Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Cemburu Seperti Ini Perlu Kok dalam Hubungan Suami Istri

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Minggu, 25 Mar 2018 19:01 WIB

Cemburu pada pasangan? Sah-sah aja. Tapi lihat dulu cemburunya seperti apa ya, Bun.
Cemburu Seperti Ini Perlu Kok dalam Hubungan Suami Istri/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Pernah nggak, Bun, cemburu ke pasangan tapi sama pasangan kita justru dibilang lebay alias berlebihan? Hmm, padahal dalam sebuah hubungan cemburu juga perlu kok, Bun. Tapi, kita mesti lihat dulu cemburu yang kayak apa nih.

Dijelaskan psikolog klinis dewasa dari Psychological Service Center Universitas Bina Nusantara Pingkan Rumondor, pada dasarnya cemburu adalah reaksi emosi ketika melihat atau memikirkan ketidaksetiaan pasangan. Jadi, kata Pingkan sebelum kita bilang cemburu bagus nggak sih dalam sebuah hubungan, kita perlu lihat dulu cemburu ini wajar dan lumrah nggak muncul sekali-sekali dalam hubungan dengan suami.

Pingkan bilang cemburu itu ada tiga macam, Bun, yaitu reaktif, cemburu dengan kecemasan dan cemburu posesif. Cemburu reaktif yaitu respons emosi yang muncul ketika kita beneran melihat ada bukti nyata kalau memang pasangan lagi main mata sama perempauan lain misalnya.

"Atau ada SMS suami yang isinya sayang-sayangan sama perempuan lain. Cemburu reaktif baik untuk hubungan. Kenapa? Bukan mendoakan suami kita ngapa-ngapain ya, tapi cemburu reaktif wajar karena pas kita lihat orang yang kita sayang deket sama orang lain tentu akan timbul rasa sedih," papar Pingkan dalam Live Instagram 'Cemburu pada Pasangan, Tanda Sayang atau Posesif?' yang digelar HaiBunda dan Bina Nusantara University baru-baru ini.

Bagus nih, Bun, kalau kita merasa sedih ketika pasangan dekat dengan perempuan lain karena itu berarti kita sayang sama dia dan nggak mau kelhilangan dia. Ya kan? Pingkan menambahkan cemburu reaktif ini baik kalau setelahnya nggak cuma disimpan tapi diomongin ke pasangan.



Dicontohkan Pingkan, ketika suami kelihatan senyum-senyum pas chating sama cewek lain, kita bisa katakan ke pasangan kalau kita sedih melihat pasangan seperti itu. "Kayaknya kita berdua aja udah jarang kayak gitu. Tapi sama si A kok kamu bisa gitu sih," kalimat kayak gitu bisa coba kita sampaikan ke pasangan, Bun.

Pingkan bilang, kalau kita bicarakan apa yang dirasakan, pasangan akan mikir 'Oh ya kita jarang ya ketawa-ketawa kayak gitu' sehingga bisa ada perbaikan dalam hubungan. Dengan kata lain, cemburu reaktif perlu kita hadapi dengan cara kita sampaikan apa yang kita rasakan, Bun.

Nah, cemburu yang kedua yakni cemburu kecemasan. Cemburu dengan kecemasan ini di mana nggak ada bukti asli tapi kitanya kepikiran terus kalau pasangan ada main mata sama perempuan lain. Misalnya, kita mikir nanti setelah kerja suami ke mana dulu ya. Kata Pingkan, kalau sering cemburu tanpa ada bukti kita perlu hati-hati karena cemburu kayak gini nggak sehat buat hubungan.

Biasanya, cemburu dengan kecemasan muncul dari rasa insecure, kurang percaya diri, dan nggak percaya pada pasangan. Ada lagi cemburu yang ketiga dan dikatakan Pingkan tingkatnya lebih 'parah' lagi yaitu cemburu yang posesif. Di sini, kita melihat pasangan sebagai hak milik. Ya, mirip kayak HP kita nih, Bun, ibaratnya. Kita melihat suami sebagai milik kita dan nggak boleh kontak sama lawan jenis.

"Cemburu kayak gitu bahaya karena nanti kita cenderung mengontrol dan mendominasi pasangan. Coba bayangin pasti pasangan nggak nyaman kan. Jadi, cemburu reaktif perlu tapi cemburu dengan kecemasan dan cemburu yang posesif nggak perlu ya," tutur Pingkan.

Nah, kalau Bunda atau pasangan selama ini pernah cemburu, kira-kira cemburunya yang jenis apa nih?

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda