Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Pasangan yang Menikah di Usia Terlalu Muda Lebih Rentan Cerai?

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Senin, 28 May 2018 09:01 WIB

Pasangan suami istri menikah di usia terlalu muda katanya lebih rentan bercerai ketika ada masalah dalam rumah tangga. Benarkah?
Pasangan yang Menikah di Usia Terlalu Muda Lebih Rentan Cerai?/Foto: Thinkstock
Jakarta - Ketika merasa sudah mantap untuk menjalin komitmen hidup bersama dengan pasangan pastinya sudah tidak ada alasan lagi untuk menunda pernikahan. Tapi, ketika ada masalah dalam rumah tangga hingga memutuskan bercerai, nggak jarang usia saat menikah pun disalahkan.

Memang sih, apalagi di Indonesia, usia jadi salah satu pertimbangan untuk menikah. Apalagi jika seseorang dianggap terlalu tua tapi belum menikah, wah siap-siap saja mendapat jutaan pertanyaan, 'kapan nikah?'. Tapi, apakah menikah muda sudah terjamin nggak akan ada kata perceraian?

Menurut psikolog klinis dewasa, Inez Kristanti, terkait usia pernikahan ideal memang ada penelitiannya, Bun. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa angka perceraian terendah ada pada usia pasangan suami istri 28-32 tahun. Namun ada juga yang menunjukkan bahwa angka perceraian terendah ada pada usia pasangan suami istri 45-49 tahun.

"Jauh kan bedanya? Intinya, usia memang berpengaruh. Tidak disarankan untuk menikah di usia yang terlalu muda. Namun, usia juga bukan penentu segalanya," kata Inez saat ngobrol dengan HaiBunda.

Inez mengatakan yang lebih menentukan adalah kematangan dan kedewasaan sebagai individu. Soal kedewasaan seseorang memang tidak bisa ditentukan oleh usia semata. Akan tetapi umumnya semakin matang usia, semakin matang pemikirannya, termasuk menghadapi masalah rumah tangga.

Pasangan yang Menikah di Usia Terlalu Muda Lebih Rentan Cerai?/Pasangan yang Menikah di Usia Terlalu Muda Lebih Rentan Cerai?/ Foto: ilustrasi/thinkstock


Tapi yang perlu digarisbawahi, sulit bagi seseorang untuk membina hubungan yang sehat dengan orang lain apabila ia masih belum dapat merasa bahagia dengan dirinya sendiri.

"Sayangi dan hargailah diri sendiri terlebih dahulu baru memutuskan untuk menikah, bukan menikah untuk merasa berharga," tutur Inez.

Psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi, mengatakan jika seseorang menikah terlalu muda, misalnya masih SMA atau begitu lulus SMA langsung menikah, bisa jadi ada life stage yang tidak terisi. Nah, yang tidak terisi ini, bisa jadi akan minta diisi, suatu saat nanti.

Kata Ratih, jika ada pasangan yang menikah terlalu muda kemudian tidak lama terjadi perselingkuhan ataupun perceraian, bisa jadi itu dampak dari life stage yang tidak terisi. Ratih beberapa kali menemui pasangan yang terlalu muda menikah bercerai ketika usia pernikahannya baru seumur jagung.

"Saya pernah menemukan perempuan menikah di usia 12 tahun, lalu di usia 15 tahun bercerai. Di usia 17 tahun, anaknya berusia 4 tahun," imbuh Ratih.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda