Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Cerita Bunda Mengumpulkan Buku untuk Anak Daerah Terpencil

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Rabu, 10 Jan 2018 15:04 WIB

Dear Anak-anak di daerah terpecil, jangan sampai kalian sulit mendapat buku-buku bacaan ya...
Cerita Bunda Mengumpulkan Buku untuk Anak Daerah Terpencil/ Foto: Web/tamanbacapelangi
Jakarta - Dulu waktu saya masih kecil, ayah saya sering membelikan buku dan majalah anak-anak. Setidaknya seminggu sekali, kami membaca buku dan majalah berbeda. Nggak terbayangkan ada anak-anak di negeri ini yang masih kesulitan mendapatkan buku-buku bacaan.

Ya, di beberapa daerah di Indonesia timur, masih ada yang belum melek huruf. Rasanya sedih ya, kalau kita bisa gampang banget mendapatkan buku, tapi anak-anak di daerah terpencil kesusahan banget.


Hal ini bikin sedih seorang bunda bernama Nila Tanzil. Ini bermula dari hobinya traveling, hingga suatu kali melepas penat di Pulau Komodo. Di tengah liburannya, dia melihat banyak anak-anak di sana menempuh perjalanan dua jam untuk sampai sekolah, itu pun harus melewati jalan yang mendaki. Bahkan anak-anak pergi sekolah dengan modal satu buku dan satu pensil yang dimasukkan dalam kantong plastik. Hal inilah yang mendorong Nila untuk berbuat sesuatu bagi anak-anak tersebut.

Pada 2009, Nila akhirnya mendirikan Taman Bacaan Pelangi (Rainbow Reading Gardens). Ini adalah organisasi nirlaba yang berfokus mendirikan perpustakaan anak-anak serta menyediakan akses buku bacaan untuk anak-anak yang tinggal di berbagai daerah terpencil di Indonesia Timur.

Dari taman baca ini diharapkan bisa menumbuhkan minat baca anak-anak, juga mengembangkan kebiasaan membaca anak sejak usia dini. Caranya adalah dengan menyediakan akses buku untuk anak-anak yang tinggal di daerah pelosok di Indonesia Timur.

Cerita Bunda Mengumpulkan Buku untuk Anak Daerah TerpencilAnak-anak di taman baca pelangi. Foto: Web/tamanbacapelangi


Nila sendiri pertama kali mendirikan perpustakaan di Roe, sebuah kampung kecil di kaki gunung Flores dengan menyediakan 200 buku. Sekarang, dengan bantuan dari para donor dan relawan, perpustakaan Roe memiliki 2.000 buku anak-anak.

Taman Bacaan Pelangi secara resmi terdaftar sebagai yayasan dengan nama Yayasan Pelangi Impian Bangsa di tahun 2013. Pada tahun yang sama, taman baca ini juga menerima penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka 2013 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Per Juli 2017, taman baca ini telah mendirikan 63 perpustakaan anak-anak yang tersebar di 15 pulau di Indonesia Timur antara lain, daerah NTT (Nusa Tenggara Timur), Flores, Rinca, Papagaran, Kukusan, lalu ada NTB (Nusa Tenggara Barat), Lombok, Sumbawa, Maluku, Sulawesi dan masih banyak daerah lainnya.


Taman Bacaan Pelangi sudah memberikan akses buku kepada lebih dari 17 ribu anak yang berusia 5 hingga 13 tahun lho, Bun, dan menyediakan lebih dari 117 ribu buku bacaan serta memberika pelatihan pada 520 guru. Setiap perpustakaan taman baca ini punya minimal seribu hingga tiga ribu buku cerita anak-anak.
Cerita Bunda Mengumpulkan Buku untuk Anak Daerah TerpencilAnak-anak di taman baca pelangi. Foto: Web/tamanbacapelangi


Sebelum meninggalkan karirnya untuk fokus mengembangkan Taman Bacaan Pelangi, Nila pernah bekerja di perusahaan nasional maupun mutinasional. Nila sendiri bergelar Master of Arts in European Communication Studies dari Universiteit van Amsterdam, dan lulusan terbaik dari Hubungan Internasional UNPAR.

Nggak hanya itu, Nila juga sudah banyak menerima penghargaan lho seperti, 10 Iconic Women 2016 dari Senayan City, Forbes Indonesia 10 Inspiring Women 2015 dari Forbes, Kartini Next Generation 2013 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak.

Semoga kepedulian Nila pada anak-anak yang kurang beruntung menular ke mana-mana ya,Bun.
(Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda