moms-life
38 Tahun Menunggu, Akhirnya Ayah dan Bunda Ini Punya Momongan
Selasa, 18 Jul 2017 17:48 WIB
Niskayuna, New York -
Kisah pasangan ini mengingatkan kita, Bun, bahwa apapun mungkin terjadi jika Tuhan berkehendak. Iya, penantian pasangan ini akan hadirnya seorang anak selama 38 tahun pernikahan, akhirnya terjawab.
Sang bunda, Akosua Budu Amoako, sebenarnya tidak lagi muda saat melahirkan bayi yang begitu dirindukan itu. Usianya sudah 59 tahun. Tapi Tuhan sungguh menjaga dirinya dan si bayi.
Meski kehamilan di usia tua disebut sangat berisiko, tapi Budu bisa merawat kehamilannya hingga melahirkan cukup waktu. Pada 15 Juni 2017, Isaiah Somuah Anim junior lahir ke dunia dengan berat sekitar 3,28 kg.
Isaiah adalah bayi yang lucu lho Bun. Dia lahir dengan rambut bergelombang warna cokelat yang lebat. Demikian dikutip dari Daily Mail.
Budu sendiri sebelumnya didiagnosis mengalami penyumbatan tuba fallopi. Kondisi ini membuatnya sulit untuk hamil. Belum lagi Budu sudah memasuki masa menopause. Nggak cuma itu Bun, Budu juga memiliki kondisi pra-diabetes dan hipertensi.
Isaiah Junior begitu beruntung. Sebab Pusat Nasional Statistik Kesehatan AS, sebuah divisi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mencatat di hampir 4 juta kelahiran AS pada tahun 2015, hanya 754 bayi yang lahir dari ibu yang berusia di atas 50 tahun.
"Kami belum banyak tidur, tapi saya merasa baik-baik saja dan saya pikir dia (si bayi) sudah tahu suara kami," kata Budu, dikutip dari Times Union.
Di siang hari saat si kecil menangis, suami Budu biasanya akan menelepon dari kantornya. Lalu si bayi dibiarkan mendengarkan suara ayahnya melalui telepon. Kata Budu, biasanya si bayi akan tenang dan berhenti menangis. Wah, kangen ayah nih sepertinya.
Budu sendiri akhirnya berhasil hamil setelah menjalani prosedur kehamilan berbantu alias bayi tabung menggunakan sperma suaminya dan sel telur donor. Namun embrio kemudian ditanamkan ke rahim Budu. Prosedur dilakukan di CNY Fertility Clinic in Latham, demikian dikutip dari dailygazette.com
dr Khusru Iriani dari Niskayuna's Bellevue Women's Cente yang membantu terapi kesuburan keduanya pada awalnya tidak menyarankan pasangan suami istri itu menjalani bayi tabung. Bukan hanya karena usia Budu yang sudah lanjut, tapi juga risiko lain dari hipertensi dan pra-diabetes pada ibu hamil.
"Tapi mereka sangat tenang, memiliki tekad kuat dan telah memikirkan hal ini sejak lama," tutur dr Iriani.
Sebelum melahirkan, dr Irani ingat kaki Budu sangat bengkak, sehingga dirinya khawatir Budu memiliki masalah jantung. Syukurlah pemeriksaan menunjukkan bahwa jantung Budu saat itu dalam keadaan baik.
Dari pasangan ini, kita bisa mengambil pelajaran Bun, untuk tidak pernah berhenti berharap, berdoa dan berusaha. Karena doa kita bisa saja tidak dikabulkan sekarang, tapi nanti di saat yang tepat menurut Tuhan. (jos)
Sang bunda, Akosua Budu Amoako, sebenarnya tidak lagi muda saat melahirkan bayi yang begitu dirindukan itu. Usianya sudah 59 tahun. Tapi Tuhan sungguh menjaga dirinya dan si bayi.
Meski kehamilan di usia tua disebut sangat berisiko, tapi Budu bisa merawat kehamilannya hingga melahirkan cukup waktu. Pada 15 Juni 2017, Isaiah Somuah Anim junior lahir ke dunia dengan berat sekitar 3,28 kg.
Isaiah adalah bayi yang lucu lho Bun. Dia lahir dengan rambut bergelombang warna cokelat yang lebat. Demikian dikutip dari Daily Mail.
![]() |
Isaiah Junior begitu beruntung. Sebab Pusat Nasional Statistik Kesehatan AS, sebuah divisi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mencatat di hampir 4 juta kelahiran AS pada tahun 2015, hanya 754 bayi yang lahir dari ibu yang berusia di atas 50 tahun.
"Kami belum banyak tidur, tapi saya merasa baik-baik saja dan saya pikir dia (si bayi) sudah tahu suara kami," kata Budu, dikutip dari Times Union.
Di siang hari saat si kecil menangis, suami Budu biasanya akan menelepon dari kantornya. Lalu si bayi dibiarkan mendengarkan suara ayahnya melalui telepon. Kata Budu, biasanya si bayi akan tenang dan berhenti menangis. Wah, kangen ayah nih sepertinya.
Budu sendiri akhirnya berhasil hamil setelah menjalani prosedur kehamilan berbantu alias bayi tabung menggunakan sperma suaminya dan sel telur donor. Namun embrio kemudian ditanamkan ke rahim Budu. Prosedur dilakukan di CNY Fertility Clinic in Latham, demikian dikutip dari dailygazette.com
dr Khusru Iriani dari Niskayuna's Bellevue Women's Cente yang membantu terapi kesuburan keduanya pada awalnya tidak menyarankan pasangan suami istri itu menjalani bayi tabung. Bukan hanya karena usia Budu yang sudah lanjut, tapi juga risiko lain dari hipertensi dan pra-diabetes pada ibu hamil.
"Tapi mereka sangat tenang, memiliki tekad kuat dan telah memikirkan hal ini sejak lama," tutur dr Iriani.
Sebelum melahirkan, dr Irani ingat kaki Budu sangat bengkak, sehingga dirinya khawatir Budu memiliki masalah jantung. Syukurlah pemeriksaan menunjukkan bahwa jantung Budu saat itu dalam keadaan baik.
Dari pasangan ini, kita bisa mengambil pelajaran Bun, untuk tidak pernah berhenti berharap, berdoa dan berusaha. Karena doa kita bisa saja tidak dikabulkan sekarang, tapi nanti di saat yang tepat menurut Tuhan. (jos)