Cedar Hill, Texas -
Memiliki banyak anak kadang benar-benar di luar dugaan. Terlebih, memiliki lima anak. Hal ini dirasakan oleh Amber Rojas (35), ibu asal Texas. Terlebih anak kelimanya yang baru lahir memiliki
Down syndrome.
"Saya tidak yakin berapa banyak pasangan yang memang berencana punya lima anak. Kami perlu menyeimbangkan perkawinan, dua pekerjaan, dan empat anak yang sangat sibuk. Jadi bayangkan betapa terkejutnya ketika kami akan memiliki anak lagi. Rasanya campur aduk," tutur Amber dikutip dari Love What Matters.
Amber ingat dirinya pernah crurhat pada bidannya, Kaitlyn. Kala itu bidannya tak berkomentar apa-apa selain menunjukkan cinta dan kasih sayang untuk Amber. Bu bidan bilang Amber dapat melakukan itu karena semuanya adalah rencana Tuhan.
"Saya sangat gugup untuk memberitahu semua orang bahwa kita memiliki bayi lagi, tapi semua orang sangat senang sehingga memberi saya kenyamanan. Karena ini adalah anak kelima, saya ingin membuatnya sebagai kejutan, sesuatu yang berbeda untuk ditunggu, terutama karena kami benar-benar tidak berencana untuk memiliki anak lagi. Saya dan keluarga memutuskan untuk tidak mengetahui jenis kelaminnya," kata Amber.
Amber mengaku sejak awal keluarganya mengira ia akan melahirkan anak laki-laki. Ia juga merasa ada sesuatu yang berbeda. Amber bilang nggak tahu kenapa ia punya feeling seperti itu. Tapi ia selalu bilang pada suaminya, "Bayi ini akan berbeda,".
"Kehamilan saya tidak berbeda, tapi saya tahu ada sesuatu. Suami bilang saya terus mengatakan hal itu karena kami tidak tahu apa jenis kelamin bayinya. Tapi itulah yang saya rasakan," sambung Amber.
Menjelang persalinannya, ia bisa merasakan janinnya bernapas dengan cara yang sangat berbeda, begitu cepat dan konsisten. Tapi lagi-lagi, nggak ada yang mempercayainya.
"Pada usia kehamilan 38 minggu enam hari, saya mulai merasakan kontraksi, sangat cepat dan keras. Saya hampir tidak bisa jalan sampai ke bak mandi, tapi saya paksa untuk bisa melakukannya. Saya berada di sana selama mungkin, lima menit sebelum bayi itu tiba-tiba keluar dengan menakjubkan seperti persalinan yang selalu saya inginkan," tuturnya.
Hal berikutnya yang ia tahu, seorang bayi berparas manis ditaruh di atas tangannya. Kata Amber, momen itu begitu emosional. Begitu melihat ke wajah bayinya, ia tahu bayinya memiliki
Down syndrome.
"Keluarga saya bertanya, 'Apa jenis kelaminnya'. Saya benar-benar lupa bahwa kami tidak tahu apakah dia laki-laki atau perempuan. Saya melihat ke bawah, dan terkejut bahwa saya melahirkan seorang gadis cilik. Pikiran saya tentangnya yang mengalami Down syndrome pergi begitu saja karena saya sangat senang keluarga kami memiliki seorang gadis lagi," tambah Amber.
Amber sebenarnya nggak terlalu tahu tentang Down syndrome. Hanya saja, saat menyusui si kecil dia merasa ada yang berbeda. Si kecil benar-benar lemas, pun matanya.
Amber menggendong Amadeus, anaknya dengan Down Syndrome/ Foto: Unscripted Birth |
"Kami semua memiliki mata kecil, tapi mata kecil bayi saya berbeda. Saya terus berpikir, 'Mengapa tidak ada yang berkata atau berkomentar?' Lalu saya melihat dia bernapas dan rasanya seperti merasakannya lagi di perut saya, hal ini karena cacat pada jantungnya, detaknya cepat dan konsisten," ujar Amber.
Bidan yang membantu persalinan Amber pun memberi tahu bahwa si kecil lahir dengan Down syndrome. Meski mencurigai ada yang nggak beres, Amber tetap kaget mendapati informasi itu dari sang bidang. Namun Amber berusaha tenang dan mencari tahu lebih banyak tentang Down syndrome.
Amber berharap informasi yang dia dapat bisa membantunya dalam merawat si kecil yang diberi nama Amadeus dengan baik. Setelah itu, Amadeus menjalani pemeriksaan di rumah sakit dan diketahui memiliki masalah dengan detak jantungnya. Setelah melewatu beberapa tes, Amadeus menjalani operasi jantung terbuka pada Selasa (20/2) lalu.
"Bagi kami, dia seperti semua bayi lain. Ia butuh susu. Ia menangis saat popoknya basah atau tidak nyaman. Dia tersenyum saat melihat kami, dan kami sangat mencintainya. Tuhan memberi kami Amadeus karena suatu alasan. Bagi kami dia sempurna. Kami tidak melihat diagnosis atau labelnya. Kami melihat ia adalah putri kami, Amadeus Reign Rojas," tutup Amber.
Terkait Down syndrome, menurut dr Widya Dwi Astuti, SpOG dari RS Universitas Gadjah Mada (UGM), kondisi itu muncul bukan karena faktor keturunan. Kelainan ini disebabkan adanya kromosom 21 rangkap tiga atau disebut dengan trisomi 21. Dengan kata lain, Down syndrome disebabkan adanya kelainan di kromosom nomor 21.
Down syndrome merupakan kelainan genetik bawaan yang menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang anak. Kelainan ini dicirikan antara lain wajah yang khas seperti ras Mongoloid. Karena itu,
Down syndrome sering juga disebut sindrom mongolisme, demikian dikutip dari detikHealth.
Seperti anak lainnya, anak-anak dengan down syndrome juga bisa punya kehidupan yang berkualitas kok. Misalnya aja Laura Green dari London yang punya perusahaan aksesoris dan Connie-Rose Seabourne, balita dengan Down syndrome yang jadi model cilik.
(rdn)