Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Curhatan Para Ibu Saat Pertama Kali Menyusui, Mana yang Bunda Banget?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 11 Mar 2018 13:15 WIB

Menyusui si kecil adalah momen yang penuh cerita. Bunda punya cerita apa nih?
Curhatan Para Ibu Saat Pertama Kali Menyusui, Mana yang Bunda Banget?/ Foto: thinkstock
Jakarta - Bagi saya, menyusui si kecil adalah momen yang membahagiakan. Iya, soalnya bisa membuat saya benar-benar lebih dekat dengan si kecil. Meski memang ya, Bun, di awal-awal menyusui sering kali ada dramanya.

Kalau dari pengalaman pribadi, saat menyusui anak pertama itu perjuangan banget. Mulut bayi rasanya susah banget pas menempel ke areola. Copot terus mulut bayi saya waktu itu, Bun, sampai nyaris putus asa.

Belum lagi puting susu saya pernah tertutup kotoran jadi mempersulit aliran ASI. Hmm, harusnya saya mencari informasi sejak sebelum menikah ya untuk tahu bagaimana membersihkan puting dan menjaga ASI tetap lancar.

Tapi dulu saya mikirnya menyusui kan proses normal, jadi nggak perlu persiapan macam-macam, tinggal sodorkan saja payudara pada bayi. Ah ternyata tidak sesimpel itu. Menyusui juga ada tekniknya.

"Mulai dari sekarang, walaupun belum menikah, cari informasi sebanyak mungkin tentang rumah sakit yang pro ASI, atau konsultan laktasi dan ikut kelas ASI," pesan Maria Ulfa, S.Keb.,Bd. dari RS Universitas Airlangga, seperti ditulis detikHealth beberapa waktu yang lalu.

Tiap ibu pengalamannya pastinya beda-beda saat menghadapi tantangan menyusui. Seperti yang diutarakan beberapa ibu ini seperti dilansir TheSun. Yuk, simak bersama, Bun, dan apakah yang ibu-ibu rasakan juga Bunda alami?



1. Haus Terus

Menyusui tenyata nggak cuma bikin lapar ya Bun. Ibu ini mengaku sepanjang menyusui hingga sesudahnya, ia terus minum air. "Selama awal let-down, payudara saya terasa seperti perut saya akan meluncur di rollercoaster. Menyusui juga membuat saya sangat haus, jadi saya harus selalu menenggak air," kata Zlata, bunda berusia 35 tahun.

Hmm, tapi benar juga sih. Teman saya tiap malam harus membawa sebotol air ke kamar biar nggak mondar-mandir ambil air minum.

2. Tanpa Setop

Menyusui itu bisa kapan saja ya, Bun. Ibaratnya 24 jam dalam 7 hari harus stand by. Kalau bayi menangis kelaparan entah malam sekalipun, sebagai ibu kita harus menyusuinya.

Gabrielle, bunda berusia 27 tahun, merasa menyusui seperti kewajiban hampir tiap jam. Dia tipe ibu yang memilih langsung menyusui bayinya kapanpun si kecil mau, tanpa merasa perlu memerah ASI. Sehingga di mana pun dia siap meng-ASI-hi meski tanpa setop.

3. Lecet di Awal

Menyusui memang membuat ibu dan bayi lebih dekat. Tapi, minggu-minggu pertama menyusui itu kadang terasa berat ya, Bun. Puting payudara lecet dan sakit banget. Belum lagi masalah lainnya

"Ada beberapa bagian yang sulit juga seperti rasa sakit ketika menyusui, berjuang untuk membuat sang bayi melekat (ke puting susu), atau merasa tidak menghasilkan cukup susu, " ujar Madeline, bunda yang berusia 31 tahun.

Alessandra, bunda lainnya juga merasa kesakitan di awal-awal menyusui. Tapi dia nggak menyerah, sehingga dirinya dan si bayi benar-benar belajar dengan baik dan hasilnya setelah seminggu semua terasa lebih menyenangkan.

"Apalagi saat sudah beberapa jam dan bayi sudah siap untuk disusui lagi, atau jika sudah terlalu lama dan saya merasa 'penuh', itu bisa sangat memuaskan," ucap Alessandra.

4. Butuh Waktu

Untuk menjadikan ibu dan bayi sama-sama nyaman dalam proses pemberian ASI itu benar-benar butuh waktu. Inilah yang dirasakan Lucy, bunda berusia 27 tahun.

Kata Lucy, setelah melahirkan dirinya merasakan tubuhnya bukan lagi sepenuhnya miliknya, tapi juga milik bayinya. Tapi demi cinta untuk si kecil, dia rela menahan sakit dan sensasi menggelitik lantaran putingnya begitu sensitif saat si kecil menyusu.

"Secara mental, saya ingin menyusui, tapi saya pikir butuh sedikit waktu," kata Lucy.



5. Tatapan Bayi yang Tak Terlupakan

Kalau Bunda sekarang sudah nggak menyusui si kecil lagi, tentu kangen ya bertatap-tatapan dengannya saat memberikan ASI. Rasanya nggak butuh kata, hanya cukup tatapan mata, dan itu terasa indah banget.

"Saya masih ingat dengan jelas saat melihat bayi saya menengadah saat menyusui. Sebagai perbandingan, kenangan yang saya dapatkan saat saya diberi susu botol tidak begitu hidup," cetusa Erica, bunda berusia 33 tahun.

6. Payudara Membesar

Namanya ibu menyusui, wajar ya, Bun jika payudara membesar. Bahkan bisa jadi ASI merembes sampai ke baju. Siapakah Bunda yang juga mengalami ASI merembes ke baju?

Dara, bunda berusia 34 tahun, tidak nyaman dengan payudaranya yang membesar. Sebab sering sekali dirinya justru merasa sakit. Hmm, mungkin karena terlalu penuh dan butuh segera dikosongkan tuh, Bunda Dara.

7. Puting Luka

"Saya memiliki masalah saat menyusui dari rumah sakit setelah melahirkan. Puting susu saya luka dan menyusui terasa sangat menyakitkan." Saya menjadwalkan kunjungan ke rumah dengan konsultan laktasi dan ini membuat perbedaan besar," terang Jenelle, bunda berusia 28 tahun.

8. Roller Coaster Emosional

Suzanne, ibu berusia 28 tahun bilang menyusui seharusnya proses alamiah, namun baginya menjadi hal tersulit. Soalnya si kecil sulit sekali saat latch on. Akhirnya dia pun mulai memerah ASI.

"Menyusui adalah roller coaster yang emosional bagi saya, tapi sangat berharga," kata Suzanne. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda