindungi bayi dari berbagai masalah kesehatan yang serius. Asupan ASI berkualitas juga memberikan perlindungan seiring bertambahnya usia mereka, seperti:
- Risiko SIDS (sindrom kematian bayi mendadak) yang lebih rendah daripada bayi yang tidak disusui.
- Risiko lebih rendah terkena asma dan masalah kulit yang berkaitan dengan alergi.
- Lebih jarang diare dan lebih kecil kemungkinannya terkena beberapa kondisi pencernaan.
- Risiko lebih rendah terkena leukemia.
- Risiko lebih rendah terkena diabetes dan obesitas.
Tak hanya bayi, wanita yang menyusui juga mendapatkan banyak manfaat kesehatan. Jika Bunda menyusui, Bunda lebih mudah menurunkan berat badan yang naik selama kehamilan. Bunda juga terhindar dari risiko kanker payudara dan ovarium serta diabetes di kemudian hari.
14. Apa saja langkah persiapan menyusui?
Menyusui adalah keterampilan mengASIhi yang perlu dipelajari melalui kebiasaan dan waktu. Oleh karenanya, Bunda memerlukan beberapa persiapan sebelum mulai menyusui bayi.
Berikut beberapa langkah persiapan yang dianjurkan oleh Queensland Government untuk para ibu menyusui:
- Kulik informasi mendalam tentang menyusui sejak masa kehamilan
- Bergabung dengan kelompok ibu menyusui lainnya yang suportif
- Berkonsultasi dengan ahli laktasi terkait teknik menyusui yang tepat
- Bertanya pada dokter tentang obat apa yang aman dikonsumsi selama menyusui
- Konsumsi asupan makanan tinggi nutrisi yang seimbang
- Perbanyak minum air putih demi menjaga kualitas ASI
- Hindari konsumsi alkohol, nikotin, dan obat terlarang yang tidak diresepkan
- Jaga kualitas dan kuantitas tidur per harinya
- Luangkan waktu untuk bersantai dan berolahraga ringan
15. Menyusui anak sampai umur berapa?
Konsumsi ASI secara eksklusif ditujukan bagi bayi baru lahir sampai dengan usia enam bulan. Di fase ini, sebuah ulasan yang diterbitkan Kids Health menganjurkan agar bayi tidak mengonsumsi makanan dan minuman lainnya selain ASI.
Selanjutnya, bayi diperbolehkan untuk mengonsumsi ASI lanjutan dan makanan pendamping tinggi gizi lainnya, mulai usia enam bulan sampai dengan usia dua tahun.
The American of Obstetrics and Gynecologists (ACOG) sendiri menyarankan menyusui eksklusif dapat dilakukan selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Setelah tahun pertama, menyusui bisa dilanjutkan selama yang diinginkan oleh Bunda dan anak. Namun, biasanya metode penyapihan ASI (berhenti menyusu total) dilakukan bila anak sudah berusia dua tahun lebih.
![]() |
16. Berapa lama durasi menyusui yang benar?
Durasi menyusui bayi tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia Si Kecil dan suplai ASI Bunda. Menyusui rata-rata dapat berlangsung selama 10 hingga 20 menit, tetapi bayi dapat menyusu di mana saja mulai dari 5 hingga 45 menit di setiap sesinya.
Dilansir Kids Health, bayi baru lahir dapat menyusu hingga 20 menit atau lebih pada satu atau kedua sisi payudara. Ketika bayi bertambah umur dan lebih terampil dalam menyusu, Si Kecil hanya membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit di setiap sisinya.
17. Bagaimana cara agar ASI bisa keluar?
Untuk mengeluarkan ASI lebih mudah dan menstimulasi produksinya agar lebih cepat, cobalah beberapa cara berikut ini ya, Bunda:
1. Manfaatkan pompa payudara
Ada banyak jenis pompa payudara yang diperjualbelikan di luar sana. Bunda dapat memilihnya sesuai kebutuhan. Bunda juga bisa memanfaatkan pompa ASI elektrik untuk digunakan dalam situasi yang lebih efisien.
Pilihlah yang memiliki beragam flensa sehingga Bunda dapat memiliki flensa yang pas. Flensa merupakan alat yang menghubungkan selang pompa ASI, katup, adaptor, dan bagian mesin lainnya yang bekerja memancing ASI keluar.
2. Gunakan pompa ASI double pump
Jika Bunda memiliki waktu terbatas serta masih dalam tahapan ASI eksklusif, Bunda dapat memastikan persediaan ASI lebih banyak dengan menggunakan pompa ASI double pump. Dengan begitu, hasil ASI lebih banyak dengan waktu yang lebih cepat.
3. Lebih sering menyusui
Cara mengeluarkan ASI dengan maksimal adalah dengan sering menyusui Si Kecil secara langsung. Jika Bunda lebih sering menyusui tentunya produksi ASI semakin banyak dan dapat membantu menjaga ASI tetap mengalir memenuhi asupan nutrisi bayi.
4. Merangsang refleks let down
Jika Bunda memerah ASI ketika tidak bersama dengan Si Kecil, cobalah melihat foto atau menonton videonya untuk membantu menstimulasi refleks let down guna mengumpulkan lebih banyak ASI.
5. Memompa dengan tangan
Memerah ASI dengan tangan menjadi salah satu cara mudah mengeluarkan ASI. Keterampilan ini penting dipelajari ibu menyusui, terutama dalam keadaan darurat. Dengan keterampilan ini, tentunya dapat membantu ketika dalam situasi darurat tidak memiliki akses ke pompa ASI dan Bunda tetap bisa memerah ASI dengan lancar.
6. Skin to skin
Kontak kulit ke kulit penting dilakukan bagi semua bayi dan ibu. Selain menjadi mediator untuk menciptakan ikatan emosi, hal ini juga membantu pengeluaran ASI dengan baik.
7. Hypnobreastfeeding
Teknik ini merupakan salah satu upaya alami menggunakan energi bawah sadar supaya proses menyusui lebih lancar. Bunda dapat menggunakan kalimat-kalimat afirmasi positif untuk membantu keadaan lebih rileks sehingga membantu proses menyusui, seperti yang disarankan para pakar dilansir laman AIMI.
18. Bagaimana posisi yang baik saat menyusui?
Posisi yang baik saat menyusui adalah kunci keberhasilan untuk membantu bayi baru lahir menyusu. Untuk itu, Bunda perlu menyesuaikan posisi yang mampu membuat bayi nyaman untuk menyusu. Mengutip laman What to Expect, Marvin Resmovits, M.D., mengungkapkan bahwa trial and error posisi menyusui dapat melatih Bunda lebih peka terhadap kenyamanan mengASIhi.
Berikut lima posisi baik dan benar saat menyusui menurut para konselor laktasi:
1. Cradle hold
Cradle hold adalah posisi menyusui sambil menggendong bayi menggunakan satu tangan, lalu menekuk tangan lainnya sebagai penopang tubuh bayi. Apabila Bunda menggunakan payudara kiri untuk menyusui, maka tangan kiri yang dijadikan penopang kepala dan tubuh bayi, dan begitupun sebaliknya.
2. Laid-back breastfeeding
Laid-back breastfeeding dilakukan dengan punggung yang bersandar pada bantal. Letakkan kepala bayi sejajar dengan payudara Bunda. Posisi menyusui ini memberikan rasa nyaman kepada busui sebab Si kecil dapat mudah menemukan puting payudara.
3. Side lying
Side lying adalah posisi menyusui sembari berbaring menghadap bayi dengan tubuh bayi yang menghadap dekat payudara. Jika diperlukan, Bunda bisa memiringkan tubuh Si Kecil dan mendorongnya pelan ke payudara untuk memudahkan ia menyusu.
4. Cross cradle hold
Apabila Bunda menyusui dengan payudara kiri, gunakan tangan kanan sebagai penopang kepala dan tubuh Si Kecil, dan begitupun sebaliknya. Dengan begitu, Bunda bisa lebih mudah mengawasi teknik pelekatan mulut bayi pada puting selama menyusu.
5. Sitting baby
Sitting baby adalah posisi menyusui bayi baru lahir yang dibantu dengan mengajak bayi untuk duduk. Oleh sebab itu, Bunda enggak perlu repot menopang tubuh bayi. Namun, pastikan dahulu ia sudah cukup kuat untuk duduk secara mandiri.
Bila Bunda ingin mencoba posisi ini, gunakan tempat duduk yang nyaman dan lalu taruh Si Kecil duduk di pangkuan menghadap dada. Selama menyusui, Bunda perlu memastikan bahwa leher dan punggung bayi berada di garis lurus sejajar dengan hidung yang tidak tertekan.
6. Football hold
Football hold adalah posisi menyusui bayi baru lahir dengan cara menekuk tangan sebagai penyangga tubuh bayi di samping tubuh Bunda, dengan posisi kaki bayi berada di bawah lengan.
7. Posisi berbaring
Nah, jika Bunda belum memiliki cukup tenaga untuk duduk setelah melahirkan, cobalah menyusui dengan posisi berbaring. Bunda dapat menopang kepala dan punggung Si Kecil dengan bantal. Letakkan kepala bayi di sekitar dada dan arahkan bibirnya mencapai puting payudara untuk menyusu.
19. Apa yang harus dilakukan suami ketika istri menyusui?
Keberhasilan atau kelancaran istri menyusui bayi, tak lepas dari peran suami. Ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan Ayah untuk mendukung keberhasilan Bunda menyusui Si Kecil.
Menurut konselor laktasi RS Sari Asih Ciputat, dr Hikmah Kurniasari MKM, CIMI, suami dapat membantu kelancaran menyusui dengan dukungan simpel dalam ucapan semangat dan kalimat penguat, seperti 'Ayo kamu pasti bisa' atau 'Yuk sama-sama berusaha supaya kamu bisa menyusui'. Tak hanya itu, Ayah juga bisa membantu menggendong Si Kecil selama Bunda beristirahat pasca menyusui.
"Suami yang membantu itu akan bikin ibu lebih happy. Kemudian ayah juga bisa membantu menyendawakan bayi, me-massage, memandikan, dan menggantikan popok bisa dilakukan kok. Menyediakan makanan minuman buat ibu, lalu saat pulang kerja bawa sesuatu kesukaan ibu, wah itu bisa bikin ibu happy," tutur dr Hikmah.
20. Berapa kali normalnya bayi menyusu di malam hari?
Menyambut kelahiran bayi, Bunda juga perlu bersiap diri menyambut waktu tidur di malam hari terganggu. Bangun di tengah malam untuk merawat atau menyusui Si Kecil akan menjadi rutinitas baru setelah melahirkan.
Mengutip dari laman Baby Sleep Science, berikut adalah jumlah kebutuhan menyusui Si Kecil di malam hari sesuai dengan usianya:
- 0-3 bulan: Susui Si Kecil setiap 2-3 jam sesuai dengan permintaan anak, Bunda bisa memberikan Si Kecil makan setiap kali mereka lapar.
- 3-4 bulan: Bunda perlu menyusui Si Kecil sebanyak 2-3 kali per malam atau setiap 3-6 jam, sesuai dengan permintaan.
- 4-6 bulan: Bunda bisa menyusui Si Kecil sebanyak 1-2 kali.
- 6-9 bulan: Bunda cukup menyusui Si Kecil satu kali saja.
- lebih dari 9 bulan: Bunda bisa menyusuinya di pagi hari saja untuk memperpanjang masa menyusui.
21. Apa saja mitos ibu menyusui?
Sebagai ibu baru yang pertama kali dikaruniai buah hati, Bunda tentu pernah diberikan berbagai informasi yang perlu dilakukan untuk menjaga kualitas menyusui. Walaupun nasihat tersebut memiliki maksud baik, ada beberapa di antaranya yang bersifat mitos, Bunda.
Dirangkum dari Unicef Indonesia, berikut lima mitos yang beredar tentang ibu menyusui:
1. Mencuci puting sebelum menyusui
Mencuci puting Bunda sebelum menyusui sebenarnya tidak diperlukan. Ketika bayi lahir, mereka sudah sangat akrab dengan bau dan suara ibunya sendiri. Puting susu menghasilkan zat yang dapat dicium oleh bayi dan memiliki 'bakteri baik' yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk lebih kuat.
2. Hanya boleh mengonsumsi makanan hambar selama menyusui
Layaknya orang sehat lainnya, ibu menyusui perlu mengonsumsi makanan yang memiliki gizi seimbang. Oleh karenanya, Bunda tidak perlu mengubah kebiasaan makan.
Bayi terpapar pada preferensi makanan ibu mereka sejak dalam kandungan. Jika Bunda merasa Si Kecil bereaksi terhadap makanan tertentu yang dimakan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter spesialis.
3. MengASIhi bikin bayi tumbuh manja
Menyusui bayi bukanlah hal yang mendorong anak tumbuh menjadi manja. Proses ini justru membangun ikatan emosi Si Kecil yang lebih erat dengan Bunda. Hal ini karena ASI tak hanya memberi nutrisi pada kinerja fisik, tetapi juga pada perkembangan otak.
4. Bayi yang menyusu lebih dari setahun sulit untuk disapih
Tidak ada bukti valid bahwa bayi sulit berhenti menyusu di usia lebih dari satu tahun. Namun, ada bukti bahwa menyusui hingga dua tahun bermanfaat bagi bonding antara ibu dan anak.
5. Olahraga akan mempengaruhi rasa ASI
Olahraga itu sehat dan membawa banyak manfaat, tak terkecuali untuk ibu menyusui. Tidak ada bukti pasti bahwa aktivitas olahraga akan mempengaruhi rasa ASI busui.
22. Apa yang situasi yang melarang Bunda untuk menyusui?
Meskipun menyusui adalah aktivitas yang amat dianjurkan untuk Bunda lakukan pasca melahirkan, ada beberapa kondisi yang melarang busui untuk mengASIhi bayi menurut What to Expect:
1. Infeksi HIV
Bunda tidak boleh menyusui jika telah terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan tidak sedang menjalani pengobatan apapun, karena virus tersebut dapat ditularkan kepada anak melalui ASI.
2. Mengidap penyakit menular
Busui yang terinfeksi cytomegalovirus dan hepatitis C umumnya diperbolehkan untuk menyusui, tetapi jika putingnya tidak pecah-pecah atau berdarah. Bunda tidak boleh menyusui jika memiliki infeksi serius seperti tuberkulosis aktif yang tidak diobati.
Oleh sebab itu, bila Bunda memiliki penyakit menular apapun, diskusikan dahulu risiko dan pilihan untuk menyusui dengan dokter sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan.
3. Menjalani terapi radiasi
Bunda tidak boleh menyusui jika menerima radiasi dalam bentuk apa pun. Larangan ini berlaku untuk jangka waktu tertentu sebelum perawatan radiasi, atau setelah berada di dekat orang yang menerima perawatan radiasi.
4. Merokok
Seorang perokok diperbolehkan untuk menyusui, tetapi harus memerhatikan waktu antara merokok dan menyusui. Ini dilakukan untuk mengurangi jumlah nikotin dalam ASI. Umumnya, setelah satu setengah jam berlalu, kadar nikotin akan berkurang signifikan.
5. Pengaruh alkohol dan obat terlarang
Bunda tidak boleh menyusui Si Kecil bila memiliki kecanduan obat terlarang atau alkohol. Hal ini tentunya membawa banyak bahaya pada diri sendiri dan juga bayi.
23. Jika masih menyusui apakah bisa hamil?
Bunda bisa saja mengandung kembali meski masih dalam proses menyusui Si Kecil. Namun, kehamilan seperti ini seringkali tidak disadari oleh para busui.
Banyak wanita mendapatkan kesan bahwa menyusui akan melindungi mereka dari kehamilan lagi. Seperti yang disampaikan Jennifer Wider, MD dalam laman Women's Health Mag:
"Seorang wanita dapat berovulasi saat menyusui tetapi terkadang sulit untuk mendeteksinya, terutama jika dia tak memiliki siklus haid yang normal," katanya.
Berikut Jennifer memberikan empat tanda umum yang mungkin mengindikasikan Bunda kembali hamil saat menyusui, yaitu:
1. Produksi ASI menurun
Salah satu cara terbesar untuk mengetahui apakah Bunda hamil atau tidak saat menyusui, yaitu dengan mengamati jumlah produksi ASI. Produksi ASI yang menurun menjadi tanda paling umum yang mengindikasikan kehadiran janin baru di perut Bunda.
2. Payudara terasa sakit
Bayi tidak selamanya menjadi penyebab atas puting payudara yang tiba-tiba sakit saat disentuh. Jika Bunda memiliki puting yang kasar dan terasa sakit, ada kemungkinan besar Bunda sedang mengandung kembali.
3. Asi berubah rasa
Meskipun bayi tidak langsung menyadarinya, rasa ASI akan berubah selama kehamilan. Oleh karenanya, bayi menjadi tidak tertarik untuk menyusu sebab rasa ASI tidak lagi sama dengan ASI yang sebelumnya ia konsumsi.
4. Bayi tidak mau menyusu sama sekali
Gejala terakhir yang menjadi tanda hamil saat menyusui adalah penolakan bayi untuk menyusu. Bayi akan bersikap gelisah, rewel, dan menolak menyusu. Ini merupakan salah satu tanda hamil saat menyusui yang mungkin kurang disadari, Bunda.
24. Kapan harus berhenti menyusui saat hamil?
Hamil saat menyusui adalah satu hal yang mungkin terjadi. Namun, tak sedikit Bunda yang merasa khawatir atas keamanan bayi mengonsumsi ASI di saat busui kembali mengandung.
Menyusui saat hamil sebenarnya tidak dilarang, bahkan dianjurkan untuk terus berjalan apalagi bila jarak usia kedua anak cukup dekat. Sayangnya, ada beberapa kondisi yang mungkin menjadi pertimbangan besar dalam menghentikan asupan ASI saat hamil.
Dokter sekaligus profesor klinis kebidanan Universitas Stanford, Susan Crowe, MD, menyarankan Bunda untuk berhenti menyusui ketika kandungan masuk ke trimester ketiga. Ini karena ASI dalam payudara mulai memproduksi kolostrum.
Terlepas dari keamanan menyusui saat hamil, dr. Crowe menyebutkan bahwa beberapa orang tua memilih berhenti menyusui dari awal kehamilan. “Trimester pertama kehamilan bisa melelahkan dan efek hormonal dapat membuat orang mengalami nyeri puting. Beberapa busui, setelah mengalami hal-hal tersebut, memutuskan melatih anak yang lebih tua segera disapih,” kata Crowe dalam laman Washington Post.
25. Apakah berhubungan suami istri saat menyusui boleh?
Tidak ada larangan mutlak yang menahan pasangan suami istri berhubungan badan di tengah kondisi istri yang menyusui. Hal ini dikarenakan tidak ada alasan valid yang mengaitkan hubungan seksual bisa memengaruhi kualitas maupun kuantitas ASI, Bunda.
National Childbirth Trust menegaskan kembali bahwasanya satu hal yang perlu dikhawatirkan dari hubungan badan selama menyusui adalah kemungkinan terjadinya kehamilan. Jarak antar kehamilan yang dekat dikhawatirkan membuat bayi tidak menerima asupan ASI yang cukup hingga usianya genap dua tahun.
26. Kenapa bisa alami tidak haid saat menyusui?
Melansir dari Health Direct, Bunda yang baru melahirkan dan menyusui Si Kecil mungkin tidak akan mengalami menstruasi selama berbulan-bulan. Ini bisa disebabkan oleh hormon prolaktin yang mendorong terhentinya periode ovulasi dan membuat haid tak datang.
Hal yang sama diberitakan oleh konselor laktasi dan koordinator bank susu di BC Women's Hospital, Frances Jones. Menurut Frances, ibu yang mengASIhi eksklusif tidak akan mendapatkan menstruasi selama beberapa bulan setelah melahirkan.
27. Apa saja masalah menyusui?
Menyusui tidaklah semudah yang dibayangkan. Dalam prosesnya, Bunda mungkin kerap mengalami berbagai masalah yang menurunkan semangat mengASIhi Si Kecil.
Berikut konselor laktasi, Citra Mustika membagikan pengalaman masalah menyusui yang banyak dialami para Bunda di fase menyusui beserta cara mengatasinya:
1. Puting lecet
Masalah pertama yang seringkali terjadi, terutama Bunda yang baru memasuki fase menyusui adalah puting payudara lecet. Puting yang lecet biasanya disebabkan oleh kesalahan posisi dalam menyusui.
Citra menganjurkan salah satu posisi yang baik adalah posisi menempel seperti cicak, di mana badan dan kepala buah hati menghadap dada ibunya
2. Sugesti ketidakcukupan ASI
Terkadang para Bunda menganggap jumlah ASI-nya tidak mencukupi kebutuhan asupan bayi. Padahal belum tentu hal itu benar terjadi.
"Sebetulnya ASI-nya itu ada, cuma ibunya belum mempunyai ilmu atau informasi yang tepat aja jadi menganggap ASI-nya tidak ada atau tidak cukup," ungkap Citra.
3. Payudara membengkak
Selanjutnya adalah kondisi payudara yang membengkak. Hal ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan posisi menyusui, hingga mengenai waktu menyusui atau pumping. Contohnya dengan lebih dulu menyusui secara langsung dan dilanjutkan dengan pumping, bukan malah sebaliknya.
4. Bingung puting
Masalah ini kerap dialami Si Kecil yang mendapatkan ASI secara tidak langsung atau ASI dari hasil pompa. Nah, Citra menyebutkan untuk menghindari bingung puting, WHO, Kementerian Kesehatan, dan IDAI menganjurkan Bunda untuk tidak memberikan media dot dalam memberikan ASI pompa pada bayi.
5. Tidak mendapat dukungan
Masalah terakhir yang juga sering menyebabkan para Bunda berhenti mengASIhi adalah minimnya dukungan. Dukungan yang pertama dan wajib hadir adalah dari pasangan atau suami. Kemudian barulah dukungan dari keluarga seperti orang tua dan mertua.
"Banyak nih Bunda yang udah menyiapkan ilmu tentang mengASIhi, tetapi Si Ayah atau bahkan keluarga serumah tidak memiliki kecukupan pengetahuan yang sama," keluh Citra.
28. Bagaimana cara pijat payudara agar ASI lancar?
Memijat payudara adalah salah satu cara yang efektif membantu aliran ASI keluar lebih lancar. Kementerian Kesehatan sangat menganjurkan para Bunda untuk menguasai keterampilan ini dengan cara pijat berikut:
- Sebelum memijat payudara, cuci bersih tangan dengan sabun di bawah air mengalir terlebih dahulu.
- Letakkan tangan pada payudara bawah bagian kiri sedangkan tangan lainnya menekan pada payudara bagian atas.
- Gerakkan secara maju-mundur, pelan, dan lembut. Jika tangan kiri bergerak maju, maka tangan kanan bergerak mundur.
- Posisikan kedua telapak tangan pada bagian depan payudara kemudian gerakkan satu ke atas dan satu ke bawah. Ulangi sampai dengan 15-20 kali.
- Buat gerakan melingkar di sekitar puting susu sekitar 15-20 kali.
- Urut secara perlahan dan pelan, mulai dari arah bawah hingga mengerucut ke bagian puting.
- Gunakan ujung ibu jari dan jari telunjuk untuk memelintir pelan puting susu hingga beberapa kali.
Apabila Bunda selesai memijat, segera bersihkan payudara dengan air hangat kemudian bisa memompa ASI atau menyusui anak secara langsung.
29. Apa yang harus dikonsumsi ibu menyusui agar bayi gemuk?
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui berdampak besar pada hasil perkembangan bayinya. Pilihlah makanan bergizi seimbang bila ingin menaikkan berat badan bayi.
Untuk membuat tubuh bayi menggemuk, Bunda perlu banyak mengonsumsi makanan tinggi vitamin B12, D, kalsium, hingga asam lemak Omega-3. Melansir dari Parents, berikut 10 rekomendasi makanan yang harus ibu menyusui konsumsi agar bayi gemuk:
- Susu dan keju
- Pisang
- Jeruk
- Yogurt
- Sayuran hijau
- Kedelai
- Ikan salmon dan teri
- Kacang almond
- Ayam
- Telur
30. Apa yang harus dikonsumsi ibu menyusui agar kulit bayi bersih dan sehat?
Melansir FirstCry Parenting, berikut beberapa rekomendasi makanan untuk membantu mempercantik kulit bayi yang menyusu:
1. Jenis buah ceri dan beri
Berbagai jenis buah ceri dan beri mengandung antioksidan yang tinggi. Kandungan ini mampu mencegah penuaan dini dengan mengurangi dan melindungi kulit dari bahaya radikal bebas.
2. Ikan berlemak dari laut dalam
Ikan laut dalam seperti salmon, tuna, dan sarden adalah menu makanan yang direkomendasikan untuk menyehatkan kulit ibu menyusui dan bayi. Kandungan asam lemak Omega-3 yang tinggi di dagingnya membantu memperbaiki membran sel dan memastikan elastisitas kulit tetap kenyal.
3. Alpukat
Alpukat adalah buah tinggi vitamin C dan E. Kedua vitamin ini dikenal baik akan sifat antioksidannya. Mengonsumsi rutin alpukat bisa membantu mengurangi peradangan kolagen kulit dan mencerahkan kulit bayi Bunda.
4. Tomat
Likopen adalah kandungan antioksidan kuat yang ditemukan dalam buah tomat. Zat ini ditemukan dalam jumlah yang melimpah di bagian kulit tomat. Studi mengatakan bahwa likopen mampu membantu melindungi kulit dari sinar UV berbahaya yang dipancarkan matahari.
5. Kacang almond
Ibu menyusui dapat mengonsumsi almond yang direndam atau dikeringkan. Kacang ini dikenal dapat meningkatkan kecerahan warna kulit bayi. Bunda dapat mengonsumsinya dengan menggiling dan mencampurkannya ke dalam susu.
31. Buah apa saja yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu menyusui?
Di antaranya banyak buah, ada beberapa buah yang tidak dianjurkan untuk ibu menyusui konsumsi. Buah yang memiliki cita rasa terlalu asam, seperti lemon, jeruk, dan kedondong dikhawatirkan memicu peningkatan asam lambung. Selain itu, perubahan rasa ASI juga ikut berdampak bila Bunda terlalu banyak mengonsumsi buah asam.
Selain itu, buah yang mengandung banyak gas, seperti kiwi, anggur, nanas, dan pepaya juga turut disarankan untuk tidak dikonsumsi selama menyusui. Kandungan gas di buah ini dikhawatirkan membuat Bunda mudah kembung, sendawa berlebihan, mual, dan sering buang angin.
32. Apakah benar jika kita sedang menyusui tidak boleh minum air dingin dan makan pedas?
Bunda pasti sering mendengar larangan untuk mengonsumsi air dingin dan makanan pedas selama menyusui. Namun, apakah Bunda juga tahu alasan sebenarnya di balik larangan tersebut?
Sebenarnya, Bunda masih diperbolehkan untuk makan makanan pedas asalkan masih dalam porsi sedang atau tidak berlebihan. Hal ini dianggap baik sebab bisa membantu bayi mengenal variasi rasa sebelum mereka mulai mengonsumsi makanan padat.
Akan tetapi, jika Si Kecil menunjukkan gejala tidak nyaman dan rewel setelah menyusu, ada baiknya berkonsultasi ke dokter untuk memastikan keselamatan bayi, seperti yang disampaikan Swati Patwal, M.Si, dikutip dari laman Mom Junction.
Selanjutnya, perihal minum es atau air dingin sebenarnya juga tidak dilarang, Bunda. Hal ini karena tidak ada bukti valid yang mengatakan air dingin memengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.
Namun, ditemukan beberapa busui yang melaporkan produksi ASI mereka menurun saat minum air dingin. Jika Bunda mengalami hal serupa, cobalah ganti mengonsumsi air menjadi hangat atau air bersuhu ruangan.
33. Apakah skincare aman untuk ibu menyusui?
Ibu menyusui juga perlu merawat kecantikan dan menjaga kesehatan kulit wajah. Namun, Bunda perlu hati-hati dalam memilih skincare yang aman untuk diaplikasikan ke kulit.
Pengaplikasian skincare untuk ibu menyusui perlu menghindari kandungan retinoid atau retinol dan vitamin A. Kedua kandungan ini sering ditemukan dalam produk skincare anti-aging.
Merangkum dari laman Parents, kandungan vitamin A dan turunannya, seperti retinol amat berbahaya digunakan oleh ibu menyusui. Hal ini dikarenakan adanya risiko kecacatan yang ditularkan ke bayi melalui ASI.
Selain itu, Bunda juga dianjurkan untuk menghindari produk skincare yang mengandung paraben, propylparaben, isopropyl, hingga methylparaben. Deretan bahan tersebut dianggap membahayakan kualitas ASI dan dapat mengganggu perkembangan bayi.
34. Kandungan skincare apa saja yang aman untuk ibu menyusui?
Berikut ini beberapa kandungan skincare yang aman untuk ibu menyusui supaya Bunda tetap bisa merawat kulit tetap glowing dan cantik:
1. Tabir surya
Melindungi diri dari sinar matahari adalah hal utama yang perlu dilakukan demi menjaga kesehatan kulit jangka panjang. Bunda bisa memilih sunscreen berbahan dasar mineral yang mencakup zinc oxide atau titanium dioxide. Keduanya secara umum diakui aman dan efektif oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.
2. Glycolic acid
Glycolic acid dan sejenisnya membantu mengurangi garis-garis halus, mengurangi hiperpigmentasi, dan mencerahkan kulit. Kandungan ini masih aman digunakan dalam jumlah yang kecil di beberapa produk kecantikan.
3. Antibiotik topikal
Apabila busui memiliki beberapa bintik jerawat, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan antibiotik tropikal, seperti clindamycin. Namun, obat ini bekerja optimal jika dikombinasikan dengan benzoyl peroxide.
4. Vitamin C
Untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menangkal radikal bebas dalam tubuh, antioksidan topikal seperti vitamin C juga dapat meningkatkan kekebalan kulit dengan melindunginya dari kerusakan dan menjaga kolagen.
5. Vitamin E oil
Vitamin E merupakan vitamin larut lemak yang dapat meremajakan kulit serta kesehatan secara menyeluruh. Penggunaan vitamin E oil dalam skincare selama menyusui dianggap aman sebab dapat membantu pemeliharaan kulit, meningkatkan nutrisi kulit, menghidrasi kulit, dan mencegah jerawat serta menghilangkan bekas luka.
6. Squalane
Squalane merupakan pelembap tiruan minyak alami kulit manusia. Bahan ini dulunya bersumber dari hati ikan hiu, tetapi kini diolah dari bahan seperti tumbuhan, zaitun, atau tebu. Squalane merupakan antioksidan yang aman digunakan selama menyusui.
7. Glycerin
Menjaga kelembapan kulit saat menyusui sangatlah penting. Kandungan glycerin yang membantu menjaga kulit tetap lembap juga aman digunakan saat menyusui. Bahan ini merupakan salah satu bahan pelembap yang baik digunakan bagi ibu selama menyusui.
8. Azelaic acid
Azelaic acid dapat membantu mengatasi melasma selama menyusui. Kandungan ini adalah bahan alami yang mudah ditemukan di berbagai tumbuhan dan ragi.
9. Lactic acid
Lactic acid tidak dianggap berbahaya jika digunakan sesekali pada kulit baik saat hamil dan menyusui dalam jumlah kecil. Kandungan ini sangat bermanfaat untuk melembutkan dan menghaluskan kulit, hingga membuatnya bercahaya.
10. Cocoa butter
Cocoa butter adalah salah satu bahan pelembap alami. Cocoa mengandung asam lemak yang baik untuk menghidrasi kulit secara mendalam dan menjadi kandungan yang efektif dalam menjaga kelembapan kulit.
35. Bolehkah busui pakai sunscreen hingga melakukan perawatan wajah?
Ibu menyusui umumnya dapat menggunakan sunscreen dan melakukan perawatan wajah, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut The Mayah Clinic:
1. Sunscreen
Sunscreen yang aman untuk ibu menyusui adalah yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat diserap ke dalam darah dan mengganggu produksi ASI. Bunda bisa memilih tabir surya dengan bahan mineral, seperti zinc oxide atau titanium dioxide. Tak lupa juga untuk menghindari sunscreen yang mengandung oxybenzone atau retinoid karena bahan-bahan ini bisa berisiko bagi keselamatan bayi.
2. Perawatan wajah
Perawatan wajah dasar seperti pembersihan, eksfoliasi lembut, dan pelembap umumnya aman dilakukan para busui. Namun, hindarilah bahan perawatan yang meliputi retinoid, hidroquinon, dan produk dengan kandungan asam salisilat tinggi, karena bahan-bahan ini dapat diserap kulit dan masuk ke dalam ASI.
Oleh sebab itu, Bunda sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kulit dahulu sebelum menggunakan produk baru selama masa menyusui untuk memastikan keamanannya.
Itulah 35 pertanyaan dan jawaban seputar menyusui yang penting untuk Bunda ketahui selama mengASIhi Si Kecil. Mulai dari posisi menyusui, bingung puting, cara melancarkan ASI, makanan, hingga skincare yang boleh dipakai ibu menyusui.
Semoga bermanfaat, ya. Selamat merayakan Pekan ASI, selamat MengASIhi anak-anak.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Panduan Menyusui yang Benar, Mulai Persiapan, Posisi hingga Cara Perbanyak ASI

Menyusui
Kenapa ya Bunda Jadi Sering Ikut Tertidur saat Menyusui Bayi? Ini Alasannya

Menyusui
5 Posisi Menyusui Terbaik yang Paling Diandalkan Busui, Coba yuk Bun!

Menyusui
Penting Disimak Bunda! 4 Cara Menyusui Bayi yang Benar

Menyusui
5 Posisi Perlekatan Menyusui yang Tepat & Nyaman Usai Melahirkan


5 Foto
Menyusui
Ryana Dea Menyusui Sang Putra Gavin dengan Gaya Akrobat, Intip Potret Hebohnya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda