Jakarta -
Ada atau tidaknya asisten rumah tangga (ART) untuk membantu mengerjakan tugas di rumah yang tidak ada habisnya memang balik lagi sama keputusan kita sendiri ya, Bun. Ada yang merasa belum butuh ART karena masih bisa di-handle sendiri, ada juga yang merasa lebih bebas tanpa ART.
Tapi kadang nih, baik ibu di rumah maupun ibu yang bekerja di luar rumah, pernah nggak sih merasa stres karena pekerjaan rumah yang nggak kunjung habis? Hmm, kayaknya bohong banget ya, Bun, kalau benar-benar bebas dari stres, he-he-he.
Saya adalah salah satu yang punya ART. Jadi pagi-pagi sebelum berangkat bekerja dan sepulang kantor berbagi tugas sama suami untuk mengerjakan 'PR-PR' di rumah. Kalau buat saya nih, jadi terasa stres kalau masih membawa pulang pekerjaan, sementara tugas di rumah menumpuk, plus anak minta ditemani main, sementara suami belum pulang.
Tentu ini bukan masalah saya seorang diri. Ibu-ibu lainnya, dan mungkin Bunda sendiri, juga punya masalah serupa ya. Lalu bagaimana menghindarkan diri dari stres di saat pekerjaan rumah terasa tidak ada habisnya?
Bunda bernama Puput, mengatakan dirinya sejauh ini masih oke mengerjakan tugas-tugas rumah tangga tanpa bantuan ART. Hanya saja, dirinya sering kali gampang stres saat anaknya susah makan. Soalnya nih, Bun, putra Bunda Puput ini suka banget makan sayur dan buah, tapi giliran makan nasi dan lauk-pauk pasti butuh waktu lama.
 Puput bersama anaknya/ Foto: Nurvita Indarini |
"Mmm belajar sabar aja. Jadi aku dan anak aku sama-sama belajar," ujar Puput saat ditemui di sela-sela ulang tahun pertama anak-anak yang tergabung dalam Birth Club Desember 2016 di Twin House, Cipete, Jakarta Selatan.
Rissa, bunda lainnya, kadang merasa stres saat rumah sering berantakan. Jadi baru sebentar diberesin, eh udah diberantakin lagi sama si kecil. Lalu gimana solusinya?
"Dibawa santai saja. Beresinnya nanti malam-malam, pas anak sudah tidur," ujar ibu satu anak ini.
 Rissa bersama suami dan anaknya/ Foto: Nurvita Indarini |
Untungnya lagi nih, sang suami selalu siap mengerjakan tugas rumah lainnya seperti mencuci piring dan beres-beres rumah. Lalu untuk memasak, biasanya sayur dan lauk sudah disiapkan di malam hari, sehingga pagi-pagi sebelum anaknya bangun, Rissa bisa memasak lebih cepat.
Martha, ibu satu anak yang tinggal beda negara dengan sang suami juga melakukan semua hal sendiri tanpa bantuan ART. Dirinya yang terbiasa perfeksionis sebenarnya rentan banget stres melihat rumahnya berantakan. Ya, tapi gimana lagi ya, Bun, namanya anak satu tahun pasti mulai lebih sering mengeksplorasi lingkungannya, sehingga semua hal dipegang, dibuang, dan lain-lain.
"Saya dulu waktu masih kerja maunya semua rapi, maunya terkendali. Setelah melahirkan maunya seperti itu juga, tapi lama-lama saya paham kerja dan mebgasuh anak itu dua hal yang beda. Kalau saya perfeksionis nanti saya yang kecapekan sendiri," tutur Martha.
 Martha bersama anaknya/ Foto: Nurvita Indarini |
Jadi sekarang saat rumahnya berantakan, Martha nggak akan langsung membereskannya. Dia akan melakukan hal yang menyenangkan diri sendiri dan si kecil ketimbang sibuk membereskan rumah yang nggak lama akan berantakan lagi.
"Kalau sudah nggak capek, baru saya kerjain semuanya. Kalau stres buka hape sebentar, nge-mal sama anak. Anak saya lebih butuh ibu yang bahagia, bukan ibu yang sempurna," imbuh Martha.
Kalau soal makan gimana? Kata Martha, saat dirinya begitu lelah, pesan makanan secara online adalah pilihan paling masuk akal.
Nah, kalau Bunda gima untuk mencegah stres saat harus berkutat dengan pekerjaan rumah yang nggak ada habisnya?
(Nurvita Indarini)