Jakarta -
Zaman sekarang, pengunaan
media sosial (medsos) sudah lumrah. Terlabih bagi orang tua baru yang umumnya hobi mengunggah aktivitas anak di medsos. He-he-he. Tapi, apakah medsos bisa berpengaruh pada kecemasan dan depresi yang dialami orang tuabaru?
Pada dasarnya, sesuatu yang berlebihan nggak baik buat diri kita ya, Bun. Termasuk penggunaan media sosial yang bisa memengaruhi kondisi mental orang tua baru, terutama ibu. Kata Dr Lucinda, psikiater perinatal satu dari lima ibu mengalami masalah kesehatan mental selama kehamilan atau tahun pertama setelah kehamilan.
Kondisi ini bisa diperparah dengan penggunaan
media sosial. Dilansir
Essential Baby, studi terhadap 721 wanita menemukan para ibu yang membandingkan dirinya dengan ibu lain di media sosial cenderung lebih depresi. Soalnya, para ibu merasa kurang kompeten menjadi orang tua.
Lalu, ada penelitian dari Priory Group yang menemukan satu dari lima orang tua melaporkan bahwa mereka suka berfoto dan mengunggahnya ke Instagram atau Facebook dan media sosial lainnya. Meski begitu, para orang tua merasa nggak puas, Bun. Kemudian 23 persen orang tua mengaku merasa merasa tertekan dengan media sosial.
 Ilustrasi orang tua baru main gadget/ Foto: thinkstock |
Sebanyak 40 persen dari 1.000 orang tua mengaku foto-foto anak yang ideal di medsos plus terlalu sering dibagikan di medsos bikin orang tua baru merasa cemas. Sementara itu, 26 persen orang tua berpendapat orang tua yang terlalu sering memposting foto anaknya di Instagram berkontribusi pada depresi yang dialami orang tua baru. Meski begitu, ada juga responden yang mengaku pakai medsos supaya terhubung dengan orang tua lain, Bun.
Kemudian, 10 persen orang tua merasa beberapa situs media sosial dapat membuat ibu baru merasa terkucilkan. "Media sosial memiliki dampak pada kesehatan emosional dan kebahagian pada orang tua baru," kata Dr Nicole Highet, pendiri dan direktur eksekutif Center of Perinatal Excellence (COPE).
Nicole bilang, berusaha jujur dan realistis terhadap kehidupan sehari-hari bisa membantu orang tua nggak terlalu berekspektasi tinggi terhadap kehidupan sebagai orang tua. Kemudian, perlu banget orang tua menyadari bahwa apa yang ada di media sosial nggak selamanya persis dengan apa yang terjadi di kehidupan nyata.
Dilansir
detikcom, survei yang dilakukan Privilege Home Insurance menemukan 6,9 juta orang dewasa di Inggris kerap membanding-bandingkan kehidupan nyata mereka dengan hidup teman-temannya yang di-posting di social media.
Padahal kenyataan tidak selalu sesuai dengan imej di dunia maya, yang seringkali dilebih-lebihkan atau 'dibingkai' sedemikian rupa agar terlihat 'sempurna'. Lebih dari 50 persen responden juga merasakan tekanan untuk menggunakan
media sosial. Sebanyak 56 persen orang mengatakan merasa harus mem-posting dan menyebarkan konten-konten menarik agar selalu diperhatikan pengguna akun lain.
(rdn/rdn)