Los Angeles, AS -
Menjadi ibu bekerja memang pilihan. Terkadang ada beberapa hal yang membuat kita memutuskan mengambil pilihan ini. Tidak selalu mudah memang, apalagi ketika menghadapi perasaan bersalah.
Perasaan bersalah itu pernah dialami
Gal Gadot, aktris pemeran Wonder Woman, Bun. Ya, dia merasa bersalah karena pekerjaan yang diambilnya berdampak pada putrinya.
"... Perasaan bersalah karena menjadi ibu bekerja adalah hal yang paling sulit," ujar
Gal Gadot, dikutip dari Glamour.
Tapi Gal Gadot mencoba berdamai dengan perasaannya. Kata Gal Gadot, ketika putri sulungnya, Alma, berusia sekitar dua tahun, dia sering kali merasa sangat cemas karena harus membawa putrinya ke mana-mana, bahkan harus pergi ke negara-negara berbeda.
Untungnya saat kecemasan itu sering melanda, Gal Gadot mendapat penguatan dari sang suami, Jaron Varsano. "Gal, coba pikirkan kamu ingin jadi role model yang seperti apa. Kalau kamu ingin menunjukkan pada Alma bahwa dia bisa mengejar mimpi-mimpinya, maka inilah yang sedang kamu lakukan," ucap Gal Gadot menirukan saran sang suami.
Kalimat sang suami membuat Gal Gadot yakin dan percaya diri pada langkah yang diambilnya. Bahkan saat aktif di dunia film, Gal Gadot hamil lagi.
"Saya tahu hamil saat syuting Justice League," terangnya, dikutip dari Cosmopolitan.
Kehamilan kedua Gal Gadot kala itu juga nggak mudah, Bun. Dia mengalami migrain yang parah saat hamil. Kala itu Gal Gadot berusaha menyembunyikan ekspresi nggak nyamannya karena migrain dengan mengenakan kacamata hitam. Si kecil yang dinanti, Maya, akhirnya lahir pada Maret 2017.
Terkait rasa bersalah yang dialami ibu bekerja, sebenarnya wajar saja, Bun. Ada ibu bekerja yang di rumah jadi uring-uringan karena situasi di kantor yang membuatnya nggak nyaman. Alhasil si ibu pun jadi merasa bersalah pada anak dan keluarganya.
Apalagi kalau anak harus dititipkan di tempat penitipan anak, dan harus selalu dijemput paling akhir. Duh, sedih banget ya.
"Yang perlu diingat adalah fokus dalam mengerjakan sesuatu. Ketika di kantor, fokuslah untuk bekerja, jangan teralih dengan memikirkan anak," saran psikolog klinis dewasa dari Klinik Tiga Generasi, Sri Juwita Kusumawardhani yang akrab disapa Wita.
Nah, setelah di rumah, sebaiknya fokus menikmati kebersamaan bareng keluarga ya, Bun. Ya, setiap hal pasti ada konsekuensinya, Bun. Jika kita memang harus bekerja, jangan sampai lupa memantau perkembangan si kecil ya, misalnya dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Semangat ya, Bunda!
(Nurvita Indarini)