Jakarta -
Menjadi orang tua agar anak oke di segala bidang memang bukan hal yang mudah ya, Bun. Tapi kalau selebriti
Artika Sari Devi memilih untuk nggak memaksa anaknya oke di segala bidang.
Iya, kadang nih, kita yang pengen banget anak kita jadi anak super, jadi anak yang serba bisa. Kita pun mengikutkan mereka ke berbagai tempat kursus atau les. Tapi sudahkah kita bertanya pada anak-anak apakah hal ini mereka suka juga, atau justru membuat mereka terpaksa melakukannya.
Kalau anak malah terpaksa saat melakukan les atau kursus, duh, pasti bikin anak nggak fokus. Nggak cuma itu, mereka nggak termotivasi dan malah stres jadinya. Nggak mau anak-anak stres, Artika nggak ingin memaksakan ambisi pribadinya pada buah hatinya.
"Kalau saya pribadi ya, membebaskan anak untuk memilih sesuai dengan passion-nya," kata Artika saat ditemui HaiBunda di sela-sela acara Anak Cerdas Indonesia (ACI).
 Foto: Istimewa |
Terus kita suka sedih ya, Bun, kalau prestasi akademik anak kita nggak sebagus teman-temannya. Tapi kita harus pahami, Bun, kalau setiap anak itu berbeda. Mungkin anak kita nggak cakap secara akademis, tapi mungkin mereka punya keunggulan di bidang lain.
"Nggak perlu berkecil hati tapi justru mencari tahu lebih banyak tentang apa yang dibutuhkan anak. Kurang lebih seperti itu sih yang saya terapkan ke anak-anak saya juga," papar Putri Indonesia 2004 yang kini sudah punya dua anak ini.
Suatu kali, Tika, demikian sapaan akrabnya, pernah mendapati keluhan si kecil yang nggak menguasai salah satu mata pelajaran. Waktu itu si kecil bilang nggak bisa pelajaran matematika. Lalu gimana respons Artika?
"Saya bilang jangan kecil hati. Nggak semua orang kok jago di math, pasti punya kelebihan yang lain," sambung istri penyayi Baim ini.
Nah, Artika, mengajak kita sebagai orang tua untuk lebih peka menggali potensi
anak. Jadi bisa banget kalau kita mau mengenalkan banyak hal positif ke anak, sehingga kita tahu nih anak lebih berminat ke bidang apa.
Selain itu, Bun, kita juga nggak bisa nih menyeragamkan cara mendidik anak. Jadi nggak bisa kita terapkan cara mendidik ke semua anak kita, karena mereka punya kecerdasan, talenta, potensi, dan karakter yang berbeda-beda.
Ada beberapa anak yang suka dengan tantangan, sehingga semangat kalau ikut kompetisi. Namun beberapa anak lainnya nggak terlalu semangat saat ikut kompetisi.
"Bukannya tidak suka berkompetisi, tapi jiwa kompetisinya belum muncul. Jadi jangan lalu menganggap 'ah dia nggak punya daya juang nih'," ujar Artika.
Bertemu dengan Anak-anak HebatSudah beberapa waktu ini Artika disibukkan dengan kegiatan menjadi juri Anak Cerdas Indonesia (ACI). Di sini Artika mengaku sangat senang karena bertemu dengan anak-anak hebat dengan berbagai kecerdasan.
 Foto: Istimewa |
Menurutnya, 30 anak yang mengikuti kegiatan ini telah mewakili kecerdasan anak-anak Indonesia yang beragam. Anak-anak ini juga hebat-hebat lho, karena mereka nggak termotivasi mengalahkan temannya, tapi didorong untuk mengalahkan situasi yang nggak enak seperti canggung, malu, takut, dan sebagainya.
Bagi Artika, ACI memberikannya inspirasi bahwa kompetisi bukan hanya soal menang atau kalah tapi bagaimana kita bisa lebih baik dari hari kemarin.
"Ini sangat disampaikan dengan jujur, karena di sini kan yang dinilai bukan hanya performa di stage aja," terang Artika.
Penilaian pada anak-anak ini juga dilakukan melalui observasi melalui sejumlah game. Nah,
anak yang mengumpulkan poin paling banyak akan dinyatakan sebagai anak cerdas berkarakter yang menginspirasi.
Seru banget melihat anak-anak ini menampilkan kecerdasannya. Bunda juga bisa lho menyaksikan aksi mereka di
program ACI, setiap hari Minggu, pukul 18.00 WIB di Trans7.
(Nurvita Indarini)