Jakarta -
Dalam keadaan kalut dan emosi, tingkah anak yang sebenarnya sepele bisa jadi masalah serius dan bikin
ibu marah besar.
Ketika kita dikuasai amarah, bukan nggak mungkin diri ini jadi nggak terkontrol hingga dilakukanlah hal-hal yang berakibat fatal ke si kecil. Misalnya aja nih, Bun, yang dilakukan seorang ibu di Jakarta Barat. Karena si anak ngompol, si ibu kalap bahkan menghabisi nyawa putranya dengan menyemprotkan obat nyamuk terus muka si anak ditutup pakai tas kresek.
Berbagai masalah dalam hidup memang bisa jadi beban. Tapi, bukan berarti nggak ada yang bisa dilakukan untuk menghindari hal-hal yang nggak diinginkan. Karena kalau nasi sudah menjadi bubur, cuma penyesalan aja kan, Bun, yang tersisa?
Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan ketika banyak masalah agar nggak sampai kalap dan melakukan hal fatal.
1. Coba Terbuka Saat Alami MasalahDikutip dari detikNews, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edi Suranta Sitepu mengatakab sang ibu yang menjadi tersangka ini tinggal berdua dengan anaknya di kos dan sudah lama ditinggal oleh sang suami. Dalam kondisi begini, tentunya bisa menimbulkan tekanan bagi sang
ibu. Terlebih ketika nggak ada orang yang bisa diajak berbagi soal apa yang kita rasa. Duh, rasanya beban hidup ini berat banget ya, Bun.
"Kita semua terikat dengan perasaan. Jika kita nggak mengutarakan perasaan, keterikatan ini akan memudarkan sebuah hubungan. Entah hubungan dengan suami atau pun dengan teman. Mengutarakan perasaan bisa membuat kita merasa nggak sendirian," kata psikologi klinis Susan Heitler PhD dikutip dari Psychology Today.
Terbuka saat ada masalah bisa membantu kita untuk menyelesaikan masalah itu. Jika masalah selesai, perasaan negatif pun akan pergi. Begitu pula sebaliknya, jika masalah nggak terpecahkan atau bahkan terpendam, hal negatif pun nggak akan pergi dari benak kita.
2. Tahu 'Alarm' Diri dan Lampiaskan Masalah dengan Positif"Ketika kita merasa sering pusing, sering capek, susah tidur atau punya kualitas tidur yang nggak bagus, padahal kita lagi nggak sakit apa-apa, dan nggak ngerjain yang berat. Nah, di situ sebenarnya badan kita udah kasih tahu bahwa kita itu sudah berada di 'batas'", kata psikolog klinis dari Tiga Generasi Inez Kristanti, MPsi.
Jika kita sudah berada di 'batas', kata Inez, jangan melampiaskan masalah dengan hal yang negatif. Lampiaskanlah masalah dengan melakukan hal yang positif, misalnya merawat diri (me time) dan melakukan hobi.
3. Pentingnya Rasa Peduli dari Pihak LuarPeduli bukan hanya ditujukan oleh orang yang kita kenal, Bun. Menurut psikolog klinis forensik, A Kasandra Putranto, kejadian seperti kasus pembunuhan anak oleh anggota keluarga yang kian marak diawali dengan rasa ketidakpedulian dari keluarga dan lingkungan sekitar.
"Sering banget ada kasus
anak memar, entah akibat dipukuli teman, saudara atau orang tuanya. Tapi, pihak sekolah diam saja. Yang sangat disayangkan hingga kini itu, masyarakat cuek dengan masalah-masalah seperti itu," papar Kasandra saat ditemui HaiBunda selepas acara Konferensi Pers Film 'Naura & Genk Juara'.
Begitu pun dengan suami, jika istri sering menangis, marah dan sekiranya menunjukkan perilaku yang aneh. Sebaiknya segera dibawa ke psikolog, untuk dikonsultasikan.
(rdn)